Begitu pula orang-orang dengan nama yang terinspirasi dari ranah religi juga tidak selalu mencerminkan sifat-sifat atau nilai-nilai yang setara. Mungkin ada seseorang yang diberi nama mirip dengan nama seorang Nabi yang mulia, tetapi ketika dewasa malah suka mencela orang yang berbeda agama.
Jadi nama tidak selalu membuat seorang individu memiliki sifat atau karakter yang sama dengan orang lain, karakter atau benda tertentu yang namanya disandang oleh individu tersebut. Itu karena setiap individu memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Lingkungan di sekitar individu ikut andil dalam membentuk karakternya sejak kecil hingga dewasa. Hal ini dibahas secara mendetail dalam ilmu psikologi, khususnya di ranah psikologi perkembangan yang membahas tentang teori psikodinamik, teori kognitif, teori kontekstual dan teori perilaku. Lebih lanjut Anda bisa menelusurinya di internet atau buku-buku di perpustakaan.
Sebagai penutup, rasanya kalimat lengkap Juliet menjadi relevan. Ibu Kartini akan senantiasa harum namanya walau ada orang yang menghinanya sekalipun.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H