Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Teleskop James Webb dan Upaya Menguak Misteri Alam Semesta

20 Juli 2022   19:02 Diperbarui: 20 Juli 2022   19:03 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teleskop JWST adalah teleskop angkasa paling canggih saat ini. Instrumen teleskop ditumpangkan ke roket Ariane 5 yang diluncurkan pada Desember 2021 lalu dari Kourou, Guyana Perancis.

Peluncuran berjalan sukses, JWST berhasil parkir di titik Lagrangian L2 diantara Matahari dan Bumi pada Januari 2022. Jarak posisi JWST dengan Bumi sekira 1,5 juta kilometer.

Posisi JWST ada di L2. Bulatan kuning adalah matahari, bulatan antara L1 dan L2 adalah Bumi. (sumber: Wikimedia)
Posisi JWST ada di L2. Bulatan kuning adalah matahari, bulatan antara L1 dan L2 adalah Bumi. (sumber: Wikimedia)
JWST adalah penerus teleskop angkasa Hubble yang masih akan beroperasi hingga tahun 2030 atau 2040 mendatang. Teknologi  JWST lebih canggih dan mampu menghasilkan foto-foto langit dengan area lebih luas dan resolusi lebih tinggi.

Angkasa begitu luas, kita begitu kecil

Cukup lama saya mengamati foto SMACS 0723 dari JWST. Bulatan-bulatan kecil warna-warni itu adalah galaksi-galaksi yang jumlahnya mencapai ribuan. Di dalam setiap galaksi terdapat sekian banyak tata surya, dimana terdapat planet-planet di dalamnya.

Pemandangan SMACS 723 yang ditangkap oleh JWST. (sumber: NASA's Marshall Space Flight Center / flickr; CC BY-NC 2.0)
Pemandangan SMACS 723 yang ditangkap oleh JWST. (sumber: NASA's Marshall Space Flight Center / flickr; CC BY-NC 2.0)
Bayangkan, betapa kecilnya Bumi tempat manusia, satwa dan flora hidup bersama dan beranak pinak. Begitu sangat kecilnya pulau dimana kita tinggal. Apalagi rumah yang menjadi tempat tinggal kita untuk keluarga kecil kita.

Sebagai informasi, pada 14 Februari 1990 silam wahana nirawak Voyager 1 memotret Bumi yang nampak sangat kecil mungil di lautan angkasa. Foto itu dibuat atas permintaan almarhum Carl Sagan, astronom dan pakar astrofisika dan astrobiologi terkenal dari Amerika Serikat. Empat tahun kemudian ia menulis sebuah buku berjudul "Pale Blue Dot: A Vision of the Human Future in Space".

Sebuah galaksi di semesta ini terdiri dari bintang-bintang, miliaran planet, miliaran bulan atau satelit, asteroid, komet, hingga debu kosmik. Bila kita analogikan dengan struktur sebuah atom yang di dalamnya terdapat partikel-partikel subatomik seperti proton, elektron dan neutron, sebuah galaksi terdiri dari milyaran partikel yang berkali lipat lebih banyak dari partikel subatomik.

Padahal ada hipotesis parallel universe atau multiverse yang berpendapat bahwa ada banyak sekali alam semesta di angkasa layaknya gelembung-gelembung. Setiap "gelembung" merupakan sebuah alam semesta maha luas yang di dalamnya terdapat milyaran galaksi. Woww...

Penggambaran multiverse dalam film "Doctor Strange in the Multiverse of Madness" (2022) menarik tetapi cukup membingungkan saya. Apakah mungkin di semesta-semesta lainnya kita memiliki duplikat diri kita yang sama persis dengan kita ?

Bila hipotesis itu dapat ditegakkan, saya malah lebih sepakat dengan ide adanya manusia berakal lainnya di alam semesta lainnya. Simpel saja, Tuhan tidak akan menciptakan alam semesta yang maha luas ini dengan sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun