Arena lapangan keras Dickies Arena di kota Fort Worth, Texas, Amerika Serikat (AS) menjadi saksi bahwa petenis Caroline Garcia dari Perancis adalah yang terbaik dari yang terbaik di turnamen puncak WTA Finals 2022.Â
Di babak final yang digelar pada Senin malam (7/11/22) waktu Texas atau Selasa pagi (8/11/2022) WIB, unggulan keenam itu menang atas unggulan ketujuh Aryna Sabalenka dari Belarus dengan straight set 7-6(7-4), 6-4.
Gelar tersebut menjadi puncak dari serentetan kesuksesan Garcia di paruh kedua tahun 2022 ini. Sempat cuti April hingga Mei lalu karena cedera kaki usai Miami Open 2022, Garcia seakan kembali dengan semangat baru. Empat gelar di semester kedua 2022 menjadi pertanda bahwa ia kembali untuk meraih tempat yang lebih tinggi, dan itu benar-benar terjadi.
Setelah sempat tersingkir di babak-babak awal di beberapa turnamen, ia segera menjadi juara di tiga turnamen yaitu WTA 250 Bad Homburg 2022 (Juni), WTA 250 Poland Open 2022 (Juli) dan WTA 1000 Cincinnati Masters atau Western & Southern Open 2022 (Agustus). Garcia juga menembus babak semifinal grand slam US Open 2022, pencapaian terbaiknya di turnamen grand slam sepanjang karier tunggalnya.
Peringkat Garcia sempat berada di posisi 79 dunia pada 23 Mei 2022 lalu. Namun setelah pencapaian-pencapaiannya di sejumlah turnamen di Eropa dan AS, peringkatnya pun meroket ke posisi 6 WTA yang membuatnya memenuhi syarat tampil di WTA Finals 2022.
Tentang WTA Finals 2022
Turnamen WTA Finals 2022 merupakan turnamen penutup musim WTA Tour 2022. Ada delapan petenis tunggal putri dan delapan pasang ganda putri terbaik di dunia yang tampil dalam turnamen ini.
Delapan petenis tunggal putri terbaik di dunia yang tampil di turnamen ini adalah mereka yang memenuhi kualifikasi WTA berdasarkan jumlah total poin dari 17 turnamen yang disyaratkan di sepanjang tahun 2022.Â
Ketujuhbelas turnamen tersebut adalah empat turnamen grand slam (Australian Open, French Open, Wimbledon dan US Open), tiga turnamen WTA 1000 mandatory (Indian Wells, Miami Open dan Madrid Open) dan dua turnamen non-mandatory, serta delapan turnamen lainnya. Daftar peringkat WTA Race Single menjadi rujukan untuk menentukan siapa saja yang berhak untuk mengikuti turnamen tersebut.
Sedangkan untuk nomor ganda persyaratannya berbeda, yaitu berdasarkan jumlah poin terbaik dari maksimal 11 turnamen yang mereka ikuti sepanjang tahun 2022. Daftar peringkat WTA Race Double menjadi rujukan untuk menentukan delapan pasang petenis yang berhak tampil.
Turnamen WTA Finals 2022 berformat round robin, yaitu kedelapan petenis dipecah dalam dua grup yang berbeda di mana masing-masing grup terdiri atas empat petenis tunggal atau empat pasang ganda.Â
Untuk tunggal putri terdapat dua grup yang diberi nama Nancy Richey dan Tracy Austin, sedangkan dua grup untuk ganda putri diberi nama Pam Shriver dan Rosie Casals.
Perjalanan Caroline Garcia menembus final hingga akhirnya jadi juara
Garcia, 29 tahun, memiliki skor round robin 2-1 dengan persentase kemenangan 57,14 persen. Posisinya di grup Tracy Austin berada persis di bawah Swiatek yang mengumpulkan skor round robin 3-0 atau 100 persen kemenangan.
Dua angka kemenangan diperoleh Garcia setelah unggul atas unggulan keempat sekaligus finalis French Open 2022 Coco Gauff dari AS dan unggulan kedelapan Daria Kasatkina dari Rusia. Garcia mengalami satu kali kekalahan dari Swiatek.
Berada di urutan kedua grup membuat Garcia melenggang ke babak semifinal, mengulangi pencapaiannya di WTA Finals 2017. Di babak ini ia membuat kejutan setelah menang atas unggulan kelima Maria Sakkari dari Yunani dengan dua set langsung 6-3, 6-2. Kemenangan itu membuat Garcia melaju ke babak final untuk pertama kalinya.
Sebagai informasi, Garcia selalu menang atas Sakkari dari dua pertemuan sebelumnya. Kemenangan Garcia atas Sakkari di semifinal WTA Finals 2022 itu membuat angka head-to-head Garcia atas Sakkkari menjadi 3-0.
Sementara itu perjalanan Sabalenka hingga babak final dimulai dari grup Nancy Richey. Petenis 24 tahun itu berada di peringkat 2 grup dengan poin round robin 2-1 dimana ia memenangkan dua dari tiga pertandingan. Sabalenka menang atas petenis unggulan kedua sekaligus finalis grand slam Wimbledon 2022 dan US Open 2022 Ons Jabeur dari Tunisia.
Di pertandingan berikutnya, Sabalenka juga menuai kemenangan atas unggulan ketiga juara WTA 1000 Guadalajara 2022 Jessica Pegula dari Amerika Serikat (AS). Sabalenka mengalami satu kali kekalahan dari unggulan kelima, Sakkari.
Sakkari yang memuncaki peringkat grup dengan skor round robin 3-0 melenggang ke babak semifinal bersama Sabalenka. Tapi Sabalenka lah yang bisa menembus babak final setelah berhasil menyingkirkan ratu tenis dan juara French Open 2022 dan US Open 2022, Iga Swiatek dari Polandia. Sabalenka menang dengan rubber set 6-2, 2-6, 6-1 setelah berjuang selama dua jam tujuh menit.
Pertandingan Sabalenka versus Swiatek di babak semifinal WTA Finals 2022 merupakan pertandingan ulangan babak yang sama di grand slam US Open 2022 lalu. Pada waktu itu Swiatek yang memenangkan pertandingan dan lolos ke babak final hingga akhirnya menjadi juara.
Baiklah, pertandingan antara Garcia melawan Sabalenka memang berlangsung dua set, akan tetapi pertandingan keduanya cukup sengit. Selama kurang lebih satu jam 41 menit, kedua petenis bersaing keras untuk membawa pulang piala turnamen penghujung musim 2022 tersebut. Raut muka tidak bisa menipu, ada ambisi besar di balik wajah dua wanita rupawan ini.
Sepanjang tahun 2022 ini, kedua petenis tersebut belum pernah bertemu hingga terjadi di Fort Worth. Tetapi selama dua pertemuan terakhir, Garcia selalu unggul atas Sabalenka yaitu di penyisihan grup WTA Elite Trophy 2018 dan semifinal Cincinnati Masters 2021.
Sabalenka bukanlah petenis yang mudah untuk ditaklukkan. Menang atas unggulan teratas Iga Swiatek dari Polandia di babak semifinal sudah menggambarkan kehebatan Sabalenka di WTA Finals 2022 ini.Â
Sabalenka juga sedang membidik gelar pertamanya di tahun 2022 setelah kegagalannya di babak final Porsche Tennis Grand Prix 2022 April lalu dan Libema Open 2022 di bulan Juni.
Di set pertama saja sudah terjadi saling kejar-mengejar angka antara Garcia dan Sabalenka. Selain tidak rela kehilangan servis, mereka saling bersaing untuk memperbesar gap angka terhadap lawannya sehingga membuka peluang untuk menang.
Kedua petenis sama-sama kuat, mengawali pertandingan dengan skor sama 1-1, lalu 2-2, 3-3 dan seterusnya hingga 6-6. Pada akhirnya Garcia unggul dalam tie break 7-4 berkat double faults yang dilakukan oleh Sabalenka, yang secara otomatis membuat Garcia menutup set pertama dengan 7-6.
Tentang gaya permainan Garcia dan Sabalenka, keduanya memiliki gaya permainan yang agresif. Sabalenka dikenal cakap bermain di baseline, seorang petenis hard-hitter yang bakal menekan lawan-lawannya lewat groundstrokes-nya yang juga ciamik. Forehand kerasnya kerap menjadi pendulang angka yang efektif.
Gaya permainannya serupa dengan Garcia, akan tetapi Garcia lebih sering mengambil posisi di depan baseline. Posisi itu membuatnya kerap maju ke arah net untuk melakukan pukulan atau pun voli yang susah dijangkau lawan.
Tentang kemampuan servis, Sabalenka adalah salah satu petenis putri dengan servis tercepat di dunia. Rekor servis tercepat Sabalenka berada di atas catatan Serena Williams dan Venus Williams, yaitu 214 km/jam yang ia lakukan di turnamen WTA Elite Trophy 2018 lalu. (sumber: Tennis Creative)
Garcia juga merupakan salah satu petenis dengan servis tercepat di dunia dengan rekor 203 km/jam yang ia lakukan di turnamen Fed Cup 2016 (sumber: Tennis Creative) atau masih di bawah rekor Sabalenka.Â
Tapi di sepanjang pertandingan final di Dickies Arena, Garcia mencetak servis as paling banyak yaitu 11 kali sedangkan Sabalenka cuma empat kali. Sayangnya Sabalenka juga melakukan tiga kali kesalahan servis atau double faults, sedangkan Garcia hanya sekali.
Di set kedua, Garcia rupanya sudah beradaptasi dengan permainan dan strategi Sabalenka. Ia memadukannya dengan semangatnya yang pantang menyerah, sebagaimana ketika ia bertanding di WTA 1000 Cincinnati Masters dimana ia mengawalinya dari babak kualifikasi hingga akhirnya menjadi juara.
Di game pertama set kedua, Garcia berhasil mematahkan servis Sabalenka dan meraih angka pertama. Begitu pula di game kedua ia berhasil merebutnya hingga ia memimpin 3-1. Garcia sudah membuka peluang menang, tetapi ia harus lebih fokus dan konsisten agar bisa merebut angka berikutnya.
Sabalenka ternyata bisa memperkecil gap dengan merebut game kelima dan ketujuh. Garcia yang sudah unggul 4-3 mulai waspada karena satu kesalahan yang ia buat di game berikutnya bakal membuat rencananya berantakan.
Garcia berhasil merebut game kedelapan setelah forehand keras Sabalenka menabrak net, membuat Garcia unggul 5-3. Yup, tinggal satu angka lagi untuk menjadi juara.
Akan tetapi di game kesembilan Sabalenka justru bangkit untuk mendikte Garcia hingga sukses mencuri satu angka. Sebuah ancaman bagi Garcia.
Masih unggul 5-4, Garcia sebenarnya cuma butuh satu angka lagi untuk menutup pertandingan. Tetapi Sabalenka bukanlah lawan yang gampang menyerah begitu saja. Ia juga merasa punya peluang memenangkan set kedua dengan tujuan memaksa Garcia untuk bertanding di set ketiga.
Di game kesepuluh, Garcia yang memegang servis mengatur nafasnya agar lebih fokus lagi. Sayangnya, pukulan Garcia melemah setelah terjadi reli 13 pukulan sehingga bola dari Garcia menabrak net. Setelah kejar-mengejar poin, terjadi deuce yang membuat Garcia harus merevisi strateginya.
Garcia meraih advantage setelah service return Sabalenka dinyatakan keluar. Dalam situasi seperti ini, ia harus membuang rasa cemasnya jauh-jauh dan mesti lebih fokus, fokus dan fokus. Kemenangan sudah tepat berada di depan matanya.
Di penghujung game, Garcia melancarkan servis keras yang bisa dikembalikan dengan baik oleh Sabalenka. Tetapi ketika Sabalenka melakukan forehand down the line ke area kosong Garcia, bola justru ke luar bidang permainan.
Garcia pun menjatuhkan tubuhnya ke lapangan dan telentang di sana selama beberapa saat lamanya. Ia merasa senang, terharu, berbahagia sekaligus tidak percaya dengan kemenangannya di Fort Worth. Ini merupakan pencapaian terbaiknya sejak ia terjun ke dunia profesional di tahun 2011.
Caroline Garcia menjadi juara baru WTA Finals 2022. Ia memperoleh trofi Billie Jean King buatan Thomas Lyte, produsen piala olahraga bergengsi dari London, Inggris. Garcia juga mendapatkan hadiah uang senilai USD 1,570,000 atau sekira 24,5 miliar rupiah, hadiah tertinggi yang pernah ia peroleh selama karirnya.
Garcia juga mendapatkan tambahan poin sebanyak 1375 poin, membuat peringkatnya naik dua tingkat dari posisi 6 ke 4 WTA berdasarkan WTA Ranking 7 November 2022. Bagi Garcia itu bukan hal baru karena ia pernah mencapai posisi tersebut pada September 2018 lalu.
Sebagai runner-up, Sabalenka juga mendapatkan trofi finalis yang dirancang oleh SiNaCa Studios, studio barang kerajinan lokal dari kota Fort Worth (sumber: fortworth). Ia juga mendapatkan cek senilai USD 750 ribu atau sekira 11,7 miliar rupiah dan poin finalis sebanyak 955 poin yang membuat posisinya naik dari peringkat 7 ke 5 WTA.
Veronika Kudermetova/Elise Mertens juara ganda WTA Finals 2022
Di nomor ganda, unggulan keempat Veronika Kudermetova (Rusia)/Elise Mertens (Belgia) tampil sebagai juara WTA Finals 2022 setelah menang atas unggulan teratas sekaligus juara bertahan Barbora Krejcikova/Katerina Siniakova dari Ceko.Â
Di babak final yang diadakan pada Senin (7/11/22) waktu Texas, AS, Kudermetova/Mertens menang dengan skor 6-2, 4-6, tie break 11-9 dalam pertandingan yang berlangsung selama satu jam 42 menit.
Pertandingan kedua pasangan ganda di Fort Worth 2022 merupakan pertandingan ulangan babak semifinal grand slam Australian Open 2022 Januari lalu. Pada waktu itu Kudermetova/Mertens harus mengakui keunggulan Krejcikova/Siniakova yang akhirnya menjadi juaranya.
Tidak bisa dimungkiri ganda Krejcikova/Siniakova mendominasi ganda putri turnamen grand slam di sepanjang tahun 2022 ini. Selain gelar Australian Open 2022, mereka juga menjuarai dua grand slam lainnya yaitu Wimbledon 2022 dan US Open 2022.Â
Mereka hanya melewatkan French Open 2022 karena pada waktu itu Krejcikova positif Covid-19 dan terpaksa mundur sebelum pertandingan babak pertama.
Permainan Kudermetova/Mertens sendiri semakin solid seiring dengan waktu. Di sepanjang tahun 2022 ini, mereka menjuarai WTA 500 Dubai Championship dan runner up di tiga turnamen yaitu WTA 1000 Qatar Open, WTA 1000 Miami Open dan WTA 250 Libema Open.
Di Dickies Arena, Kudermetova/Mertens menjadi yang terkuat di grup Pam Shriver. Mereka mengumpulkan poin round robin 3-0 alias tidak pernah kalah, termasuk satu kemenangan atas unggulan kedua Gabriela Dabrowski (Kanada)/Giuliana Olmos (Meksiko) dengan dua set langsung.
Di babak semifinal, Kudermetova/Mertens masih terlalu unggul bagi unggulan kedelapan Desirae Krawczyk (AS)/Demi Schuurs (Belanda) yang mereka libas dengan mudah 6-1, 6-1. Pertandingan antara kedua ganda yang baru pertama kali bertemu itu berlangsung kurang dari satu jam.
Sementara itu Ganda Krejcikova/Siniakova juga mengumpulkan poin round robin sempurna 3-0 di grup Rosie Casals setelah memenangkan seluruh pertandingan. Di babak semifinal mereka menang atas unggulan kelima Lyudmyla Kichenok (Ukraina)/Jeena Ostapenko (Latvia) dengan skor 7-6(7-5), 6-2.
Kudermetova, 25 tahun, pasti merasakan kebahagian yang tak terkira, menjadi juara di turnamen WTA Finals pertamanya. Sementara bagi Mertens, 26 tahun, ini adalah pencapaian terbaiknya setelah di WTA Finals 2021 lalu menjadi finalis ketika berpasangan dengan Hsieh Su-wei dari Taiwan.
Usai kesuksesan mereka di WTA Finals 2022, peringkat Kudermetova dan Mertens naik pesat berkat tambahan poin masing-masing sebanyak 1500 poin.Â
Dalam daftar peringkat WTA per 7 November 2022, Kudermetova naik dari posisi 5 ke 2 WTA. Peringkat Mertens juga naik dari posisi 9 ke 5 WTA. Sebagai informasi, Mertens pernah mencicipi kursi nomor satu dunia di tahun 2021 lalu.
Sebagai juara ganda WTA Finals 2022, Kudermetova/Mertens mendapatkan trofi juara dan hadiah uang masing-masing total senilai USD 340 ribu. Hadiah itu dibagi menjadi dua sehingga masing-masing petenis memperoleh USD 170 ribu atau sekira 2,6 miliar rupiah.
Runner-up Krejcikova/Siniakova diganjar poin sebanyak 1080 poin yang juga berdampak pada peringkat keduanya. Dalam peringkat WTA ganda per 7 November 2022, peringkat Krejcikova baik dari posisi 4 ke 3 dunia. Sedangkan posisi Siniakova tidak berubah, tetap berada di posisi puncak WTA ganda.
Keduanya juga berhak atas hadiah uang senilai USD 190 ribu. Hadiah tersebut juga dibagi menjadi dua sehingga masing-masing mendapatkan USD 95 ribu atau sekira 1,4 miliar rupiah.
***
Sumber data dan informasi:
WTA TourÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H