Ancaman bom nuklir bukanlah fiksi
Ancaman nuklir yang merebak belakangan ini bukan bagian dari rencana supervillain Neutron yang cuma eksis di komik DC. Karakter itu memiliki kemampuan meledakkan nuklir dahsyat dari tubuhnya tapi juga sekaligus menyerap radiasi. Dalam komik, hanya Superman yang bisa menghentikan ancaman Neutron.
Juga bukan tentang Mahkizmo atau Nuclear Man, supervillain lainnya di dunia Marvel. Karakter yang mempunyai jurus "nuclear punch" itu adalah musuh Fantastic Four yang juga menjadi lawan Captain Marvel.
Ini tentang konflik antara manusia satu dengan manusia lainnya. Padahal bila perang nuklir terjadi, yang jadi korban ya manusia juga.
Sekali menekan tombol "launch", dalam beberapa detik dunia tidak akan sama lagi. Semua keindahan yang ada di dunia luluh lantak, seluruh gerlap seketika lenyap, setiap bahagia mendadak sirna. Mungkin tak ada senyum lagi karena tergantikan oleh wajah-wajah kusam tanpa ekspresi karena depresi.
Kota Hiroshima dan Nagasaki pernah diluluhlantakkan oleh bom atom ketika Perang Dunia II, meninggalkan duka yang mendalam dan derita yang berkepanjangan bagi warga di kedua kota tersebut. Para penyintas, yang disebut Hibakusha, menderita penyakit yang disebabkan oleh paparan radiasi.
Itu kejadian di masa lalu dengan teknologi jadul. Teknologi senjata nuklir masa kini diperkirakan jauh lebih dahsyat lagi yang bakal meninggalkan dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Bisa jadi saking rusaknya sendi-sendi kehidupan manusia pasca perang nuklir, untuk makan saja orang harus mengais-ngais tanah atau batuan, menadah air hujan untuk mengobati dahaga berkepanjangan... Amit-amitt...
Bila perang nuklir terjadi, rasanya tidak ada orang yang bisa lolos dari dmapaknya baik dampak langsung atau tidak langsung. Orang-orang yang hidup tidak jauh dari titik ledakan akan merasakan dampak langsung, sedangkan yang jauh dari titik ledakan ikut menanggung dampak tidak langsung. Hal ini karena adanya efek domino yang menyebar ke berbagai arah dan menyerang aspek-aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan (atau disingkat ipoleksosbudhankam).
Indonesia sebetulnya berada di Asia Tenggara yang suasananya lebih adem ayem. Tidak ada konflik abadi di antara negara-negara di ASEAN. Bisa dibilang situasi negara kita relatif kondusif. Meski begitu, bukan tidak mungkin Indonesia mendapat getahnya, merasakan dampak ikutan akibat perang nuklir.
Rencana kontinjensi terhadap ancaman perang nuklir
Dilansir dari Kompas.com, pemerintah sedang melakukan stress test untuk menguji berbagai skenario untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang bakal dihadapi di masa mendatang, termasuk dalam menghadapi ancaman nuklir. Melihat situasi geopolitik yang terjadi saat ini, bukan tidak mungkin ada pengerahan senjata nuklir sehingga rencana kontinjensi tersebut menjadi sangat krusial.