Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Rumah dari Tanah Liat, Arsitektur Masa Depan?

4 Agustus 2022   12:30 Diperbarui: 6 Agustus 2022   07:30 3152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelebihan kelima, aman dari kebakaran. Bangunan yang terbuat dari tanah liat tergolong tahan api, sehingga resiko terjadi kebakaran kecil. Tetapi ada sejumlah insiden terbakarnya rumah dari tanah liat, misalnya yang terjadi di India. Insiden kebakaran rumah tanah liat di Paschim Medinipur tahun 2021 lalu disebabkan oleh obat nyamuk, sedangkan di Kerala April 2022 lalu disebabkan oleh kebocoran selang kompor gas.

Kebakaran disebabkan oleh barang-barang di dalam rumah yang flammable atau bersifat mudah terbakar. Ini sama dengan insiden kebakaran yang terjadi di rumah atau bangunan pada umumnya, misal karena korsleting korslet, lilin, rokok, hingga kebocoran gas.

Untuk menghindari terjadinya kebakaran, pemilihan material dan barang-barang mesti dilakukan dengan cermat. Hal ini untuk menghindari terjadinya insiden yang tidak diinginkan.

Dalam artikel di BBC.com tersebut, Environmental Audit Committee Inggris menyarankan penggunaan produk yang "bersifat keberlanjutan, berbasis organik dan bisa bernafas" yaitu tanah liat, plester berbasis kapur dan serat alami untuk mengoptimalkan daya insulasi. Di sisi lain, Bingham yang seorang praktisi rumah tanah liat mengkhawatirkan penggunaan material kapur yang meski tidak beracun tetapi bisa terbakar. (sumber: The Mud House)

Kelebihan keenam, bangunan tanah liat bersifat sustainable atau keberlanjutan. Profesor Damluj berpendapat bahwa rumah atau bangunan dari tanah liat memiliki dampak sangat minimal terhadap lingkungan.

Selain itu, material tanah liat juga bisa didaur ulang. Pada saatnya ketika bangunan sudah tidak ditempati hingga kemudian dirobohkan, tanah akan kembali menyatu dengan alam dan siap digunakan untuk bangunan berikutnya.

Rumah dari tanah liat, hunian alternatif di masa depan?

Bisa jadi rumah tinggal dari tanah liat menjadi alternatif di masa depan ketika harga material bangunan melambung tinggi. Bila tren kenaikan harga material bangunan terus berlangsung, orang Indonesia akan semakin susah bahkan mustahil membeli rumah.

Apalagi jumlah orang Indonesia juga semakin banyak. Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 305 juta jiwa di tahun 2035. Setiap dari mereka akan tumbuh dewasa, membentuk keluarga baru, dan yang pasti butuh tempat tinggal.

Sebetulnya ironis ya, ketika permintaan rumah tinggi, harga rumah malah semakin tidak terjangkau. Nah, kondisi demikian dapat mendorong adanya hunian alternatif. 

Bisa jadi di masa depan rumah tanah liat menjadi alternatif dan dicari banyak orang. Apalagi bila dibangun dengan teknologi konstruksi additif atau 3D printing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun