Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Cincinnati Masters 2023: Djokovic Masih Digdaya dan Coco Gauff Juara Termuda

23 Agustus 2023   21:08 Diperbarui: 24 Agustus 2023   04:26 1754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petenis Serbia Novak Djokovic menandatangani bola untuk fans usai babak final ATP Masters 1000 Cincinnati di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat, pada Minggu (20/8/2023). (AP PHOTO/AARON DOSTER via Kompas.id)

Salah satu turnamen penting menjelang grand slam US Open 2023 adalah Western & Southern Open atau Cincinnati Masters. Turnamen lapangan keras tersebut digelar di arena Lindner Family Tennis Center di kota Mason, Ohio, Amerika Serikat (AS), pada 13-20 Agustus 2023 lalu.

Turnamen ini berlevel ATP Masters 1000 untuk putra dan WTA 1000 untuk putri yang levelnya setingkat di bawah grand slam. Untuk turnamen putra, tahun ini adalah penyelenggaraan yang ke-122 sedangkan turnamen putri yang ke-95. Selanjutnya tulisan ini akan menyebut turnamen ini dengan Cincinnati 2023.

Tampil sebagai juara tunggal putra adalah petenis senior Novak Djokovic (Serbia) yang menang atas unggulan teratas Carlos Alcaraz Garfia. Pertandingan antara Djokovic versus Alcaraz pada Minggu (20/8/23) sangat intens dengan skor amat ketat 5-7, 7-6(9-7), 7-6(7-4), berlangsung selama tiga jam 49 menit!

Di tunggal putri, petenis remaja Coco Gauff (AS) memastikan diri menjadi juaranya. Dalam babak final yang digelar di hari yang sama, dua finalis French Open (Gauff finalis French Open 2022, sedangkan Muchova 2023) saling bertemu di lapangan utama. Gauff yang menjadi unggulan ketujuh menang dua set langsung atas non unggulan Muchova 6-3, 6-4 dalam waktu hampir dua jam.

Di nomor ganda putra, trofi juara disabet ganda bukan unggulan dari Argentina, Maximo Gonzalez/Andres Molteni. Di babak final yang juga diadakan Minggu, mereka mengalahkan ganda bukan unggulan lainnya Jamie Murray (Inggris)/Michael Venus (Selandia Baru) 3-6, 6-1, tie break 11-3.

Sementara itu di nomor ganda putri, duet non unggulan dari AS Alycia Parks/Taylor Townsend tampil sebagai juaranya. Bertanding di lapangan utama pada Sabtu (19/8/23), mereka membuat kejutan besar setelah menang atas unggulan ketiga Nicole Melichar-Martinez (AS)/Ellen Perez (Australia) dengan skor 6-7(1-7), 6-4, tie break 10-6.

Sebagai informasi, Melichar-Martinez/Perez adalah pasangan yang menyingkirkan duet Aldila Sutjiadi (Indonesia)/Miyu Kato (Jepang) di babak perempat final. Pertandingan mereka berlangsung cukup intens 7-5, 4-6, tie break 10-8 selama satu jam 23 menit.

Carlos Alcaraz gagal mengembalikan bola dari Novak Djokovic (Sumber foto: The Lufkin Daily News/Aaron Doster/AP)
Carlos Alcaraz gagal mengembalikan bola dari Novak Djokovic (Sumber foto: The Lufkin Daily News/Aaron Doster/AP)

Djokovic vs Alcaraz, duel dua raksasa tenis putra

Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Itulah gambaran Novak Djokovic saat ini. Di usianya yang sudah 36 tahun, Djokovic masih mampu menghadapi petenis muda beda generasi dalam laga babak final yang berlangsung sangat intens sekaligus memenangkannya.

Ini adalah turnamen pertama Djokovic di AS setelah lebih dari dua tahun lamanya tidak diijinkan memasuki negara tersebut lantaran belum divaksin COVID-19. Alhasil ia melewatkan seluruh turnamen di AS sepanjang tahun 2021 hingga Mei 2023, antara lain: Indian Wells, Miami Open, Cincinnati Masters dan US Open.

Pertandingan final Cincinnati 2023 antara Djokovic dan Alcaraz berlangsung mendebarkan tapi juga sekaligus menghibur dan menimbulkan decak kagum. Pertandingan antara dua raksasa tenis putra tersebut rasanya layak menjadi salah satu pertandingan tenis terbaik tahun ini, bahkan mungkin sepanjang masa.


Baik Djokovic dan Alcaraz saling adu siasat dan strategi ciamik untuk menjadi yang terbaik di Cincinnati 2023. Mereka adalah petenis all-court dengan varied shots yang agresif di lapangan.

Sayang, cuma ada satu kursi untuk sang juara dan Djokovic kali ini lebih layak untuk mendudukinya. Ini adalah gelar Cincinnati ketiga bagi Djokovic setelah tahun 2018 dan 2020.

Kemenangan Djokovic di Cincinnati 2023 sebenarnya sudah diprediksi. Sejak babak kedua (di babak pertama memperoleh bye) hingga semifinal, Djokovic tidak pernah kehilangan satu set sama sekali.

Berbeda dengan Alcaraz yang harus bertanding tiga set sejak babak kedua hingga semifinal. Bahkan ia nyaris tumbang di babak semifinal ketika berhadapan dengan petenis non unggulan Hubert Hurkacz (Polandia) dengan skor 2-6, 7-6(7-4), 6-3.

Bisa jadi Alcaraz sedang dalam fase adaptasi dari musim lapangan rumput ke musim lapangan keras. Bisa jadi juga ia kurang memiliki waktu persiapan yang memadai sejak kandas di perempat final Canadian Open 2023 yang diadakan seminggu Cincinnati 2023.

Djokovic sendiri baru mengikuti turnamen musim lapangan keras di Cincinnati 2023. Usai menjadi runner-up Wimbledon 2023 Juli lalu, ia sibuk berlatih di lapangan keras di sebuah resort di Montenegro milik Janko Tipsaravic, mantan petenis Top 10 ATP dari Serbia. (sumber: Tennis365)

Sekadar menengok data head-to-head antara Djokovic dan Alcaraz di ATP Tour, sebelum bertemu di Cincinnati 2023 mereka sudah tiga kali bertemu dan skor keduanya 2-1 untuk keunggulan Alcaraz. Di turnamen Mutua Madrid Open 2022 lalu, Alcaraz menang tiga set di babak semifinal dengan skor sangat ketat 7-6(7-5), 5-7, 6-7(5-7).

Kemudian di babak semifinal grand slam French Open 2023 Juni lalu, gantian Djokovic yang menang empat set. Pada waktu itu Alcaraz mengalami kram pada kakinya yang mempengaruhi penampilannya.

Laga paling penting antara dua petenis tersebut sejauh ini adalah babak final grand slam Wimbledon 2023. Djokovic mampu mengimbangi pertandingan lima set selama empat jam 42 menit, walau pada akhirnya Alcaraz yang merebut trofi juara.

Nah, arena Lindner Family Tennis Center menjadi saksi revans Djokovic atas Alcaraz sekaligus menyamakan skor pertemuan keduanya menjadi 2-2. Alcaraz (petenis nomor satu dunia) dan Djokovic (peringkat dua) sama-sama dalam kondisi prima dan sama-sama punya ambisi besar menjadi juara di turnamen tersebut.

Di sepanjang pertandingan, Djokovic sempat menerima penanganan medis gegara cuaca yang menyengat di kota Cincinnati dimana temperatur mencapai lebih dari 30 derajat Celsius. Namun situasi tersebut tidak menyurutkan semangat Djokovic untuk memenangkan pertandingan.

Alcaraz juga bermain taktis dengan footwork-nya yang super lincah yang membuatnya mampu meng-cover lapangan dengan sangat baik. Ia mampu mengejar arah bola sebelum melakukan pukulan brilian yang tidak diduga oleh lawan.

Singkat kata, Djokovic mengerahkan semua daya upayanya untuk menjuarai Cincinnati 2023. Begitu pula Alcaraz menunjukkan semangat pantang menyerah, pantang kalah. Tidak ada yang dominan karena masing-masing petenis mengerahkan segala kekuatannya.

Tak heran ada yang berpendapat pertandingan kedua petenis ini "insane" atau "out of this world". Apabila turnamen Cincinnati Masters menerapkan best of five sets sebagaimana turnamen grand slam, bisa jadi pertandingan akan berlangsung dalam lima set.

Ada aksi unik yang dilakukan oleh Djokovic usai memastikan diri menjadi juara. Ia berjalan di tengah lapangan sambil berteriak seraya merobek bajunya, seakan meluapkan kegembiraannya usai menjalani pertandingan yang sangat menguras fisik dan mental.

Sebagai juara Cincinnati 2023, Djokovic dianugerahi piala Rookwood Cup berbahan keramik yang dibuat oleh perusahaan lokal Rookwood Pottery. Ia juga menerima cek sebesar USD 1,019,335 atau sekira 15,6 miliar rupiah, serta tambahan poin ATP sebesar 1000 poin yang membuat gap poin dengan Alcaraz semakin kecil.

Alcaraz juga menerima trofi runner-up yang berukuran lebih kecil. Ia juga berhak atas cek sebesar USD 556,630 atau sekira 8,5 miliar rupiah dan poin 600 yang membuatnya tetap berada di puncak peringkat ATP Pepperstone Ranking dengan total poin 9815.

Djokovic dan Alcaraz dipastikan tampil di grand slam US Open 2023 yang babak utamanya berlangsung mulai 28 Agustus hingga 10 September. Apakah mereka akan bertemu kembali di babak final? Kita tunggu saja.

Gauff Juara Termuda Cincinnati Masters

Di sela-sela turnamen WTA 1000 Guadalajara Open Akron pada Oktober 2022 lalu, petenis Coco Gauff pernah mengunggah cuitan di X yang mengomentari foto dirinya yang berukuran besar yang dipasang di pintu lift stadion tenis Panamerican Tennis Center. Ia mengatakan "open up loser", sesaat sebelum pintu lift itu terbuka.

Entah serius atau sedang gabut, cuitan petenis 19 tahun menuai sejumlah komentar yang kebanyakan tidak setuju dengan cuitan yang seakan-akan men-degrade dirinya itu. Pada waktu itu, Gauff yang menjadi unggulan kelima tersingkir di babak perempat final oleh petenis non unggulan Victoria Azarenka (Belarus).

Sepanjang musim tur WTA 2022, Gauff tidak merengkuh satu pun gelar juara. Ia nyaris menjuarai grand slam French Open 2022 sebelum akhirnya takluk di tangan Iga Swiatek (Polandia) dua set langsung di babak final.

Bisa jadi ia sempat mengalami krisis percaya diri lantaran belum meraih gelar juara sejak gelar terakhir WTA 250 Emilia-Romagna Open yang ia raih Mei 2021 lalu. Selain French Open 2022, ia tidak pernah melewati babak perempat final kecuali di turnamen WTA 250 Adelaide International 2 dimana ia mencapai babak semifinal.

Gauff mengawali tur 2023 dengan menjuarai WTA 250 ASB Classic. Namun sejak itu grafiknya kembali naik turun, bahkan ia tersingkir di babak pertama Wimbledon 2023.

Berkaca dari kegagalan beruntun yang dialami Gauff, sepertinya ia dan timnya melakukan evaluasi masif di berbagai lini. Gauff memperbaiki servisnya, forehand-nya, juga meningkatkan kemampuan footwork-nya dan tentu saja mengembalikan rasa percaya dirinya.

Tampaknya evaluasi performanya berada di jalur yang benar, terbukti hasilnya sungguh fantastik. Untuk pertama kalinya Gauff menjadi juara tunggal putri turnamen WTA 500 Mubadala Citi DC Open 2023 setelah menang atas unggulan keempat Maria Sakkari (Yunani) di babak final dengan dua set langsung.

Selang dua minggu kemudian, ia memperbaiki rekornya setelah tampil sebagai juara WTA 1000 Cincinnati 2023. Bahkan ia menjadi juara termuda Cincinnati di Era Terbuka.

Tidak ada yang menduga Gauff mampu menyingkirkan unggulan teratas dan favorit juara Swiatek di babak semifinal. Ia memenangkan duel sengit melawan petenis putri nomor satu dunia itu setelah bertanding cukup intens sepanjang tiga set dalam waktu dua jam 50 menit. Berikut video highlights pertandingan mereka:


Sebelumnya, dari tujuh kali pertemuan sejak tahun 2021, Gauff belum pernah sekalipun menang atas Swiatek . Ia juga selalu kalah dua set langsung.

Baru di Cincinnati 2023 ini Gauff mampu bermain cemerlang dan unggul atas Swiatek meski bertanding tiga set. Swiatek sepintas terhenyak dengan penampilan Gauff yang mampu mengimbangi permainannya. Kemengan Gauff itu membuat skor head-to-head Gauff-Swiatek kini menjadi 1-7.

Selama di Cincinnati 2023, Gauff hanya kehilangan satu set ketika bertanding melawan Swiatek. Selebihnya ia memenangkan pertandingan dengan straight set termasuk di babak final melawan Karolina Muchova (Ceko) dengan 6-3, 6-4.


Di babak final, Gauff mampu bermain lepas. Apalagi rasa percaya dirinya tumbuh berlipat-lipat usai menang atas Swiatek di babak semifinal.

Mengenai Muchova, ia bukanlah lawan yang enteng meski berstatus sebagai non unggulan. Petenis 27 tahun itu adalah finalis grand slam French Open 2023 dan sebelumnya pernah menjadi semifinalis Australian Open 2021 dan WTA Elite Trophy 2019.

Selama kurun waktu 2022-2023, usai cuti dari tur WTA karena cedera perut dan pergelangan kaki, Muchova bekerja sangat keras menemukan permainannya. Sempat terpuruk di peringkat 235 dunia di bulan Agustus 2022 lalu, ia harus merangkak naik setahap demi setahap hingga akhirnya kembali ke Top 20 di bulan Juni 2023.

Berbeda dengan Gauff, perjalanan Muchova menuju babak final bisa dibilang lebih terjal. Ia harus bertanding tiga set sebanyak empat kali meski satu kali menang W/O. Karena Cincinnati 2023 berlangsung selama enam hari saja, maka ia harus bertanding hampir setiap hari.

Lawan paling menantang bagi Muchova di Cincinnati 2023 mungkin unggulan kedua Aryna Sabalenka (Belarus) di babak semifinal. Muchova mampu menghentikan perlawanan Sabalenka untuk kedua kalinya setelah ia melakukan hal yang sama di babak semifinal French Open 2023. Kemenangan tersebut membuat skor head-to-head Muchova-Sabalenka menjadi 2-1.

Sebagai juara Cincinnati 2023, Coco Gauff menerima trofi Rookwood Cup dan hadiah uang sebesar USD 454,500 atau sekira 6,9 miliar rupiah. Besaran hadiah uang yang diraih Gauff ini jauh lebih kecil daripada Djokovic.

Selain itu, Gauff juga mendapatkan poin juara sebesar 900 poin yang membuat peringkatnya naik satu tingkat dari posisi 7 ke 6 WTA. Posisi Gauff di daftar Hologic WTA Ranking - Single Race juga naik dua tingkat dari posisi 7 ke 5 dunia.

Muchova juga menerima trofi runner-up dan berhak atas cek sebesar USD 267,690 atau sekira 4,09 miliar rupiah. Ia juga mendapatkan poin 585 yang membuat peringkatnya meroket dari posisi 17 WTA ke 10 dunia. 

Ini adalah debut Muchova di Top 10 Hologic WTA Ranking di nomor tunggal. Selain itu, Muchova juga debut di Top 8 di WTA Single Race yang membuka peluangnya untuk tampil di WTA Finals 2023.
***
Sumber data dan informasi: ATP Tour, WTA Tour, Western & Southern Open

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun