Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Djokovic, Alcaraz dan Medvedev di Pusaran Persaingan Menjadi Petenis Nomor Satu Dunia

15 September 2023   18:57 Diperbarui: 15 September 2023   19:51 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai menjuarai grand slam US Open 2023, Novak Djokovic (Serbia) kini resmi menjadi petenis nomor satu dunia. Dalam daftar peringkat Pepperstone ATP Rankings Singles edisi 11 September 2023, Djokovic menggeser Carlos Alcaraz Garfia (Spanyol) dari posisi pertama ke dua dunia.

Berkat tambahan poin juara US Open 2023, Djokovic mengumpulkan poin total sebesar 11.795 poin. Sedangkan Alcaraz yang tersingkir di babak semifinal harus rela kehilangan 1.280 poin sehingga poinnya menyusut menjadi 8.535 poin.  

Perbedaan poin antara kedua petenis tersebut kini sangat besar, yakni 3.260 poin. Sepertinya Djokovic akan menjadi petenis nomor satu dunia selama beberapa minggu atau bulan lagi, antara September 2023 ini hingga Januari 2024.

Daftar peringkat Top 5 ATP 11 September 2023. (sumber: ATP Tour)
Daftar peringkat Top 5 ATP 11 September 2023. (sumber: ATP Tour)
Nah, hal yang menarik adalah meski selisih poin mereka cukup jauh, Alcaraz punya peluang besar untuk merebut kursi nomor satu dunia. Kemungkinan Alcaraz bisa menggeser posisi Djokovic paling cepat bulan November 2023 atau paling lambat Januari 2024.

Bagaimana bisa? Ini karena Djokovic akan berusaha mempertahankan gelar di lima turnamen dan poin finalis di satu turnamen. Total poin yang harus ia pertahankan sangat besar, mencapai 5.100 poin. Lebih detail akan dijelaskan di bagian bawah.

Kita bahas Alcaraz dulu. Ia hanya akan mempertahankan 360 poin yang ia peroleh dari dua turnamen saja, yaitu ATP 500 Swiss Indoors dan ATP Masters 1000 Paris Masters. Di Paris Masters 2022 lalu, ia mundur di babak perempat final karena mengalami cedera perut yang membuatnya harus mengakhiri musim 2022 lebih cepat.

Pulih dari cedera perut, Alcaraz mengalami cedera otot hamstring di kaki kanannya ketika sedang menjalani latihan menjelang musim 2023. Hal itu membuatnya melewatkan awal musim tur 2023 termasuk absen di grand slam Australian Open 2023.

Jadi selama September 2023 hingga Januari 2024, Alcaraz tidak mempertahankan gelar turnamen apapun kecuali poin dari dua turnamen yang tidak terlalu besar. Ia baru akan bekerja keras mulai Februari 2024 nanti dimana ia akan mempertahankan gelarnya di Buenos Aires di Argentina, Indian Wells di AS, serta Barcelona dan Madrid di Spanyol. Ia juga akan mempertahankan poin finalis di Rio de Janeiro, Brasil.

Nah, dalam kurun waktu tersebut ada turnamen ATP Masters 1000 Rolex Shanghai Open yang hampir pasti akan digelar Oktober 2023 ini, ATP Masters 1000 Paris (Okt 2023), ATP Finals (Nov 2023) dan grand slam Australian Open 2024 (Jan 2024) dengan total poin tersedia 5.500 poin. Itu belum termasuk tiga turnamen ATP 500 (sebenarnya ada empat turnamen, tapi ada dua turnamen yang digelar di minggu yang sama) dengan total poin tersedia 1.500 poin.

Apabila Alcaraz mampu menjuarai empat turnamen pertama yang disebut, kemungkinan ia bisa mengambil alih posisi nomor satu dunia. Tapi dengan syarat Djokovic tersingkir di babak awal.

Sekarang ini, Alcaraz dan timnya pastinya sedang memperhitungkan potensi menggeser Djokovic dan potensi penyusutan poin kira-kira maksimal 3.410 poin bila ia tidak dapat mempertahankan pencapaiannya di turnamen-turnamen selama Februari hingga April 2024. Agar poinnya tidak defisit terlalu besar, maka ia harus mencatat hasil terbaik selama September 2023 hingga Januari 2024 ini.

Sekarang kita akan bahas mengapa Djokovic berpotensi turun peringkat. Sebagaimana telah diinformasikan di bagian sebelumnya, dalam kurun waktu September 2023 hingga Januari 2024 Djokovic harus mempertahankan lima gelar di lima turnamen yang berbeda. Dua turnamen diantaranya adalah turnamen besar dan penting yaitu ATP Finals 2023 dan grand slam Australian Open 2024.

Djokovic akan mempertahankan gelar di turnamen berikut ini: ATP Masters 1000 Paris (Okt 2023), ATP 250 Tel Aviv Open (Nov 2023), Nitto ATP Finals 2023 (Nov 2023), ATP 250 Adelaide International 1 (Jan 2024) dan grand slam Australian Open 2024 (Jan 2024). Selain itu ia juga harus mempertahankan poin finalis di turnamen ATP Masters 1000 Paris (Okt 2023).

Sebenarnya ada satu turnamen lagi yaitu Astana Open 2023 di bulan September. Tapi turnamen tersebut turun level dari ATP 500 di tahun 2022 menjadi ATP 250 mulai tahun 2023 ini.

Di laman ATP Tour, juara bertahan Djokovic tidak tercantum dalam daftar petenis yang mengikuti turnamen tersebut, yang kemungkinan akan berdampak pada poin yang ia peroleh. Kemungkinan ia akan mengalami defisit 250 poin dari 500 poin yang ia peroleh di tahun 2022 karena juara Astana Open 2023 akan mendapatkan poin sebesar 250 poin.

Total jumlah poin yang harus dipertahankan Djokovic selama September 2023 hingga Januari 2024 maksimal antara 4.850 hingga 5.100 poin. Itu potensi defisit yang sangat besar.

Oleh karena itu, selama musim lapangan keras baru-baru ini, Djokovic sangat bersikeras untuk menjuarai ATP Masters 1000 Cincinnati dan grand slam US Open 2023. Itu karena dua turnamen tersebut memberinya peluang "menambal" potensi defisit yang sangat besar apabila ia tidak dapat mempertahankan gelar di turnamen-turnamen tersebut.

Saat ini Djokovic pastinya dihadapkan pada dua pilihan, mempertahankan poin di enam turnamen tersebut atau melepaskan beberapa turnamen dengan level kecil untuk mengikuti turnamen lainnya dengan level lebih tinggi guna menutupi potensi defisit poin.

Apabila Djokovic memilih melepaskan turnamen level ATP 250 Astana, Tel Aviv dan Adelaide, ia harus memenangkan turnamen ATP 500 China Open yang hampir pasti akan digelar di Beijing akhir September 2023 ini, dan/atau turnamen ATP Masters 1000 Rolex Shanghai Open di awal Oktober. Ia juga bisa mempertimbangkan turnamen berikutnya dengan poin juara 500 poin yaitu ATP 500 Japan Open (Okt 2023) dan/atau ATP 500 Erste Bank Open (Okt 2023) atau ATP 500 Swiss Indoors yang digelar pada minggu yang sama.

Djokovic sudah pasti tidak akan melewatkan Paris Masters dan ATP Finals di penghujung musim 2023 ini serta grand slam Australian Open 2024. Ia akan mempertahankan gelarnya di tiga turnamen penting tersebut.

Seandainya Djokovic kalah di babak awal misalnya di babak pertama di enam turnamen tersebut, kemungkinan paling buruk cuma terlempar dari Top 3. Jumlah poinnya setelah defisit masih sekira 6.000an poin yang membuatnya cukup aman di Top 5, dengan catatan tidak ada penambahan poin yang signifikan dari petenis-petenis Top 10 atau Top 20.

Djokovic dan timnya pastinya paham bahwa mereka perlu menyusun daftar turnamen yang akan ia ikuti untuk menjaga poinnya agar tetap kukuh sebagai petenis nomor satu dunia. Tapi andaikan Djokovic memilih nyantai dan tidak terlalu mementingkan posisi tersebut, paling jelek ia masih berada di Top 5.

Sedari tadi membahas Djokovic dan Alcaraz sampai hampir melupakan peringkat tiga dunia saat ini, Daniil Medvedev (Rusia). Yup, Medvedev bisa jadi akan menjadi kuda hitam yang akan masuk dalam pusaran perebutan kursi petenis nomor satu dunia.

Usai menjadi finalis US Open 2023, Medvedev mendapatkan tambahan poin cukup besar yaitu 1.020 poin yang membuatnya memiliki poin total 7.280.

Ia membayangi Alcaraz di posisi tiga dunia dengan selisih poin dengan Alcaraz sebesar 1.255 poin saja. Selisih poinnya dengan poin peringkat empat dunia Holger Rune (Denmark) kini terpaut cukup jauh yaitu 2.570 poin. Begitu pula dengan peringkat lima Stefanos Tsitsipas (Yunani) dengan selisih 2.665 poin.

Medvedev punya peluang menambah poin di turnamen-turnamen yang akan ia ikuti nanti apabila ia mampu memperbaiki pencapaiannya atau pun menjadi juara. Ia juga berpeluang menambah poin di beberapa turnamen dimana ia tidak mempertahankan poin apapun di tahun sebelumnya.

Dalam kurun waktu September 2023 hingga Januari 2024, Medvedev bakal mempertahankan poin ATP sebesar 870 poin atau kurang lebih setara dengan poin juara turnamen ATP Masters 1000 yang sebesar 1.000 poin.

Dalam kurun waktu tersebut ada turnamen ATP Masters 1000 Rolex Shanghai Open, ATP Masters 1000 Paris, ATP Finals dan grand slam Australian Open 2024 dengan total poin tersedia 5.500 poin. Apabila Medvedev menjuarai semua turnamen tersebut, peluangnya menjadi petenis nomor satu dunia terbuka lebar dengan syarat Djokovic dan Alcaraz tersingkir di babak awal.

Sebagaimana Alcaraz, Medvedev juga akan bekerja keras mulai Februari hingga April 2024. Ia akan mempertahankan gelar di empat turnamen di Rotterdam Belanda, Doha Qatar, Dubai UEA, dan Miami AS.

Potensi penyusutan poinnya di kurun waktu tersebut sekira maksimal 2.340 poin. Sudah pasti Medvedev dan timnya akan menyusun agenda turnamen yang tepat untuk meminimalisasi potensi defisit poin.

Nah, apakah Novak Djokovic akan tetap kukuh di puncak peringkat ATP akhir tahun 2023 ini atau bertahan hingga Januari 2024, atau Alcaraz dan Medvedev mampu mengambil alih? Kita lihat saja nanti.

***

Sumber data dan informasi: ATP Tour 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun