Ini adalah turnamen beregu negara seperti Billie Jean King Cup (dulu bernama Federation Cup atau Fed Cup) tetapi khusus level junior. Di babak final, Ceko mencukur Jepang dengan skor 2-0.
Mengenai peringkat Brenda, di peringkat ITF junior per 31 Oktober 2022 posisinya ada di 16 dunia. Ia pernah menduduki posisi tertinggi 3 dunia pada 28 Maret 2022 lalu ketika masih berusia 14 tahun. Di peringkat ITF dewasa (women's) tunggal, Brenda duduk di posisi 1189 sedangkan di ganda 556 dunia.
Sedangkan di peringkat WTA, posisi Brenda per 31 Oktober 2022 sudah berada di 139 dunia berkat pencapaiannya di sejumlah turnamen yang ia ikuti. Melihat posisinya di akhir tahun 2021 lalu yang masih berperingkat 1093 dunia, progress Brenda hingga Oktober 2022 ini terbilang sangat cepat. Saat ini Brenda menjadi petenis termuda di jajaran Top 200 WTA.
Hadiah uang yang diperoleh Brenda per 31 Oktober 2022 sudah mencapai USD 40,071 atau sekira 630 juta rupiah. Jumlah yang luar biasa untuk petenis remaja 15 tahun. Hadiah itu menjadi lambang kerja kerasnya selama berkiprah di dunia profesional selama kira-kira setahun.
Well, melihat pencapaiannya di sepanjang tahun 2022 ini, sepertinya Brenda juga salah satu remaja putri yang bakal bersinar di masa mendatang. Sebagaimana petenis lainnya di jajaran Top 200, Brenda pasti memasukkan grand slam Australian Open 2023 dalam agendanya.
Apabila peringkatnya bisa menembus Top 100 akhir tahun 2022 ini, ia berpeluang besar langsung tampil di babak utama turnamen tersebut. Apabila posisinya berada di 120an atau 130an dunia, ia bisa meniti dari babak kualifikasi. Tetapi melihat rekor Brenda selama ini, rasanya ia sangat layak untuk memperoleh satu tiket wildcard untuk babak utama.
Victoria Mboko, finalis grand slam dan Orange Bowl yang segera melanglang buana
Petenis remaja Victoria Mboko dari Kanada baru menginjak usia 16 tahun tetapi sudah mencatat prestasi gemilang di dunia tenis. Lahir di Amerika Serikat (AS) pada 26 Agustus 2006, Vicky - begitu panggilan akrabnya, adalah putri dari pasangan imigran asal Kongo yang awalnya berlabuh di North Carolina, AS, sebelum akhirnya menetap di Toronto, Kanada.
Vicky adalah salah satu dari empat anak pasutri Cyprien Mboko dan Godee Kitadi yang kesemuanya menekuni tenis. Mereka semua mengenal tenis dari sang ayah yang gemar menonton olahraga ini. Kisah hidup keluarga Mboko pernah diulas oleh laman OnTennis.
Keempat bersaudara Gracia, Kevin, David dan Vicky sama-sama mengikuti akademi tenis Ace Tennis di Burlington, Kanada. Akademi itu dikelola oleh Pierre Lamarche, salah satu petenis Kanada tahun 1970an. Dari mereka berempat, si bungsu Vicky terlihat paling berbakat dan prestasinya paling menonjol.
Salah satu kakaknya, David, sebenarnya juga sangat berbakat namun sayangnya karena gangguan penglihatan harus berhenti dari tenis. Gagal menjadi petenis profesional, David fokus pada studinya dan bekerja menjadi seorang profesional di bidang teknologi informasi.
Vicky sudah malang-melintang di sejumlah turnamen tenis sejak masih belia. Di tahun 2014, Vicky yang waktu itu masih berusia tujuh tahun memenangkan turnamen tenis OTA U9 Champions (yang kini berganti menjadi U10). Turnamen itu diadakan oleh Asosiasi Tenis Ontario khusus untuk petenis cilik berbakat berusia di bawah 9 tahun.