Di tulisan sebelumnya yang berjudul "Para Remaja Putra Calon Bintang Tenis Masa Depan", kita sudah berkenalan dengan empat remaja putra yang digadang-gadang menjadi petenis masa depan di ATP Tour. Nah, kali ini kita akan membahas empat petenis remaja putri yang diramal bakal menjadi the rising star di pertenisan putri dunia.
Mereka adalah Alexandra Eala dari Filipina, dua bersaudara Linda Fruhvirtova dan Brenda Fruhvirtova dari Ceko, dan Victoria Mboko dari Kanada. Para tennis prodigy ini sudah membuktikan kemampuan mereka di turnamen ITF dan WTA, isyarat bahwa mereka bakal mengguncang WTA Tour di masa mendatang.
Alexandra Eala, petenis Filipina pertama yang juara grand slam
Alexandra Maniego Eala atau yang lebih dikenal dengan Alex Eala adalah petenis remaja dari Filipina. Usianya masih 17 tahun tetapi prestasinya sudah seabreg.
Petenis remaja kelahiran Quezon City ini menjadi pembicaran fans tenis dunia khususnya fans tenis Filipina setelah menjuarai turnamen grand slam US Open 2022 untuk kategori tunggal putri junior.Â
Di babak final, unggulan ke-10 itu mampu mengalahkan unggulan kedua, Lucie Havlickova dengan dua set langsung 6-2, 6-4. Kemenangan Eala di US Open 2022 itu membuatnya menjadi orang Filipina pertama yang pernah juara grand slam.
Pencapaiannya selama US Open 2022 itu terbilang luar biasa. Sejak babak pertama hingga menjadi juara, siswi Rafa Nadal Tennis Academy itu tidak pernah kehilangan satu set pun.
Alex Eala adalah pemegang lima gelar juara junior, tiga diantaranya adalah turnamen Grade A (termasuk US Open 2022), sedangkan dua gelar lainnya adalah turnamen Grade 4 dan 5.Â
Di nomor ganda, Eala meraih empat gelar turnamen Grade A (termasuk Australian Open junior 2020 dan French Open junior 2021) serta satu gelar turnamen Grade 5.
Sebagai informasi, ketika ia menjuarai ganda putri junior Australian Open 2020, Eala berpasangan dengan petenis Indonesia Priska Madelyn Nugroho sebagai unggulan keempat. Pada waktu itu usia Eala masih 14 tahun sedangkan Priska 16 tahun.
Salah satu gelar penting Eala di level junior adalah Les Petits As 2018 yang ia raih ketika masih berusia 12 tahun. Ini adalah turnamen bergengsi khusus petenis muda berusia 12-14 tahun yang diadakan di kota Tarbes, Perancis. Eala membuat kejutan besar sebagai petenis wildcard yang mampu juara.
Setelah malang-melintang di level junior, Eala mulai berkiprah di level profesional sejak Maret 2020 ketika ia masih berusia 14 tahun 10 bulan. Di level profesional, Eala sudah mengantungi dua gelar tunggal ITF W25 Chiang Rai di Thailand dan W15 Manacor di Spanyol.
Peringkatnya meningkat setahap demi setahap, seiring dengan pencapaiannya di setiap turnamen yang ia ikuti. Akhir tahun 2020 ia duduk di peringkat 1187 WTA, setahun kemudian duduk di posisi 526 WTA.Â
Dalam peringkat WTA terbaru 31 Oktober 2022, posisi Eala naik ke 214 dunia di tunggal sedangkan di ganda 597. Sedangkan di peringkat ITF, Eala duduk di posisi 482 dunia. Nama Eala juga tercantum di peringkat ITF junior dimana ia berada di peringkat 32 setelah sempat nangkring di posisi 2 pada 12 Oktober 2022 lalu.
Karena catatannya yang apik, ia berkesempatan tampil di turnamen WTA 1000 yang levelnya satu tingkat di bawah grand slam. Turnamen WTA 1000 pertama yang ia ikuti adalah Miami Open 2022 di bulan Maret lewat jatah tiket wildcard. Namun ia tersisih di babak pertama oleh Madison Brengle dari AS.
Sebulan kemudian, ia mengikuti turnamen WTA 1000 keduanya yaitu Madrid Open 2022. Ia mendapatkan tiket wildcard untuk mengikuti babak kualifikasi tapi sayangnya kandas di babak pertama di tangan unggulan 11 Anna Bondar.
Melihat catatan Eala sepanjang tahun 2022, sepertinya ia punya peluang untuk bersinar di tahun 2023 nanti. Peringkatnya sudah cukup mumpuni untuk mengikuti babak kualifikasi grand slam Australian Open 2023 untuk tunggal putri (women's single) yang diadakan awal Januari 2023. Ia juga masih bisa bermain di "dua kaki" untuk menutup karir juniornya dengan manis sekaligus memantapkan langkahnya di level profesional.
Tentang pendapatan Eala selama berkiprah di dunia profesional, sejauh ini ia telah memperoleh USD 63,852 atau sekira 1 miliar rupiah yang merupakan hadiah dari pertandingan nomor tunggal dan ganda.Â
Sejak pencapaiannya di US Open 2022, Eala cukup rajin mengikuti turnamen profesional ITF di Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk memperbaiki peringkatnya dan tentu saja pundi-pundinya.
Linda Fruhvirtova, sukses ganda di ITF dan WTA
Dari semua petenis junior putri, rasanya baru Linda Fruhvirtova dari Ceko yang juga meraih sukses di WTA Tour. Petenis 17 tahun itu sejauh ini sudah mengoleksi lima gelar tunggal ITF junior Grade 1 dan 2, tiga gelar ITF dewasa level W15 dan W25 dan satu gelar WTA 250 Chennai Open 2022.
Sedangkan di nomor ganda, Linda sudah mengumpulkan empat gelar turnamen junior Grade 1 dan 2, di mana dua gelar diantaranya ia menangkan bersama adik kandungnya, Brenda Fruhvirtova (kita akan membahas tentang Brenda di bagian lain dalam tulisan ini). Linda juga meraih dua gelar ganda di dua turnamen ITF W15.
Di turnamen grand slam yang setara dengan turnamen junior Grade A, siswi akademi tenis Mouratoglou Academy itu mencapai babak semifinal Australian Open 2020 untuk kategori ganda putri junior.Â
Pada waktu itu ia masih berusia 14 tahun, berduet dengan Kamila Bartone dari Latvia. Mereka harus mengakui keunggulan ganda Alex Eala (Filipina)/Priska Madelyne Nugroho (Indonesia) yang akhirnya menjadi juaranya.
Linda juga melangkah ke babak semifinal grand slam Wimbledon 2021 kategori junior baik di nomor tunggal dan ganda. Di nomor ganda, Linda berpasangan dengan Polina Kudermetova dari Rusia yang merupakan adik kandung petenis Top 10 Veronika Kudermetova.
Sebagaimana Alex Eala, Linda juga pernah menjuarai tunggal putri turnamen Les Petits As tahun 2019 lalu ketika ia berusia 13 tahun. Ia pertama kali mengikuti turnamen itu di tahun 2017 atau ketika ia berusia 11 tahun.
Karena talenta dan kemampuan tenisnya yang di atas rata-rata, petenis yang mengidolakan Serena Williams dan Roger Federer itu mulai diarahkan ke tenis profesional di tahun 2019 ketika ia berusia 14 tahun.
Turnamen WTA pertama kali yang ia ikuti adalah WTA 250 Prague Open 2020 yang diadakan di kota Praha, Ceko. Linda yang berperingkat 820 WTA memperoleh tiket wildcard di nomor tunggal dan ganda (berpasangan dengan rekan senegaranya Darja Vidmanova). Ia tersingkir di babak pertama baik tunggal dan ganda.
Di tahun 2021, Linda mendapatkan wildcard babak kualifikasi turnamen WTA 1000 Miami Open 2021 untuk nomor tunggal. Di turnamen tersebut Linda tersingkir di babak pertama kualifikasi.
Linda baru mencatat hasil baik di Miami Open 2022 di mana ia membuat kejutan dengan lolos ke babak 16 besar atau perdelapan final sebelum dihentikan oleh Paula Badosa dari Spanyol.Â
Sebagai petenis wildcard, Linda mampu menyingkirkan dua petenis unggulan yaitu Elise Mertens dari Belgia di babak kedua, dan Victoria Azarenka dari Belarusia di babak ketiga. Sebagai informasi, Azarenka adalah mantan ratu tenis dunia dan juara grand slam dua kali.
Berkat pencapaiannya di Miami Open 2022, peringkatnya meroket dari 279 ke 188 dunia. Peringkatnya naik lagi ke Top 150 setelah mencapai babak kedua grand slam US Open 2022 September lalu.Â
Di turnamen tersebut, Linda meniti langkah sejak babak kualifikasi sebelum disingkirkan oleh unggulan kesembilan dan mantan petenis nomor satu dunia, Garbine Muguruza dari Spanyol.
Usai mengikuti US Open 2022, Linda terbang ke Chennai untuk mengikuti turnamen WTA 250 Chennai Open 2022. Tak disangka, Linda yang pada waktu itu hanya berperingkat 130 dunia dan bukan merupakan petenis unggulan mampu menjadi juara tunggal putri.
Di babak final Chennai, Linda membuat kejutan besar setelah mengalahkan unggulan ketiga Magda Linette dari Polandia dengan rubber set. Hasil di Chennai tersebut membuatnya debut ke Top 100 dunia, melompat 56 tingkat ke peringkat 74 WTA.
Saat ini Linda sudah tidak bertanding di turnamen level junior dan fokus di turnamen profesional ITF dan WTA. Meski begitu, namanya masih tercantum di peringkat ITF junior di posisi 18 dunia per 31 Oktober 2022. Peringkat terbaik Linda di ranking ITFjunior adalah 2 dunia yang ia torehkan akhir Desember 2021.
Tentang impiannya di turnamen grand slam, Linda juga punya cita-cita yang sama dengan para petenis lainnya yaitu menjuarai turnamen grand slam. Tapi ia merasa tidak perlu buru-buru mewujudkannya.Â
Dalam artikel di Tennis Majors, ia mengatakan bahwa ia tidak peduli apakah ia akan juara grand slam di usia 19 atau 20. Saat ini ia sedang fokus meningkatkan performanya agar lebih baik lagi.
Dalam peringkat WTA edisi 31 Oktober 2022, Linda berada di posisi 78 dunia. Berbekal peringkatnya tersebut, peluangnya untuk mengikuti turnamen utama WTA di sepanjang tahun 2023 bakal terbuka lebar.Â
Bila ia mengikuti grand slam Australian Open 2023 Januari mendatang, ia bisa langsung masuk ke babak utama tanpa harus mengikuti babak kualifikasi.
Tentang penghasilan Linda di level profesional, sejauh ini ia sudah mendapatkan USD 407,220 atau sekira 6,3 miliar rupiah. Jumlah itu terbilang fantastis untuk petenis remaja yang baru berumur 17 tahun.
Brenda Fruhvirtova, pemegang gelar ITF terbanyak di tahun 2022
Petenis muda berbakat lainnya adalah Brenda Fruhvirtova, adik kandung Linda Fruhvirtova. Keduanya sama-sama petenis bertalenta yang berpotensi menjadi penerus Williams Bersaudara. Saat ini Brenda masih berusia 15 tahun tetapi sudah mengikuti turnamen profesional sejak tahun 2021.
Sama seperti kakaknya, Brenda juga digembleng di akademi tenis Mouratoglou Tennis Academy di Prancis yang dikelola oleh figur tenis terkenal Patrick Mouratoglou. Keduanya sama-sama berlatih tenis di akademi tersebut sejak tahun 2017.
Rekor kemenangan Brenda di tingkat junior sangat mengesankan. Ia memulai debut-nya di ITF junior tahun 2019 ketika masih berusia 12 tahun dengan rekor menang-kalah 6-0 atau win rate 100 persen.Â
Di tahun 2020, rekornya juga masih apik yaitu 10-2 atau 83 persen. Begitu pula di tahun 2021, win rate Brenda masih 83 persen dengan catatan menang-kalah 49-10.
Mengikuti jejak sang kakak, Brenda juga menjuarai tunggal putri turnamen Les Petit As di Perancis tahun 2020 lalu. Pada waktu itu usia Brenda bahkan masih 12 tahun!
Kenyang bertanding di level junior, di tahun 2022 Brenda lebih banyak mengikuti turnamen profesional ITF. Di level ini, rekor win rate Brenda termasuk luar biasa yaitu 89 persen, dengan catatan menang-kalah 49-6.Â
Catatan Brenda tersebut masih jauh lebih baik dari sang kakak yang di sepanjang tahun 2022 mencatat rekor menang-kalah 29-18 dengan persentase win rate 62 persen.
Di sepanjang tahun 2022 ini, tennis prodigy kelahiran Praha itu sudah lebih banyak tampil di turnamen ITF dewasa ketimbang turnamen ITF junior. Meski tergolong paling muda di jajaran petenis ITF dewasa, mental petenis yang lahir pada 2 April 2007 ini sudah sangat matang.
Saat ini Brenda merupakan petenis dengan gelar ITF terbanyak di sepanjang tahun 2022 ini dengan delapan gelar. Pencapaiannya tersebut menyamai pencapaian Iga Swiatek dari Polandia yang juga mengoleksi delapan gelar WTA di sepanjang tahun 2022.
Brenda bahkan mampu menjuarai beberapa turnamen ITF secara berturut-turut. Antara 31 Januari hingga 13 Februari 2022 lalu misalnya, ia menjuarai dua turnamen ITF W25 di Tucuman, Argentina, secara back-to-back.
Lalu antara 8 hingga 28 Agustus 2022, Brenda membuat hattrik dengan menjuarai tiga turnamen ITF secara berturut-turut yaitu turnamen ITF W25 Danderyd di Swedia, lalu ITF W25 Mogyorod di Hungaria dan ITF W25 Braunschweig di Jerman. Setelah itu Brenda masih juara lagi di turnamen ITF W25 Santa Margherita di Pula pada September dan Oktober 2022.
Brenda mampu mengungguli lawan-lawannya yang berusia jauh di atasnya. Di final ITF W25 Santa Margherita di Pula pada 18 September 2022 lalu misalnya, Brenda menang atas petenis Jessica Pieri dari Italia yang berusia 25 tahun.Â
Lalu di final turnamen berikutnya di kota yang sama 23 Oktober 2022 lalu, Brenda juga menang atas Ylena In-Albon dari Swiss yang berusia 23 tahun dimana ia menang nyaris telak 6-0, 6-1.
Selain piawai di nomor tunggal, Brenda juga cemerlang di nomor ganda. Di tahun 2022 ini, ia mengoleksi satu gelar turnamen ITF W25 Klosters di Swiss dan semifinalis di dua turnamen ITF W25 lainnya di Argentina dan Swedia.
Di tahun 2021 lalu, Brenda bersama rekannya Sara Bejlek dan Nikola Bartunkova mengantarkan Ceko menjadi juara turnamen Junior Fed Cup By BNP Paribas yang digelar di Turki.
Ini adalah turnamen beregu negara seperti Billie Jean King Cup (dulu bernama Federation Cup atau Fed Cup) tetapi khusus level junior. Di babak final, Ceko mencukur Jepang dengan skor 2-0.
Mengenai peringkat Brenda, di peringkat ITF junior per 31 Oktober 2022 posisinya ada di 16 dunia. Ia pernah menduduki posisi tertinggi 3 dunia pada 28 Maret 2022 lalu ketika masih berusia 14 tahun. Di peringkat ITF dewasa (women's) tunggal, Brenda duduk di posisi 1189 sedangkan di ganda 556 dunia.
Sedangkan di peringkat WTA, posisi Brenda per 31 Oktober 2022 sudah berada di 139 dunia berkat pencapaiannya di sejumlah turnamen yang ia ikuti. Melihat posisinya di akhir tahun 2021 lalu yang masih berperingkat 1093 dunia, progress Brenda hingga Oktober 2022 ini terbilang sangat cepat. Saat ini Brenda menjadi petenis termuda di jajaran Top 200 WTA.
Hadiah uang yang diperoleh Brenda per 31 Oktober 2022 sudah mencapai USD 40,071 atau sekira 630 juta rupiah. Jumlah yang luar biasa untuk petenis remaja 15 tahun. Hadiah itu menjadi lambang kerja kerasnya selama berkiprah di dunia profesional selama kira-kira setahun.
Well, melihat pencapaiannya di sepanjang tahun 2022 ini, sepertinya Brenda juga salah satu remaja putri yang bakal bersinar di masa mendatang. Sebagaimana petenis lainnya di jajaran Top 200, Brenda pasti memasukkan grand slam Australian Open 2023 dalam agendanya.
Apabila peringkatnya bisa menembus Top 100 akhir tahun 2022 ini, ia berpeluang besar langsung tampil di babak utama turnamen tersebut. Apabila posisinya berada di 120an atau 130an dunia, ia bisa meniti dari babak kualifikasi. Tetapi melihat rekor Brenda selama ini, rasanya ia sangat layak untuk memperoleh satu tiket wildcard untuk babak utama.
Victoria Mboko, finalis grand slam dan Orange Bowl yang segera melanglang buana
Petenis remaja Victoria Mboko dari Kanada baru menginjak usia 16 tahun tetapi sudah mencatat prestasi gemilang di dunia tenis. Lahir di Amerika Serikat (AS) pada 26 Agustus 2006, Vicky - begitu panggilan akrabnya, adalah putri dari pasangan imigran asal Kongo yang awalnya berlabuh di North Carolina, AS, sebelum akhirnya menetap di Toronto, Kanada.
Vicky adalah salah satu dari empat anak pasutri Cyprien Mboko dan Godee Kitadi yang kesemuanya menekuni tenis. Mereka semua mengenal tenis dari sang ayah yang gemar menonton olahraga ini. Kisah hidup keluarga Mboko pernah diulas oleh laman OnTennis.
Keempat bersaudara Gracia, Kevin, David dan Vicky sama-sama mengikuti akademi tenis Ace Tennis di Burlington, Kanada. Akademi itu dikelola oleh Pierre Lamarche, salah satu petenis Kanada tahun 1970an. Dari mereka berempat, si bungsu Vicky terlihat paling berbakat dan prestasinya paling menonjol.
Salah satu kakaknya, David, sebenarnya juga sangat berbakat namun sayangnya karena gangguan penglihatan harus berhenti dari tenis. Gagal menjadi petenis profesional, David fokus pada studinya dan bekerja menjadi seorang profesional di bidang teknologi informasi.
Vicky sudah malang-melintang di sejumlah turnamen tenis sejak masih belia. Di tahun 2014, Vicky yang waktu itu masih berusia tujuh tahun memenangkan turnamen tenis OTA U9 Champions (yang kini berganti menjadi U10). Turnamen itu diadakan oleh Asosiasi Tenis Ontario khusus untuk petenis cilik berbakat berusia di bawah 9 tahun.
Vicky juga pernah menjadi runner-up salah satu turnamen junior paling bergengsi Orange Bowl International Tennis Championship 2018 ketika ia berusia 12 tahun.Â
Sebagai informasi, turnamen itu telah melahirkan sejumlah petenis top dunia antara lain Caroline Wozniacki dari Denmark (mantan ratu tenis dunia dan juara Australian Open 2018), Sofia Kenin dari AS (juara Australian Open 2020) dan Coco Gauff dari AS (petenis Top 5 tunggal dan ganda, finalis French Open 2022).
Dalam catatan ITF, Vicky sudah mengoleksi lima gelar tunggal turnamen junior Grade 1 hingga 5 antara tahun 2019, 2021 dan 2022. Sedangkan di ganda lebih banyak lagi yaitu tujuh gelar, yaitu di turnamen Grade 1, 2 dan 3.
Di turnamen grand slam tingkat junior atau turnamen Grade A, Vicky menorehkan catatan yang lumayan keren di sepanjang tahun 2022. Ia menjadi semifinalis Wimbledon 2022 dan US Open 2022 untuk tunggal putri junior dan finalis Australian Open 2022 dan Wimbledon 2022 untuk ganda putri junior. Sebagai informasi, di US Open 2022 ia kalah dari Alex Eala yang akhirnya menjadi juaranya.
Di bulan Juli 2022 lalu, Vicky menjuarai turnamen profesionalnya yang pertama yaitu ITF W25 Saskatoon Challenger 2022. Waktu itu Vicky masih berusia 15 tahun 11 bulan tetapi mampu mengungguli lawan-lawannya yang usianya jauh lebih mature.
Di babak pertama, ia membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan teratas Valentini Grammatikopoulou dari Yunani yang berusia 25 tahun. Di babak final, ia menyingkirkan Madison Sieg dari AS yang berusia 19 tahun dengan dua set langsung 6-2, 6-0.
Berkat pencapaiannya tersebut, Vicky melenggang di turnamen WTA 1000 Canadian Open atau National Bank Open 2022 yang merupakan turnamen WTA 1000 pertamanya.Â
Turnamen itu diadakan di kota Montrel, Quebec, Kanada. Ia memperoleh wildcard di babak kualifikasi, tetapi sayangnya tersisih di babak pertama oleh unggulan ke-10 Claire Liu dari AS lewat pertandingan rubber set.
Di turnamen berikutnya, yaitu WTA 250 Championnats Banque Nationale de Granby 2022 di kota Granby, Quebec, Vicky juga memperoleh tiket wildcard. Sebagaimana di Montreal, ia juga tersingkir di babak pertama oleh Rebecca Marino yang merupakan petenis senior Kanada.
Peringkat Vicky di ITF junior per 31 Oktober 2022 adalah posisi 8 dunia. Posisi terbaiknya adalah 7 dunia yang ia capai pada 10 Oktober 2022 lalu. Sedangkan di peringkat WTA per 31 Oktober 2022, Vicky duduk di posisi 501 dunia untuk nomor tunggal dan 1481 dunia di sektor ganda.
Sepanjang perjalanannya di level profesional, Vicky sudah mengumpulkan hadiah uang senilai USD 18,610 atau sekira 292 juta rupiah. Itu merupakan perolehan Vicky selama karirnya sejak mengikuti turnamen profesionalnya yang pertama di Serbia Juli 2021 lalu.
Saat ini Vicky sedang dalam masa pemulihan dari cedera lututnya yang ia alami usai bertanding di Wimbledon 2022. Cedera itu tidak terlalu memengaruhi penampilannya di Saskatoon Challenger 2022 dan US Open 2022, tetapi cukup menyulitkan footwork-nya di Canadian Open dan Granby. Ia fokus menjalani pemulihan dan berharap akan kembali bertanding secepatnya.
***
Sumber data dan informasi:
ITF
WTA Tour
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H