Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tolong Jangan Nyinyir pada Orang yang Hobi Naik Gunung

9 Desember 2023   13:02 Diperbarui: 9 Desember 2023   16:24 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pendaki gunung. (sumber foto: riyan_hidayart / Pixabay)

Jadi karena jumlah peserta pendakian yang cukup banyak, sekira 20an orang, para "petinggi" kegiatan membagi para peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari lima hingga enam orang.

Saya kurang tahu mengapa mereka memutuskan seperti itu padahal naiknya juga barengan. Mungkin karena kabut tebal yang mulai turun sehingga akan lebih aman jika peserta dipecah-pecah.

Jalur turunnya juga berbeda dengan jalur ketika naik ke puncak. Saya pikir mungkin karena jalur naik yang cukup curam dengan kemiringan kira-kira 45-50 derajat, dimana itu membahayakan bila dilalui kembali sebagai jalur turun di tengah kabut.

Kabut tersebut memang cukup mengganggu penglihatan kami ketika perjalanan turun. Kadang muncul gerimis membuat kami mencari perlindungan di balik semak atau dahan pohon. Ketika cerah, tampak pemandangan kota yang begitu menakjubkan di bawah sana.

Nah, ini yang sangat menarik dari aktivitas mendaki gunung. Kita jadi bisa melihat dunia yang begitu luas. Tak heran ada orang yang hobi naik gunung karena memang sebegitu menakjubkannya pemandangan dunia dari atas sana.

Ketika saya berkesempatan mendaki Gunung Semeru (3.676 dpl) yang masih aktif, saya cukup lama menikmati pemandangan alam yang super duper beautiful ketika beristirahat mendaki bukit pasir menuju puncak dan ketika berada di Puncak Mahameru. Kepulan asap dari kawah Mahameru di seberang sana membumbung tinggi begitu indahnya. Indah tapi sebenarnya mematikan.

Begitu takjub rasanya melihat keindahan ciptaan Sang Maha Kuasa. Keindahannya susah dituangkan ke dalam kata-kata ataupun dicurahkan di atas kain kanvas. 

Ketika menatap ke arah horison, ada barisan awan yang luar biasa indah. Juga tampak beberapa gunung lainnya misalnya kompleks Gunung Bromo yang "tidak begitu jauh" dari Gunung Semeru, Gunung Raung dan Gunung Merapi. Ketika menatap langit yang biru, rasanya begitu dekat dengan angkasa raya.

Nun di kejauhan juga tampak Samudera Hindia, sempat membuat merinding karena ternyata gunung yang kami daki sebegitu tingginya. Jadi berpikir, bagaimana pemandangan dari gunung yang lebih tinggi ya?

Saya sampai hampir menitikkan air mata saking begitu takjubnya melihat pemandangan di depan kedua mata saya yang tiada tara. Meski masih ngos-ngosan, mulut saya tak henti menggumamkan kalimat dzikir, memuji kreasi Yang Maha Tinggi.

Kembali tentang pengalaman mendaki Gunung Penanggungan, kami berjalan turun melintasi jalan setapak sempit melintasis emak belukar yang kadang berduri, juga melintasi hutan yang cukup creepy. Dalam satu kelompok kami sebenarnya ada yang sudah pernah naik gunung, tapi ternyata dia juga merasa bingung dengan jalur turun yang kami tempuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun