Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Mbak Taylor, Mbak Taylor, Aku Mau Curhat...

14 Oktober 2023   20:01 Diperbarui: 17 Oktober 2023   02:46 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Belakangan ini ada lagi yang viral di TikTok, X dan Instagram. Konten curhat kepada Mbak Taylor.

Konten curhat itu misalnya seperti ini: "Mbak Taylor, aku penginnya cepet nikah tapi dia penginnya sahabatan aja." Atau lainnya: "Mbak Taylor, aku sudah pake outfit K-Pop custom biar dia seneng sama aku, eee ternyata dia jadian sama sahabatku."

Coba cek tiga medsos itu pasti ada/lewat curhatan kepada Mbak Taylor. Ada yang curhat tentang cinta, masalah kerjaan, masalah hidup, sampai kena tipu orang. 

Tapi ada juga beberapa unggahan jokes yang bikin kita senyum. Berikut salah satu konten curhatan kepada Mbak Taylor yang bikin kita senyum (ini milihnya random ya):


Sepertinya Mbak Taylor ini seorang pendengar yang baik, yang siap menerima curhatan orang lain bahkan curhatan orang yang nggak kenal dia, eh nggak dia kenal. Di benak saya, Mbak Taylor ini seorang yang ayu, tenang, keibuan dan bijaksana.

Hmm... Jadi penasaran dengan sosok Mbak Taylor itu? Mungkin ada yang kenal baik dengan sosok Mbak Taylor ini, atau mungkin ada yang SKSD (sok kenal sok dekat)? Biar orang yang ingin curhat bisa lebih enak gitu curhatnya.

Nah, pas iseng-iseng membuka Instagram, lewatlah sebuah konten reels berisi curhatan kepada Mbak Taylor itu. Sayup-sayup terdengar backsound lagu Taylor Swift berjudul "All Too Well".

Owalahh... Sekarang saya jadi paham maksudnya.

Mbak Taylor adalah... Taylor Swift?

Jadi sepertinya semua ini ada hubungannya dengan... album terbaru Taylor Swift. Yup, konten-konten Mbak Taylor itu sepertinya adalah gimmick album terbaru penyanyi asal Amerika yang kabarnya akan dirilis Oktober 2023 ini. 

Sebenarnya bukan album baru, tapi album lama yang diracik ulang dengan sebutan Taylor's Version alias versi Taylor Swift.

Nah, album lama Taylor Swift yang akan dirilis sebagai Taylor's Version kali ini adalah "1989 (Taylor's Version)", yang rencananya akan dirilis tanggal 27 Oktober 2023. Ini adalah versi terbaru dari album berjudul "1989" yang dirilis tahun 2014 silam.

Pada waktu itu, album "1989" menduduki peringkat satu di sejumlah negara. Ada beberapa lagu hits dalam album tersebut yaitu "Shake It Off", "Blank Space" dan "Style". Nah, lagu-lagu di album "1989" versi Taylor ini, sebagaimana album-album Taylor's Version sebelumnya, pastinya diaransemen kembali dengan versi Taylor dengan sound baru.

Taylor Swift di sebuah konsernya. (sumber: CelebMix / TAS Rights Management)
Taylor Swift di sebuah konsernya. (sumber: CelebMix / TAS Rights Management)

Sejauh ini sudah ada tiga album lama Taylor Swift yang dirilis kembali dengan versi Taylor's Version yaitu "Fearless" (2021), "Red" (2021), dan "Speak Now" (2023). Meski memuat lagu-lagu lama, album-album lama racikan baru itu terdengar fresh.

Selain tracks lama yang diracik ulang, Taylor juga memasukkan sejumlah lagu yang belum pernah dirilis. Di album "Fearless (Taylor's Version)" misalnya, ia memasukkan lagu  "You All Over Me", "That's When" dan beberapa lagu lainnya yang ditulis di tahun 2008 yang entah mengapa tidak dimasukkan di album "Fearless" di tahun 2008.

Sebagai contoh, mari kita bandingkan lagu "All Too Well" versi album "Red" (2012) dan versi album "Red (Taylor's Version)" (2021). Berikut ini lagu versi aslinya:


Berikut ini versi Taylor's Version:


Sepintas tidak ada perbedaan, akan tetapi versi Taylor's Version terdengar lebih berbeda, musiknya lebih kaya nuansa.

Di album yang dirilis ulang tahun 2021, Taylor juga membuat versi lain dari lagu "All Too Well" yang disebut "10 minutes version" dengan durasi 10 menit dengan tambahan lirik baru. Berikut lagunya:


Mengapa Taylor Swift merilis ulang album lamanya?

Motivasi Talor Swift merilis album-album lamanya dengan tajuk Taylor's Version sudah diinfokan oleh banyak media. Rencananya Taylor akan merilis seluruh album lamanya ketika ia masih bernaung di bawah label Big Machine Records. Album-album Taylor's Version dirilis lewat Republic Record, label baru dimana Taylor kini bernaung.

Pada intinya Taylor Swift ingin memiliki semua hak cipta atas master recordings atau rekaman asli karya musiknya yang jatuh ke pihak lain. Ketika ia bergabung dengan Big Machine Records, hak atas rekaman asli karya musiknya dikuasai oleh perusahaan rekaman tersebut.

Pada tahun 2019, Big Machine Records diakuisisi oleh figur musik terkenal Scooter Braun lewat Ithaca Holdings. Itu artinya, Scooter memiliki hak atas seluruh katalog musik Taylor sejak album pertama "Taylor Swift" (2006) hingga album "Reputation" (2017) dimana ia berhak mengontrol perilisannya termasuk berhak pula atas royalti di masa mendatang.

Tapi ternyata di tahun 2020, Scooter menjual katalog musik Taylor tersebut kepada Shamrock Holdings. Kesepakatan itu pastinya membuat Scooter Braun mendapatkan cuan yang tidak kecil.

Nah, Taylor tidak menyukai kesepakatan tersebut. Ia juga merasa dikhianati oleh Scott Brochetta, CEO Big Machine. Ditambah perseteruan personal antara Taylor dan Scooter Braun yang penuh drama.

Berbekal publishing rights atau hak penerbitan yang ia miliki, Taylor pun berencana merilis ulang seluruh album-albumnya semasa ia bernaung di bawah Big Machine Records (dimana kini seluruh master recordings-nya dikontrol oleh Shamrock Holdings). 

Mbak Taylor merasa berhak atas karya musiknya yang seluruh liriknya ia tulis baik ia tulis sendiri ataupun bersama dengan sejumlah co-writers.

Penjelasan saya di atas merupakan secuil dari isu kompleks yang dialami oleh Taylor Swift yang saya baca dari berbagai sumber. Silakan bisa googling sendiri atau membaca beberapa artikel tentang ini di Cosmopolitan, The Hollywood Reporter, Insider, dan BBC.

Saya pribadi memandang apa yang dilakukan Taylor Swift tersebut adalah upayanya untuk menghalangi pihak manapun yang tidak berhak atas karya musiknya tapi berusaha mengambil keuntungan darinya. 

Sepertinya ia berusaha menawarkan racikan baru dari lagu-lagu lawasnya kepada seluruh fansnya agar memori di kepala mereka terhadap lagu-lagu Taylor adalah yang versi Taylor's Version, bukan versi lamanya.

Karena upayanya itu, Taylor disebut-sebut sebagai "the music industry", mampu mengontrol musiknya di tengah isu yang ia hadapi. Tidak mudah bagi seorang musisi untuk menguasai master recordings karya musiknya. Juga tidak banyak musisi yang mampu melakukan itu.

Dengan merilis ulang album-album lamanya dengan tajuk Taylor's Version, Taylor Swift kini memiliki kontrol penuh atas karya-karya musiknya. 

Ketika ia bergabung dengan Republic Records, kedua belah pihak menyepakati bahwa Taylor memiliki hak sepenuhnya atas master recordings sejak album "Lover" (2019) hingga album-album di masa mendatang termasuk album-album Taylor's Version. (sumber: Bandwago Asia)

Taylor Swift masih memiliki dua album lagi yang rencananya juga bakal ia rilis ulang dengan tajuk Taylor's Version, yaitu debut album "Taylor Swift" (2006) dan "Reputation" (2017). Ketika nantinya dua album itu ia rilis ulang, maka ia akan memiliki serta mengontrol seluruh master recordings dari seluruh karya musiknya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun