Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Bocil Nyeletuk "Sekalcer Itu?"

10 Agustus 2023   12:52 Diperbarui: 10 Agustus 2023   12:53 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang bocil sedang bersantai di alam terbuka. (Sumber foto: Nguyen Dinh Lich/Pixabay)

Kata-kata slang seakan tidak ada habisnya. Selalu saja ada kata-kata baru di kehidupan kita. Yang paling baru adalah "sekalcer". Wah, apa lagi tuh?

Sebuah kicauan di X membuat banyak orang mengernyitkan dahi ketika ada kata "sekalcer". Kicauan tersebut lumayan spiral, ehh viral ding. Bisa di baca di tautan X ini.

Posting-an itu bercerita tentang tiga bocil berpakaian seragam Pramuka yang berjumpa dengan sekumpulan pria muda yang mengenakan kaos band dan wanita muda ber-microtattoo yang sedang duduk di depan toko vinyl.

Bocil itu nyeletuk "emang boleh sekalcer ini?" Celetukan itu pastinya ditujukan pada sekumpulan pria dan wanita tersebut. Nah, kata "sekalcer" maksudnya kata dalam bahasa Inggris "se-culture" yang dibaca sesuai pengucapannya yaitu sekalcer.

Kata-kata tiga bocil itu sudah pasti menyindir atau mungkin mengejek sekumpulan pria dan wanita muda itu yang penampilannya nyentrik. Gaya penampilan mereka itu di mata para bocil tersebut bertolak belakang dengan budaya Indonesia.

Bocil yang berpakaian Pramuka mungkin menganggap penampilan orang-orang yang ada di hadapan mereka aneh, lalu terlontarlah celetukan itu. Tapi bukankah banyak anak muda sekarang yang berpenampilan seperti itu?

Remaja punk misalnya. Mungkin kita pernah berjumpa dengan mereka di jalanan. Ada yang laki-laki dan ada yang perempuan. Penampilan mereka yang nyentrik membuat siapapun akan menoleh ke arah mereka.

Tapi biasanya kita tidak pernah berkomentar apa-apa tentang mereka seperti ketiga bocil itu. Masyarakat pada umumnya sepertinya memaklumi bahwa anak muda butuh berekspresi, sepanjang tidak berbuat anarki.

Kembali ke celetukan bocil tadi, saya pribadi melihat bocil jaman sekarang memang, maaf, kurang bisa menjaga tutur kata. Mungkin karena mereka hidup di jaman sekarang dimana selain mendapatkan pelajaran di sekolah, secara bersamaan mereka juga mengakses televisi, media sosial, layanan film/video streaming hingga gim online.

Kita pasti sering membaca celotehan, celetukan, sindiran bahkan umpatan dan makian di media sosial. Bisa jadi bocil sekarang mungkin membaca kata-kata negatif itu dan menirukannya secara sadar ataupun tidak sadar.

Saya merasa penyebabnya adalah information flood alias banjir informasi. Para bocil jaman sekarang otaknya kebanjiran informasi dari mana-mana termasuk dari medsos. Apalagi sebegitu mudahnya membuat akun medsos meskipun sebenarnya ada batasan usia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun