Kemenangan Ruud, 23 tahun, sekaligus membungkam harapan Berrettini untuk berniat menjuarai turnamen itu untuk yang kedua kalinya. Sebagai informasi, Berrettini pernah juara tahun 2018 silam dan sejak itu belum pernah kembali ke partai puncak, hingga akhirnya ia melenggang ke babak final lagi di tahun 2022 ini.
Usai kalah di set pertama, Ruud sebenarnya hampir merelakan gelarnya lepas di set kedua. Permainan Berrettini, 26 tahun, tampak konsisten dan kerap merepotkan langkah Ruud yang menjadi unggulan teratas.
Akan tetapi ketelatenan Ruud melayani bola-bola dari Berettini membuatnya mampu mengumpulkan poin demi poin, angka demi angka secara bertahap. Di set kedua, masing-masing petenis sama kuat. Mereka saling mengejar angka mulai dari 1-1, menyusul 2,2, lalu 3-3, 4-4 dan seterusnya hingga kedudukan 6-6
Pada akhirnya Ruud memenangkan set kedua lewat perjuangan yang amat keras, memenangkan sesi tie break 7-4. Forehand keras Ruud mendominasi sesi tersebut, membuatnya unggul di set kedua.
Kedudukan pun menjadi imbang 1-1, sehingga set tambahan harus dimainkan. Peluang Berrettini untuk menjadi juara jadi tertunda, sedangkan peluang Ruud untuk mempertahankan gelar semakin terbuka. Masing-masing petenis sama-sama berambisi untuk juara di Gstaad untuk kedua kalinya.
Di set ketiga, entah bagaimana kepercayaan diri Ruud bertumbuh pesat. Sebaliknya semangat Berrettini nampaknya mulai kedodoran. Sepertinya ia sudah terlanjur mengerahkan seluruh energinya untuk set kedua yang justru membuahkan kegagalan.
Ruud, runner up turnamen grand slam French Open 2022, cerdas memanfaatkan peluang dengan lebih banyak menekan Berrrettini. Ruud sempat unggul 5-1, namun Berrettini mampu meraih satu angka lagi. Kemenangan sudah di depan mata, Ruud harus menekan lawannya lebih kuat lagi.
Pada akhirnya di game kesembilan, service return Berrettini keluar jauh di belakang baseline Ruud, memastikan kemenangan Ruud. Pertandingan keduanya yang berdurasi dua jam 34 menit pastinya sangat melelahkan.
Ini adalah gelar kesembilan Ruud selama karirnya di ATP. Ruud menjadi petenis pertama di Gstaad yang mampu juara dua kali berturut-turut dalam 28 tahun terakhir sejak Sergi Bruguera dari Spanyol membuat hat-trick pada tahun 1992 hingga 1994.
Sebagai juara di nomor tunggal, Ruud mendapat poin 250. Ruud juga berhak menerima hadiah uang senilai 81,310 Euro atau sekira 1,2 miliar rupiah.
Sayangnya meski juara di Gstaad, peringkat ATP Ruud turun satu tingkat dari posisi ke 5 ke 6 dunia. Ini karena poin yang ia peroleh lebih kecil dari petenis Carlos Alcaraz Garfia dari Spanyol yang menjadi finalis di turnamen ATP 500 Hamburg.
Pencapaian Alcaraz di Hamburg membuat peringkatnya naik satu tingkat, membuat mereka bertukar tempat. Selisih poin keduanya sangat tipis, 5 poin saja. Poin Alcaraz minggu ini 4895, sedangkan poin Ruud 4890. Â