Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Parco del Foro Italico, Venue Turnamen Italian Open yang Super Keren

13 Mei 2023   12:29 Diperbarui: 13 Mei 2023   12:30 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompleks tenis Foro Italico, lokasi turnamen Italian Open. (sumber foto: Tennis Magazine Italia)

Sekarang ini di kota Roma, Italia, sedang berlangsung turnamen tenis bergengsi Italian Open 2023. Turnamen yang juga dikenal dengan Rome Masters itu bernama resmi "Internazionali BNL d'Italia" karena disponsori oleh Banca Nazionale del Lavoro (BNL), salah satu bank terbesar di Italia.

Turamen ini diadakan di kompleks tenis Parco del Foro Italico di distrik Farnesina. Selama dua minggu yaitu mulai 9 hingga 21 Mei 2023, para petenis putra dan putri saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik.

Level turnamen Italian Open adalah ATP Masters 1000 untuk putra dan WTA 1000 untuk putri, atau setingkat di bawah turnamen grand slam. Turnamen ini merupakan salah satu turnamen penting di musim lapangan tanah liat dan diadakan persis sebelum grand slam French Open atau Roland Garros yang di tahun 2023 ini akan dimulai pada 22 Mei.

Oleh karena itu, turnamen ini selalu diikuti oleh para petenis papan atas dunia. Khusus untuk WTA, turnamen ini bersifat mandatory, dimana poinnya menjadi dasar penghitungan peringkat WTA Race yang akan menjadi acuan turnamen penutup musim WTA Finals 2023. Turnamen mandatory lainnya adalah Indian Wells dan Miami Open di Amerika Serikat (AS) dan Madrid Open di Spanyol.

Tahun ini turnamen Italian Open merayakan ulang tahun yang ke-80 sejak diadakan pertama kali di tahun 1930. Sebenarnya usia turnamen ini sudah 93 tahun, akan tetapi turnamen ini pernah urung diadakan selama 14 tahun yaitu antara tahun 1936-1949 karena Perang Dunia 2 (PD 2).

Berkaitan dengan perayaan turnamen yang ke-80 tersebut, untuk pertama kalinya babak utama di sektor tunggal baik putra dan putri diikuti oleh 96 petenis. Di tahun-tahun sebelumnya, babak utama turnamen ini hanya diikuti 56 petenis saja untuk masing-masing kategori.

Arena tenis sekaligus spot wisata

Bangunan stadion tenis yang menjadi venue turnamen Italian Open merupakan bangunan megah yang menjadi bagian dari kompleks olahraga Foro Italico. Kompleks tersebut dulunya bernama Foro Mussolini yang mengambil nama pemimpin Italia pada waktu itu, Benito Mussolini.

Lokasi venue tersebut berada di tepian sungai Tiber di kaki bukit Monte Mario di tengah taman asri yang penuh dengan pepohonan. Selain itu juga mirip galeri seni terbuka karena ada begitu banyak karya seni yang tersebar di sana-sini, misalnya sejumlah patung marmer, obelisk, air mancur dan mosaik.

Pembangunan kompleks olahraga tersebut digagas oleh seorang politisi fasis Renato Ricci pada akhir tahun 1920-an, yang dimaksudkan untuk mempromosikan pendidikan jasmani dan kebanggaan nasional. Selain itu, kompleks tersebut juga dimaksudkan menjadi venue Olimpiade 1940 yang sayangnya urung diadakan karena pada waktu itu terjadi PD 2.

Mayoritas bangunan dalam kompleks tersebut dirancang oleh Enrico Del Debbio, seorang arsitek Italia yang karya arsitekturnya bergaya moderen yang dikenal dengan sebutan "Fascist Not Fascist" (fasis tapi tidak fasis). Kompleks Foro Italico merupakan contoh paling penting gaya arsitektur Fasis.

Del Debbio, kelahiran Carrara, adalah lulusan Academy of Fine Arts (kemungkinan yang dimaksud adalah Accademia di Belle Arti di Carrara) tahun 1912. Ia lantas melanjutkan pendidikannya di Scuola Superiore di Architettura di kota Roma.

Ia merancang sejumlah bangunan di Italia termasuk salah satunya gedung kampus almamaternya di wilayah Valle Giulia di kota Roma. Tetapi tidak dimungkiri karyanya yang paling ikonik dan masih lestari hingga kini adalah kompleks Foro Italico.

Proyek pembangunan kompleks tersebut dibangun secara bertahap mulai tahun 1927 hingga 1933 hingga seluruhnya selesai antara tahun 1956 hingga 1968. Arsitek Luigi Moretti melanjutkan rancangan sejumlah bangunan di kompleks tersebut, antara lain merancang gedung akademi anggar dan arena senam.

Gerbang utama ke kompleks tersebut adalah jembatan Ponte Duca D'Aosta yang membentang cantik di atas sungai Tiber, yang diakses dari Lungotevere (jalan tepi sungai) Flaminio. Jembatan artistik tersebut dirancang oleh arsitek Italia Vincenzo Fasolo di tahun 1939 dan diresmikan tahun 1942.

Khusus untuk stadion tenis bisa digunakan mulai tahun 1935 bertepatan dengan penyelenggaran Italian Open yang keenam. Sebelumnya, turnamen ini menggunakan lapangan tenis milik Tennis Club Milan Alberto Bonacossa di kota Milan, Italia. (sumber: Italia.it)

Sebagaimana bangunan lainnya di Parco del Foro Italico, kompleks stadion tenis memiliki gaya bangunan yang terinspirasi oleh arsitektur Romawi kuno dengan elemen klasik. Kecuali mungkin bangunan stadion tenis utama atau Campo Centrale yang terlihat lebih kekinian.

Elemen-elemen klasik tersebut berasal dari sejumlah daerah di Italia. Patung-patung marmer misalnya, merupakan sumbangan dari sejumlah wilayah antara lain dari Carrara, Perugia dan Forl-Cesena. Meski pembuat patungnya berbeda-beda tetapi bentuk patungnya serupa.

Suasana arena tenis Parco del Foro Italico selama turnamen berlangsung. (sumber foto: Sport e Salute)
Suasana arena tenis Parco del Foro Italico selama turnamen berlangsung. (sumber foto: Sport e Salute)
Kompleks stadion tenis sendiri memiliki 15 lapangan tanah liat termasuk arena utama Campo Centrale yang berkapasitas 10.500 penonton. Arena utama ini tadinya berkapasitas 8.000 penonton yang kemudian direnovasi menjadi stadion modern dan resmi dibuka pada 27 April 2010.

Arena lainnya adalah Grand Stand atau Next Gen Arena yang berkapasitas 5.000 penonton dan Stadio Nicola Pietrangeli (sebelumnya bernama Pallacorda) yang berkapasitas 3.800 penonton. Stadion yang disebut terakhir mengambil nama salah seorang petenis terbaik Italia yang pernah dua kali menjuarai grand slam French Open di Era Amatir.

Stadion Nicola Pietrangeli terinspirasi oleh gaya arsitektur Yunani Kuno dimana terdapat 18 patung atlet berbahan marmer putih Carrara di puncak tribun penonton. Bangunannya sama sekali tidak berubah sejak dulu hingga kini. Setiap menjelang turnamen dimulai, patung-patung itu selalu dibersihkan sampai cling.

Kompleks tenis Foro Italico juga menyediakan sejumlah spot menarik bagi para pengunjung, misalnya sejumlah toko-toko termasuk toko fashion kelas atas, pusat kuliner, hingga pertunjukan musik dari sejumlah artis selama turnamen berlangsung. Terdapat spot yang disebut Via Canevaro tempat dimana para pengunjung bisa bertemu dengan para petenis idola.

***

Daftar bacaan: Dibaio, Internazionali BNL d'Italia, Italy Magazine, Success Leadership, The Plan.It, Turismo Roma, Wikipedia - Foro Italico 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun