Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerbung: Sekte Laknat Malam Tahun Baru di Hotel Marun Biru (2/3)

4 Januari 2023   20:50 Diperbarui: 5 Januari 2023   12:34 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto ilustrasi: Robert Wiedemann / Unsplash)

"Tias... Belum tidur?" tanya Biyan yang berusaha mengatur nafasnya.

Tias berdiri di depan kamar membawa secangkir teh panas. Asapnya masih mengepul, menyebarkan aroma wangi teh yang nikmat.

"Aku nggak bisa tidur, Yan. Aku tadi pengin ngobrol sama Katy sampai aku mengantuk, tapi sepertinya dia sudah tidur. Ngobrol sama Sara, emmm... tahu sendiri kan dia lagi ngambek," jawab Tias.

"Lho, tadi Budi bilang mau ajak kamu jalan-jalan," kata Biyan.

"Iya, tadi Budi ke kamarku, ngajakin explore hotel ini. Mumpung sepi katanya. Aku sih oke aja karena susah tidur. Siapa tahu habis jalan-jalan, aku baru bisa tidur," ujar Tias.

"Eee, betewe aku bisa join nggak?" tanya Biyan penuh harap.

"Eee, sepertinya enggak. Sorry. Kayaknya dia mau ngobrolin sesuatu juga, sih. Tentang... Tentang hubungan kita," jawab Tias sambil menunduk malu.

Biyan salah tingkah, menggaruk kepalanya dengan tangan kanannya walaupun sebenarnya tidak gatal. Sesaat Biyan terpesona dengan kecantikan Tias. Meski riasan Tias terlihat agak berlebihan yang membuatnya tampak menor, kecantikan Tias yang tersembunyi di balik riasan itu tampak jelas di mata Biyan.

"Owwh... Have fun aja deh kalo gitu," kata Biyan datar. Sebenarnya ia agak kecewa tetapi ia berusaha menyembunyikan perasaannya.

"Oh ya, tadi pas Budi ke kamarku, aku lagi membuat teh panas. Jadi aku sekalian membuatkannya teh. Lalu Budi bilang kalau kamu lagi bengong di kamar. Jadi ya aku buatkan juga buat kamu. Ini, teh anget biar nggak bengong mulu," kata Tias seraya mengangsurkan cangkir teh itu kepada Biyan.

Biyan menerimanya dengan mimik tersipu, "Wahhh, thank you lho Tias... Wiihh, harum sedep banget tehnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun