Ia sudah moved-on dan perlahan memproduksi kuenya lagi. Lalu pandemi COVID-19 datang, membuatnya harus menerima kenyataan. Kabar terakhir, ia mulai membuat kue lagi, kali ini ia juga membuat aneka produk kue lainnya. Ia juga mulai menggunakan media sosial untuk menawarkan produk kue-kuenya.
Lahan parkiran yang terenggut
Bahkan lahan parkiran pun bisa direbut oleh orang lain. Kita kerap mendengar kabar di media massa tentang orang atau sekelompok orang yang berebut rejeki di lahan parkiran. Apalagi bila lokasi itu ramai, kerap didatangi banyak orang setiap hari.
Saya pernah mengamati sebuah pasar yang lahan parkirnya dikelola oleh dua kelompok orang yang berbeda. Mungkin telah terjadi kesepakatan di antara mereka berbagi lahan parkiran.
Tapi cerita ini lain dari yang lain, terjadi di sebuah kompleks ruko yang memiliki lahan parkir kendaraan yang dikelola secara konvensional. Seorang pria perantauan bernama X sudah sejak dulu "mengelola" areal parkiran di kompleks ruko tersebut. Suatu hari, datanglah seorang pria perantauan lainnya bernama Y yang datang seorang diri tanpa bekal yang layak.
Bisa dibilang Y hidup luntang-lantung tanpa tempat tinggal. Pria Y ini kerap berada di kompleks ruko tersebut. Lama-lama X dan Y menjadi akrab dan dekat.
Suatu ketika, X hendak pulang kampung karena ada keperluan. Ia berencana akan berada di kampungnya selama beberapa hari lamanya. Karena sudah percaya dengan Y, maka pengelolaan areal parkir pun diserahkan kepada Y hingga X kembali dari kampungnya nanti.
Ternyata ketika X kembali, Y tidak mau menyerahkan kembali lahan parkiran kepada X. Entah terjadi perselisihan atau tidak, yang jelas X mengalah dan pergi dari situ. Alhasil Y menjadi "penguasa baru" lahan parkiran tersebut.
Ketika mendengar kisah itu rasanya ikut geram, tidak masuk di akal. Bila cerita itu benar adanya, betapa Y adalah orang yang kurang bersyukur. Padahal X telah banyak membantunya. Â
***
Mungkin ada banyak kisah lainnya di dunia sektor informal yang membuat kita mengelus dada. Dunia itu keras, begitu kata salah satu kakek saya. Pernyataan itu benar adanya.
Tapi setiap pekerja atau pelaku usaha sektor formal maupun informal menemui tantangan dan cobaan yang berbeda-beda. Selalu saja ada orang yang tidak baik yang mencoba menghadang langkah mereka dalam meniti karir atau usaha.
Tetapi kalkulasi Yang Maha Kuasa itu jauh berbeda dengan kalkulasi manusia. Dia pasti akan memberikan jalan lain bagi seseorang agar ia menemukan jalan yang terbaik bagi dirinya.
Rejeki tidak akan tertukar, pendapat itu juga saya yakini hingga kini. Kita semua yang berada di posisi saat ini pasti pernah mengalami lika-liku hidup yang kadang mustahil untuk dihadapi. Tetapi dengan keyakinan diri, berpikir positif dan selalu berdoa kepada-Nya, selalu ada jalan lain yang terbuka untuk kita lalui.