Dengan melatih tenis, ia bisa tetap dekat dengan olahraga yang membesarkannya sekaligus tidak jauh-jauh lagi dari rumah. Terdengar masuk akal.
Barty bisa mendirikan sekolah tenis di dekat rumahnya. Ia bisa mengunjungi kota Melbourne untuk menonton grand slam Australia Terbuka sekadar bersilaturahim dengan para petenis, teman-teman dan orang-orang yang pernah berada di sekelilingnya selama ia mengikuti turnamen akbar tersebut.
Terdengar dilematis namun ia telah mengambil keputusan yang sangat berharga dalam hidupnya. Ia mengatakan, "I'm fulfilled, I'm happy" (saya merasa puas, saya bahagia).Â
Barty sudah mengambil keputusan yang sangat berpengaruh dalam hidupnya. Usai keputusannya ini, ia ingin dikenal sebagai Ash Barty secara personal, bukan sebagai atlet.
Rasanya Barty telah menutup buku harian tenisnya dengan sangat manis. Salah satu petenis terbaik di dunia ini masih duduk di peringkat satu, bahkan menjadi petenis putri nomor satu dunia selama tiga tahun berturut-turut (tahun 2019, 2020 dan 2021), meraih hadiah lebih dari USD 23 juta atau setara 330 milyar rupiah selama kariernya, serta merebut 15 gelar tunggal putri dan 12 gelar ganda putri.
Fans tenis sangat menghargai dan mendukung keputusannya seraya mendoakan yang terbaik untuknya, semoga Barty selalu bahagia di sepanjang hidupnya.