Saya rada penasaran dengan manusia artifisial yang bisa dekat dengan keluarga manusia asli. Nah, di bagian lain dalam film ini ada adegan yang menggambarkan tentang teknologi copy-paste memori manusia dari otak manusia yang telah meninggal dunia ke suatu device elektronik.
Saya menyimpulkan bahwa manusia robot yang hidup dengan manusia asli itu sebenarnya adalah anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Jadi memori anggota keluarga yang meninggal dunia itu disalin ke memori manusia artifisial agar memiliki memori yang sama persis.
Transfer memori dari otak manusia ke robot ini punya prosedur ketat dimana harus segera dilakukan segera setelah seorang manusia meninggal dunia. Semakin lama orang telah meninggal dunia, maka semakin sedikit memori yang bisa ditransfer.
Jadi ingat dengan film "Chappie" (2015) yang menceritakan tentang robot yang memiliki memori manusia berkat teknologi transfer memori dari otak manusia ke memori robot. Akan tetapi robot dalam film "Chappie" berpenampilan fisik seperti robot, bukannya manusia.
Manusia artifisial kanak-kanak yang sakti mandraguna
Lima tahun setelah insiden penyergapan di rumahnya, yang membuat ia kehilangan Maya, Joshua kembali bertugas sebagai tim militer AS untuk memburu Nirmata. Ia berada di New Asia untuk mencari lab AI di mana Nirmata sedang mengembangkan senjata AI super dahsyat yang disebut dengan Alpha O.
Selain mendapat tugas memburu Nirmata, rupanya ia memiliki misi pribadi yaitu mencari Maya yang menurut info yang ia terima masih hidup. Ia bertanya kepada warga, kepada siapa saja yang mengenali Maya yang ia tunjukkan melalui layar gawainya.
Singkat cerita, dalam sebuah misi penyergapan di sebuah pedesaan yang permai, tim Joshua menemukan sebuah lab AI di bawah tanah yang dicurigai sebagai lokasi pengembangan senjata AI yang disebut-sebut dahsyat itu.
Ruangan tempat pengembangan senjata itu dilindungi oleh suatu sistem kemananan yang sangat sulit ditembus. Setelah diretas oleh rekan Joshua, pintu laboratorium itu berhasil terbuka.
Dengan was-was, Joshua menelusuri bagian dalam ruang lab tersebut. Di dalam sana ternyata ia berjumpa dengan seorang anak perempuan artifisial yang sedang duduk menonton televisi.
Ternyata senjata yang mereka cari berwujud sebagai anak perempuan artifisial yang lucu nan lugu. Karakter ini diperankan dengan baik oleh artis cilik pendatang baru berusia sembilan tahun, Madeleine Yuna Voyles.