Tentu saja perasaan Alcaraz campur-campur. Alcaraz merasa prihatin karena kondisi lawannya yang mengalami cedera, kecewa karena tidak dapat bertanding hingga selesai, tapi juga sekaligus senang karena otomatis ia lolos ke babak kedua.
Sayang sekali, Koepfer gagal melangkah lebih jauh lagi, minimal menyamai pencapaian terbaiknya di US Open 2019 yaitu babak keempat. Melihat permainan Koepfer, apabila ia tidak mengalami cedera, ia bakal menjadi salah satu lawan paling menantang bagi Alcaraz.
Sekadar menengok riwayat pertandingan Koepfer, di tahun 2020 lalu ia sempat membuat raja grand slam Novak Djokovic (Serbia) geregetan. Itu terjadi di pertandingan babak perempat final turnamen ATP Masters 1000 Italian Open 2020. (sumber: Sportstar)
Di set kedua, ketika skor 3-3, Djokovic bersikap emosional dengan membanting raketnya sampai rusak. Karena ulahnya tersebut, wasit pun memberi peringkatan.
Bisa dibayangkan, juara empat kali Italian Open (pada waktu itu) sampai merasa frustrasi ketika menghadapi Koepfer yang "cuma" seorang petenis qualifier. Meski pada akhirnya Djokovic memenangkan pertandingan dengan tiga set (dan akhirnya menjadi juaranya), penampilan Koepfer pastinya menjadi catatan Djokovic dan tentu saja mulai diwaspadai oleh petenis ATP lainnya.
Kaki Berrettini terkilir, membuatnya tersungkur di lapangan
Sementara itu Matteo Berrettini juga mengalami cedera serupa ketika sedang bertanding di babak kedua melawan Arthur Rinderknech (Prancis). Pertandingan antara kedua petenis yang juga baru pertama kali bertemu itu diadakan di Lapangan 5 pada Kamis (31/8/2023) siang atau Jumat (1/9/2023) tengah malam WIB.
Di set pertama pertandingan berlangsung normal, dimana Rinderknech unggul 6-4 atas semifinalis US Open 2019 itu. Di set kedua, tak disangka Berrettini yang tertinggal 3-5 mengalami "kecelakaan tunggal", kaki kanannya terpelintir yang membuatnya tersungkur di lapangan.
Insiden itu terjadi di gim kesembilan, deuce kelima. Ini merupakan gim paling sengit setelah gim keenam set pertama (dimana terjadi tujuh kali deuce) yang akhirnya dimenangkan oleh Berrettini.
Dalam sebuah reli, ketika Berrettini hendak memukul bola dari lawan dengan backhand satu tangannya, Berrettini yang sedang berlari berusaha mengerem dengan kaki kanannya. Ternyata posisi kaki kanannya yang kurang tepat membuat kakinya terkilir atau twisted ankle yang secara bersamaan membuat tubuhnya tersungkur di lapangan keras.