Mohon tunggu...
Gatot Winarko
Gatot Winarko Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola

Timnasku, Kebangganku (Sebuah Mimpi di Siang Bolong)

5 November 2015   11:22 Diperbarui: 5 November 2015   11:59 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beginilah hari-hari seorang pemuda pencari kerja. Selain aktif (dengan tujuan yang tidak jelas) di media sosial, tidur sewaktu-waktu adalah aktivitas yang rutin dilakukan. Maka jam 10 pagi setengah siang adalah waktu yang tepat untuk merebahkan badan di kasur. Sungguh nikmat rasanya.

Hari ini, seperti biasanya, jam 10.00 WIB rasa kantuk melanda. Setelah jenuh nonton TV, saya beranjak ke kamar. Sebentar main HP, browsing, kasih komentar di media sosial dan portal berita online, tiba-tiba saya masuk ke sebuah kenyataan yang selama ini saya harapkan. Timnas Juara Piala Asia !!

Seingat saya, ada tulisan tahun 2019 di spanduk yang membentang pada saat perayaan juara. Tapi entahlah, namanya juga mimpi.

Di laga final yang tersaji dalam 30 menit alam  mimpi saya, permainan Timnas Garuda sungguh mengundang decak kagum. Dimana serangan terbangun rapi. Umpan-umpan pendek dengan tingkat akurasi lebih dari 90% dipadu dengan through pass membuat pertahanan lawan (kalau gak salah lawannya Korsel) kalang kabut. Di sisi sayap, terdapat seorang pemain lincah di masing-masing sisi yang meliuk-meliuk dan sesekali cutting inside dan melepaskan tendangan maut.

Suasana tribun juga sangat menarik bagi pemirsa TV di rumah. Dimana para suporter tak henti-hentinya menyanyikan lagu, mulai dari Indonesia Raya, Maju Tak Gentar, hingga Garuda di Dadaku. Bunyi terompet tak jarang menambah suasana gegap gempita di stadion.

Skor akhir 3-1, seorang pemain sayap bernomor punggung 11 mencetak 2 gol, dimana salah satunya melalui tendangan bebas. Sedangkan satu gol lain dicetak seorang bek tengah nomor punggung 5. Postur jangkungnya berhasil dimanfaatkan dalam situasi sepak pojok.

Dengan hasil ini, maka Indonesia mencatatkan sejarah sebagai negara Asia Tenggara pertama yang menjadi juara Piala Asia.

Sebelum saya bangun, saya masih sempat mendengarkan ulasan para komentator saat menunggu seremoni penyerahan piala dan medali.

Saya ingat betul, komentar pertama yang keluar dari mulut sang komentatot adalah "Inilah Bung, hasil dari reformasi sepak bola selama 4 tahun terakhir pasca sanksi dari FIFA."

"Kita semua tahu, Pemerintah bersama dengan PSSI telah membangun sarana dan prasarana yang memadai. Berkat jaminan dari Pemerintah, banyak sponsor yang mau investasi modal. Hasilnya, dana melimpah digunakan untuk memperbaiki fasilitas seperti stadion dan tempat pemusatan latihan. Di tahun pertama pasca sanksi dicabut, inilah yang gencar dikampayekan. Kenapa demikian? Kita tahu bahwa pembangunan secara fisik memiliki banyak hambatan dan hasilnya sangat terasa adanya. Maka dari itu perlu langkah nyata tanpa adanya penundaan-penundaan dengan dalih blablabla.

Selain itu, yang sangat berbeda pasca sanksi adalah kondisi kompetisi di Indonesia. Dimana fariplay dijunjung tinggi. Mahaka yang terbukti sukses menggelar Piala Presiden dimana mereka juga punya independensi serta profesionalitas yang mumpuni, ditunjuk sebagai operator liga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun