Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Carlos Alcaraz Garfia dan Ons Jabeur Juara Baru Mutua Madrid Open 2022

9 Mei 2022   20:11 Diperbarui: 9 Mei 2022   20:13 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Carlos Alcaraz Garfia di laga final Mutua Madrid Open 2022. (sumber: El Pais/Inma Flores)

Turnamen tenis Mutua Madrid Open 2022 telah usai. Turnamen yang berlangsung di arena Caja Mgica (The Magic Box) atau Manzanares Park Tennis Center, Madrid, Spanyol itu punya juara baru baik di tunggal putra dan putri.

Tampil sebagai juara tunggal putra adalah Carlos Alcaraz Garfia, petenis Spanyol yang baru saja saja menginjak usia 19 tahun. Di babak final yang berlangsung 8 Mei 2022 lalu, unggulan ketujuh itu mengalahkan unggulan ketiga Alexander Zverev dari Jerman dengan dua set langsung 6-3, 6-1.

Sementara itu di final tunggal putri yang berlangsung 7 Mei 2021, Ons Jabeur dari Tunisia menjadi juara setelah memupuskan harapan unggulan ke-12 dari Amerika Serikat (AS) Jessica Pegula. Jabeur yang diunggulkan di posisi kedelapan harus bertanding tiga set 7-5, 0-6, 6-2 selama 1 jam 54 menit sebelum akhirnya meraih gelar juara.

Di sektor ganda putra, gelar juara direbut oleh ganda unggulan ke-7 Wesley Koolhof (Belanda)/Neal Skupski (Inggris). Juara Adelaide Open 2022 dan Barcelona Open 2022 itu mengalahkan ganda Kolombia unggulan kelima Robert Farah/Juan Sebastian Cabal dengan skor 6-7(4-7), 6-4 dan tie break 10-5.  

Sementara itu ganda putri Gabriela Dabrowski (Kanada)/Giuliana Olmos (Mexico) membuktikan diri bahwa mereka menjadi yang terbaik di Madrid Open. Unggulan kedua itu mengalahkan ganda unggulan ketiga, Desire Krawczyk (AS)/Demi Schuurs (Belanda). Bagi Dabrowski, ini adalah pencapaian terbaiknya di Madrid setelah tahun 2019 dan 2021 menjadi runner-up dengan petenis yang berbeda.

Hadiah ulang tahun istimewa bagi Alcaraz Garfia

Tidak diragukan lagi, Carlos Alcaraz Garfia adalah petenis muda paling fenomenal saat ini. Putra Spanyol asal desa El Palmar di distrik Murcia itu diramal bakal menjadi penerus Rafael Nadal yang menjadi ikon tenis Spanyol.

Aksi Carlos Alcaraz Garfia di laga final Mutua Madrid Open 2022. (sumber: El Pais/Inma Flores)
Aksi Carlos Alcaraz Garfia di laga final Mutua Madrid Open 2022. (sumber: El Pais/Inma Flores)
Terlepas dari isu penjadwalan pertandingan sebagaimana yang dikeluhkan oleh Zverev usai babak final, Alcaraz Garfia tampil sangat baik. Sepanjang pertandingan, ia nampak optimis, penuh energi, taktis dan gesit dengan permainan agresif, variasi pukulan dan footwork yang sangat baik.

Perjalanan Alcaraz Garfia ke babak final turnamen level ATP Masters 1000 itu terbilang berat, bahkan sangat berat. Ia harus menghadapi petenis peringkat 1 dan 3 dunia serta harus melawan sang idola, yaitu Nadal. Tetapi ia mampu melewati babak demi babak dengan sangat baik. Di babak 16 besar, ia mampu menyingkirkan juara Delray beach 2022 Cameron Norrie meski harus bertarung tiga set.

Di babak perempat final, ia harus menghadapi Nadal yang merupakan Raja Lapangan Tanah Liat. Sempat rehat sejenak karena mengalami cedera pergelangan kaki di tengah-tengah pertandingan, ia mampu menang atas sang idola dalam pertandingan tiga set dengan skor 6-2, 1-6 dan 6-3.

Di semifinal, dalam kondisi masih merasakan cedera, Alcaraz Garfia mampu menang atas Novak Djokovic (Serbia) yang merupakan unggulan teratas dan petenis nomor satu dunia. Pertandingan antar generasi tersebut berlangsung dramatis dengan durasi 3 jam 35 menit. Pada akhirnya Alcaraz Garfia menang atas Djokovic dengan skor sangat ketat 6-7(5-7), 7-5 dan 7-6(7-5). Sungguh luar biasa!

Melawan Zverev di babak final juga bukan perkara mudah. Zverev adalah juara bertahan yang sudah pasti akan berupaya mempertahankan gelarnya. Selain itu, Zverev merupakan petenis terbaik sepanjang tahun 2021 setelah memenangkan ATP Finals 2021. Namun Alcaraz Garfia tampil lebih baik daripada lawannya dan menyelesaikan pertandingan dengan straight set, 6-3 dan 6-1 dalam waktu 61 menit saja.

Mengintip data pertandingan final Madrid Open, angka Alcaraz Garfia terbilang sangat baik. Angka kemenangan first serve Alcaraz Garfia adalah 89 persen dan servis kedua 70 persen. Alcaraz Garfia tidak pernah melakukan double faults atau kesalahan servis sama sekali, sedangkan Zverev yang melakukannya sebanyak lima kali.

Di babak pertama yang berlangsung di arena utama Manolo Santana Stadium, Alcaraz Garfia membuka kemenangan 1-0 atas Zverev yang segera disamakan oleh Zverev lewat pukulan smash di depan net setelah menerima pengembalian servis yang tanggung dari Alcaraz Garfia. Di game berikutnya, Alcaraz Garfia mengembalikan keunggulannya, namun lagi-lagi Zverev bisa menyamakannya hingga skor menjadi 2-2.

Game kelima dan keenam menjadi milik Alcaraz Garfia, semuanya lewat love game. Zverev sebetulnya juga tampil bagus dengan servis yang powerful dan forehand kerasnya. Akan tetapi Alcaraz Garfia bermain jauh lebih taktis dimana ia kerap melancarkan drop shot ciamik di dekat net.

Strategi itu memelrukan kecermatan tingkat tinggi alias sulit, namun efektif mendulang poin. Tetapi di sisi lain juga bisa meminimalisir terjadinya reli panjang di sepanjang pertandingan. Sebagaimana diinformasikan di bagian sebelumnya, Alcaraz Garfia masih mengalami cedera pergelangan kaki usai bertanding melawan Nadal di babak perempat final. Sehingga ia harus bermain lebih taktis dan efektif.

Zverev mampu merebut satu angka lagi akan tetapi Alcaraz Garfia segera mengantisipasinya hingga skor menjadi 5-3. Di game kesembilan, lagi-lagi ia menciptakan love game setelah service return atau pengembalian servis oleh Zverev menyangkut di net.

Di babak kedua, kejar-mengejar angka terjadi di game pertama dan kedua. Setelah itu, game berikutnya menjadi milik Alcaraz Garfia yang performanya sudah terlanjur di atas angin. Ia cukup sering melancarkan pukulan agresif yang membuat Zverev pontang-panting mengejar bola.

Di game kelima set kedua misalnya, ketika Alcaraz Garfia meraih advantage setelah terjadi deuce, ia bermaksud menutup game dengan drop shot di depan net. Akan tetapi Zverev mampu mengembalikan bola. 

Tak kalah gesit, Alcaraz Garfia segera meresponnya dengan melakukan lob shot ke baseline yang membuat Zverev harus berlari kembali ke belakang yang justru gagal mengembalikan bola.

Keberhasilan itu membuat Alcaraz Garfia menjadi semakin optimis dengan permainannya. Akhirnya, game ketujuh menjadi game penentu kemenangan Alcaraz Garfia. Kesalahan servis Zverev membuat Alcaraz Garfia pun menjadi juara baru Madrid Open.

Ia terlihat sangat bahagia dengan kemenangan tersebut. Apalagi ia baru saja merayakan ulang tahunnya tanggal 5 Mei lalu. Gelar juara tersebut menjadi hadiah ulang tahun yang sangat istimewa yang ia raih dengan penuh perjuangan. Sebuah momen yang bakal ia ingat di sepanjang hidupnya.

Carlos Alcaraz Garfia menjadi juara termuda sepanjang sejarah Madrid Open. Ia juga menjadi petenis termuda kedua yang meraih dua gelar ATP Masters 1000 di tahun yang sama. Sebelum juara di Madrid, ia menjuarai Miami Open 2022. Pencapaiannya tersebut menyamai rekor sang idola, Nadal, yang meraih gelar Monte-Carlo Masters dan Italian Open tahun 2005 ketika masih berusia 19 tahun.

Sebagai jawara di Madrid Open, Carlos Alcaraz berhak atas sebuah piala juara dan hadiah uang sebesar 1,04 juta Euro atau sekira 15,9 miliar rupiah. Peringkatnya juga terdongkrak dari posisi 9 ke posisi 6 dunia berkat tambahan poin juara sebanyak 1.000 poin.

Sebagai informasi, Alcaraz Garfia menyatakan mundur dari turnamen berikutnya yaitu Italian Open 2022 yang digelar mulai 5 Mei hingga 15 Mei 2022 di kota Roma, Italia. Ia rehat sejenak agar bisa fokus pada penyembuhan cedera kakinya. Publik tenis berharap ia bisa tampil di Perancis Terbuka yang diadakan akhir Mei 2022 ini.

Pencapaian terbaik Jabeur di sepanjang karirnya

Tampil di arena utama Manolo Santana Stadium, pertandingan antara Ons Jabeur dan Jessica Pegula di turnamen level WTA 1000 tersebut berlangsung menarik. Jabeur tampil dengan penuh optimisme dengan pukulan variatif, dan tentu saja tak ketinggalan aksi drop shot andalannya yang membuat lawan-lawannya was-was. Bertanding selama hampir dua jam, pada akhirnya Jabeur menang dengan angka 7-5, 0-6 dan 6-2.

Aksi Ons Jabeur di babak final Mutua Madrid Open 2022. (sumber: Taipei Times/AFP)
Aksi Ons Jabeur di babak final Mutua Madrid Open 2022. (sumber: Taipei Times/AFP)
Tidak ada yang menyangka bahwa Jabeur bakal melenggang ke babak final dan menjadi juara di Madrid Open 2022. Ini karena perjalanan petenis 27 tahun itu menuju babak final terbilang menantang.

Di babak-babak sebelumnya, Jabeur mesti menjalani laga tiga set sebanyak dua kali. Dari data pertandingan, Jabeur bisa unggul di set pertama, tapi bisa kalah di set kedua dengan gap angka yang cukup jauh dengan lawannya sebelum berjuang keras dan memenangkan set ketiga.

Misalnya ketika menghadapi Varvara Gracheva (Rusia) di babak kedua, skor kemenangan Jabeur adalah 7-5, 0-6 dan 6-4. Begitu pula ketika ia menghadapi Belinda Bencic (Swiss) yang belum lama ini mengalahkannya di babak final Charleston Open dimana ia menang dengan skor 6-2, 3-6 dan 6-2. Kesimpulannya, Jabeur hampir tersingkir di babak awal.

Di babak perempat final, Jabeur berjumpa dengan lawan berat yaitu Simona Halep dari Rumania. Meskipun tahun ini Halep tidak diunggulkan, ia tidak boleh dianggap remeh karena pernah juara dua kali yaitu di tahun 2016 dan 2017. Ternyata Jabeur mampu menang mudah atas Halep dua set langsung 6-3, 6-2.


Baiklah, di set pertama permainan Jabeur dan Pegula berlangsung imbang dimana mereka saling menyusul angka. Di game pertama saja misalnya, sudah terjadi empat kali deuce. Pegula menutup game pembuka ini dengan forehand volley yang meluncur deras di bidang kanan Jabeur.

Deuce terjadi lagi di game ketiga namun Pegula yang memegang servis berhasil menyelamatkan break point. Pegula tampaknya mulai percaya diri setelah unggul 4-1 atas Jabeur. Akan tetapi tanpa diketahui Pegula, Jabeur perlahan membangun kekuatan dan merebut game keenam. Kini ia hanya tertinggal dua angka dari Pegula.

Di game kesepuluh, Jabeur sebetulnya sudah hampir kalah dari Pegula dengan kedudukan 4-5. Ketika terjadi deuce dan Pegula meraih advantage, Jabeur berhasil menncegah match point dan meraih angka kelima sehingga kedudukan pun menjadi 5-5. Di game berikutnya, Jabeur unggul 6-5 dengan love game. Ia melakukan service return yang apik dengan backhand dua tangannya yang tak dapat dijangkau Pegula.

Aksi Jabeur di game kedua belas memukau para penonton. Service return Pegula ternyata menjadi makanan empuk bagi Jabeur untuk mengeluarkan jurus drop shot-nya lewat backhand slice yang tepat masuk di belakang net di bidang permainan Pegula. Pegula yang berada di baseline dengan sigap mengejarnya, akan tetapi ia memutuskan untuk merelakannya. Audiens memberikan tepuk tangan yang cukup lama.

Pada akhirnya Jabeur memenangkan game penghujung set pertama setelah forehand Pegula keluar lapangan. Set ini berlangsung selama 54 menit.

Di set kedua, Pegula nampaknya sudah cukup paham dengan permainan Jabeur. Ia melibas Jabeur tanpa kenal ampun dengan angka sempurna, 6-0. Sempat terjadi sejumlah deuce tetapi Pegula selalu berhasil merebut angka. Pegula hanya perlu waktu 26 menit untuk memenangkan set ini.

Sebetulnya Jabeur bermain konsisten di set kedua ini. Namun, ia cukup sering melakukan error atau kesalahan, misalnya drop shot dan forehand yang menyangkut di net atau pukulan yang terlalu kuat atau malah lemah. Dari data pertandingan dari set pertama hingga ketiga, Jabeur membuat 39 kali unforced error.

Di set ketiga, Jabeur nampaknya telah mengevaluasi permainannya di dua set sebelumnya. Kali ini ia lebih mendominasi permainan ketika performa Pegula tampak kedodoran setelah unggul mutlak di set kedua.

Pukulan-pukulan Jabeur di set penentuan ini lebih baik, begitu pula drop shot-nya juga berjalan dengan baik. Masih terjadi saling menyusul angka, akan tetapi upaya Pegula dalam menambah angka terhenti di game kelima. Setelah itu, Jabeur menjadi penguasa lapangan dan memetik angka demi angka.

Bagian menarik lainnya terjadi di game ketujuh dimana Jabeur melakukan break point. Jabeur melakukan drop shot yang lantas dikejar oleh Pegula yang ternyata mampu mengembalikannya lewat one-handed backhand down the line di dekat net. Tak kalah cerdik, Jabeur memberikan lob dimana bola melambung jauh ke baseline yang sempat dikejar oleh Pegula namun tak mampu ia kembalikan.

Jabeur memastikan kemenangannya di game kedelapan ketika service return Pegula justru membuat bola melambung ke luar bidang lapangan. Sontak Jabeur terduduk di lapangan selama beberapa saat, mensyukuri kemenangannya. Ia menyelesaikan set ketiga kurang dari 30 menit.

Bagi Jabeur, ini adalah gelar pertamanya di turnamen level WTA 1000 sekaligus menjadi pencapaian terbaiknya. Sebagai juara, ia mendapatkan piala juara dan poin sebanyak 1.000 poin, membuat peringkatnya naik dari posisi 10 ke urutan 7 dunia. Jabeur juga meraih hadiah uang sebanyak yang diperoleh Alcaraz Garfia yaitu 1,04 juta Euro atau sekira 15,9 miliar rupiah.

Berikutnya, Jabeur memastikan diri untuk mengikuti Italian Open 2022 yang berlangsung di kota Roma. Di turnamen tersebut, Jabeur diunggulkan di tempat ke-9 dan akan menghadapi petenis Rumania Sorana Cirstea di babak pertama.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun