Ketika varian Delta merebak di pertengahan tahun 2021, kantor tempat saya bekerja juga menerapkan WFH. Bahkan semua pegawai sempat diinstruksikan untuk tidak datang kantor selama beberapa waktu lamanya, khususnya ketika ditemukan kasus COVID-19 di kantor perusahaan lain yang berada satu gedung dengan kantor saya.
Pada waktu itu saya sedang ditugaskan di lapangan, jadi saya bekerja secara WFA. Sesekali saya datang ke kantor untuk bekerja selama beberapa jam, tentu saja dengan perasaan was-was.
Kembali ke data yang dihimpun oleh WFH Research, ketika pandemi berangsur mereda di tahun 2021-2022, maka persentase WFH juga berangsur menurun. Yang menarik, angkanya berhenti di kisaran 27 hingga 30an persen alias tidak kembali ke angka satu digit sebagaimana di tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya.
Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa cara bekerja secara WFH ternyata masih dilakukan oleh sebagian orang. Sayangnya tidak ada data lebih mendetail mengenai pelaku WFH itu, apakah data itu berasal dari perusahaan yang sama atau perusahaan baru yang berdiri di masa-masa pandemi?
Kita tahu bahwa sejumlah perusahaan di bidang teknologi melakukan pemangkasan karyawan besar-besaran selama pandemi COVID-19. Nah, bisa jadi para mantan pegawai di perusahaan-perusahaan tersebut mendirikan sejumlah start-up baru yang menerapkan cara bekerja WFH atau pun WFA.
Secara menyeluruh, angka persentase WFH di AS pada Januari 2023 masih 27,2 persen. Belum tahu apakah trennya bakal meningkat, atau di kisaran 20an atau 30an persen atau mungkin menurun seiring dengan semakin tingginya kemampuan pengendalian pandemi. Mari kita bahas di bagian berikutnya.
Alasan orang AS lebih suka WFH
WFH Research memberikan sebuah pertanyaan penting kepada para responden yang merupakan kelompok usia produktif (20-64 tahun). Mereka ditanya mengenai keinginan WFH setelah pandemi berakhir dibandingkan dengan rencana WFH dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Dari survei yang dilakukan sejak Juli 2020 hingga Januari 2023, para responden menginginkan bekerja penuh waktu secara WFH antara 2,5 hingga tiga hari dalam seminggu. Sedangkan perusahaan tempat mereka bekerja punya rencana memberlakukan WFH antara 1,5 hari (Juli 2020) hingga 2,75 hari (antara Januari 2022 hingga Januari 2023).
Ternyata keinginan responden pegawai tersebut cenderung selaras dengan rencana employer meksipun nanti pandemi dinyatakan selesai. Perbedaan hari WFH antara keinginan pegawai dan rencana perusahaan dalam kurun waktu Januari 2022 hingga Januari 2023 adalah 0,5 hari kerja.
Data ini cukup menarik karena ternyata sebagian orang masih senang dengan WFH. Lebih lanjut, WFH Research menemukan ada enam alasan mengapa pegawai lebih senang melakukan WFH.