Apa yang kita lihat di sini adalah wasit Juge rupanya kurang memiliki pendirian yang teguh. Seharusnya peringatan pertama tetaplah peringatan pertama sehingga pertandingan bisa dilanjutkan. Ia tampak terprovokasi dengan nada protes Tormo dan Bouzkova yang niat banget menghampiri kursinya.
Keputusan itu tidak bisa dibatalkan. Hal ini mengacu pada peraturan Article III bagian T khusus mengatur tentang default atau diskualifikasi yang menyatakan bahwa untuk semua kasus default, keputusan referee dan grand slam supervisor adalah final dan tidak dapat diajukan banding.
Terdengar kabar dari sebuah media (sayang saya tidak ingat dari media mana, tidak ingat juga apakah saya membacanya di media sosial) bahwa akan ada investigasi terhadap kasus ini. Footage video insiden tersebut sudah tersebar luas di internet dan media sosial, tinggal dipelajari oleh tim investigator.
Namun bila mengacu pada peraturan tersebut, keputusan default tersebut tampaknya sudah final dan tidak dapat ditawar. Mau tidak mau, Aldila/Kato harus berbesar hati. Tidak apa-apa, masih ada dua turnamen grand slam berikutnya yaitu Wimbledon dan US Open, mereka pasti bisa membuktikan diri di sana.
Juga masih ada tiga turnamen WTA 1000 non-mandatory yaitu Canadian Open, Cincinnati Open, dan Guadalajara Open dan satu turnamen mandatory China Open yang rencananya akan digelar lagi setelah tahun 2020-2022 urung diadakan.
Mereka juga berpeluang tampil di turnamen WTA 500 yang bisa membuat mereka bisa mendulang poin untuk mempertahankan posisi mereka di WTA Race Ranking. Berdasarkan peringkat WTA Race Ranking Doubles edisi 29 Mei 2023, ganda Aldila/Kato berada di peringkat 7 dunia dengan jumlah poin 1416.
Tormo dan Bouzkova dinilai tidak menjunjung sportivitas
Beberapa saat setelah insiden tersebut, warganet mulai menghembuskan insiden tersebut di kanal-kanal media sosial. Ada yang berpendapat bahwa diskualifikasi itu wajar, tapi ada juga yang mengatakan tidak perlu diputuskan.
Juga ada yang mengatakan bahwa perilaku Tormo/Bouzkova tidak menjunjung tinggi sportivitas. Mereka cuma ingin menang tanpa perlu merasa lelah.
Sebagai informasi, sebelumnya Tormo juga mendapatkan tiket gratis ke babak perdelapan final atau 16 besar setelah unggulan keempat Elena Rybakina mengundurkan diri karena sakit. Mungkin untuk yang ini Tormo boleh beruntung, tetapi lain cerita untuk pertandingan ganda putri babak ketiga bersama Bouzkova.
Saya pribadi tidak mendukung protes keras Tormo/Bouzkova kepada wasit. Apa yang mereka lakukan di lapangan tidak menunjukkan sportivitas sama sekali dan tampak bahwa motivasi mereka adalah meraih keuntungan di tengah situasi yang tidak mengenakkan tersebut, dengan kata lain mengambil kesempatan dalam kesempitan.