Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadalah, Demam Berdarah Dengue Sedang Mewabah

8 Februari 2020   12:13 Diperbarui: 11 Maret 2020   11:16 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang pasien DBD di sebuah rumah sakit di Kediri, Jawa Timur tahun 2019 (sumber: Vaaju.com)

Sebagaimana kita ketahui bahwa sekarang ini wabah virus Corona sedang melanda negara China dan sejumlah negara lainnya. CNBC Indonesia mengabarkan bahwa jumlah warga yang terpapar virus ini sudah lebih dari 33 ribu orang di seluruh dunia. Lebih dari 700 orang tidak dapat bertahan dan meninggal dunia.

Wabah ini membuat pemerintah setempat luar biasa sibuk menangani ribuan pasien yang terkena virus Corona. Pemerintah Indonesia juga telah berupaya semaksimal mungkin mencegah masuknya virus Corona di wilayah Indonesia.

Bersamaan dengan wabah Corona itu, Indonesia juga sedang waspada dengan kemunculan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini kerap muncul di musim hujan dan saat ini mereka sedang tumbuh subur.

Adalah virus DENV-1, DENV-2, DENV-3 atau DENV-4 yang menjadi biang keladi wabah DBD ini. Mereka numpang hidup apada sang pembawa virus yaitu nyamuk Aedes aegypti. Selain itu ada nyamuk Aedes albopictus atau Aedes polynesiensis. Masing-masing virus memiliki karakteristik sendiri tetapi semuanya membuat manusia menderita DBD. (sumber: ScienceDirect).

DBD kerap menyerang anak-anak, misalnya salah satu keponakan saya (kelas 4 SD) yang saat ini sedang terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Ia positif menderita DBD. Tetapi orang dewasa juga tidak bisa luput dari penyakit ini, misalnya salah satu adik ipar saya yang terkena DBD di awal tahun 2019 lalu.

Sebelumnya adik ipar saya mengeluh demam tinggi yang tak berhenti terutama di kala malam, pusing, sekujur badannya lelah, perut mual, beberapa kali muntah. Seorang dokter umum menduga ia terkena penyakit tipes. Tapi kasus yang dialami keponakan saya, ia malah tidak mual atau muntah. Hanya badannya lemas.

Saya pernah membaca sebuah artikel dan bertanya-tanya juga kepada seorang dokter tentang DBD. Ternyata memang DBD jaman now lebih susah dideteksi. Kadang mirip dengan penyakit tipes atau demam tifoid. Padahal tipes disebabkan oleh bakteri Bakteri Salmonella typhii atau Salmonella paratyphii.

Diagnosa DBD sekarang ini baru bisa ditegakkan melalui pemeriksaan darah ke laboratorium klinik. Pemeriksaan darah lebih akurat. Dari situ dokter akan mengetahui seseorang positif menderita DBD sehingga dokter bisa memutuskan penanganan lebih lanjut.

Nah, diagnosa terhadap adik ipar saya itu akhirnya bisa ditegakkan setelah hasil pemeriksaan darah WIDAL dari laboratorium klinik keluar. Dari tes tersebut diketahui bahwa trombositnya sangat rendah, 15.000 saja. Padahal angka normal trombosit dalam darah adalah 150.000 hingga 450.000. Jadi ia harus segera dirawat di rumah sakit.

Prihatin membaca berita bahwa di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dimana penderita DBD mencapai 903 orang (Kompas.com) dimana tiga orang diantaranya meninggal dunia (Kompas.com). Sementara itu Republika.co.id melaporkan bahwa sudah 12 orang yang meninggal dunia karena DBD di NTB. Di Tasikmalaya, Jawa Barat juga ada 45 orang terjangkit DBD dan satu orang meninggal, demikian informasi dari Kompas.com.

Sepertinya warga yang meninggal itu sudah dalam kondisi yang parah sehingga jiwanya tidak tertolong. Seorang dokter yang merawat adik ipar saya pernah berkata bahwa penderita DBD bisa mengalami pendarahan serius antara lain di gusi, BAB darah dan muntah darah.

Ikut prihatin dengan situasi ini, semoga kasus DBD ini segera tertangani dan tidak ada lagi pasien yang terenggut jiwanya.

Mencegah DBD sepele, persoalannya mau atau tidak?

Sudah jelas bahwa virus DBD itu numpang hidup sementara di tubuh nyamuk Aedes sebelum akhirnya menemukan rumah mewahnya yaitu di tubuh manusia. Virus --virus itu akan berpesta pora di dalam tubuh manusia hingga manusia semakin lemah.

Cara virus berpindah ke tubuh manusia telah dipelajari. Solusinya pun sudah ditetapkan. Pemerintah kerap mempromosikan program 3M yaitu Menguras, Menutup, Mengubur. Pemerintah juga menyebarkan bubuk Abate untuk diletakkan di bak mandi untuk mematikan jentik-jentik nyamuk. Semetara itu pengasapan atau fogging dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa.

Sayangnya setiap orang memang tidak mau menderita penyakit DBD, tetapi masih banyak orang yang enggan melakukan himbauan pemerintah untuk mencegah DBD. Misalnya, saluran air tidak rutin dibersihkan sehingga air di parit tidak mengalir, bak penampungan air tidak ditutup rapat atau bahkan tidak ditutup, malas menguras bak mandi dan lain-lain.

Untuk mencegah wabah DBD diperlukan partisipasi dari masyarakat. Karena nyambuk Aedes bisa berkembang biak dimana saja, oleh karena itu 3M menyentuh hingga level rumah tangga bahkan individu.

Penghuni rumah kos misalnya, harus sadar akan lingkungan yang bersih dimulai dari kamar kosnya. Misalnya dengan tidak menggantung banyak pakaian, membersihkan sampah-sampah kemasan makanan dan minuman. Bila di kamar kos terdapat kamar mandi dalam, harus rutin mengurasnya seminggu sekali.

Begitu juga rumah tangga yang memiliki satu atau lebih sari satu kamar mandi di dalam rumah juga harus rutin menguras kamar mandinya. Memang jadi merepotkan, apalagi bila suatu rumah punya lebih dari satu kamar mandi. Tetapi lebih repot mana, menguras kamar mandi seminggu sekali atau tubuh terkulai  di rumah sakit selama sekian hari?

Tentang menguras kamar mandi, kadang kita menguras saja airnya sampai habis tetapi malas menggosoknya. Padahal menggosok dinding bak air di kamar mandi itu sangat penting untuk menyingkirkan jentik nyamuk yang menempel di situ.

Hal ini pernah dijelaskan oleh Kementerian Kesehatan dalam sebuah acara di Jakarta tahun 2016 lalu. Menurut R. Vensya Sitohang, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik, telur nyamuk dapat menempel erat di dinding bak, sehingga perlu disikat untuk dapat terbuang. (CNN Indonesia)

Vensya menerangkan, setiap harinya nyamuk bertelur sebanyak tiga kali. Sedangkan telur nyamuk menetas dua hari setelah menyentuh air. Ternyata ketika di tempat kering, telur nyamuk ini bisa tahan hingga waktu enam bulan.

Di even yang sama, Sri Rezeki Hadinegoro, guru besar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM menyarankan paling tidak sepekan sekali menguras bak mandi untuk memutus siklus hidup nyamuk yang hanya berumur dua sampai tiga bulan dari telur hingga dewasa dan mati.

Sedangkan tentang mengubur barang bekas, menurut Sri dapat diikuti dengan aksi menggunakan kembali atau mendaur ulang barang yang sudah tak terpakai. Hal ini karena barang bekas yang dikubur dalam tanah memerlukan masa penguraian puluhan hingga ratusan tahun. Dengan begitu, penguburan barang malah dapat menyebabkan limbah baru di masa mendatang.

Sjeumlah aksi dari masyarakat patut diapresiasi misalnya mengolah sampah menjadi barang baru. Lainnya mendirikan bank sampah. Sampah yang terkumpul akan didaur ulang. Upaya ini selain bermanfaat bagi banyak orang sekaligus juga menjaga lingkungan.

Mencegah DBD dengan menjaga daya tahan tubuh tetap fit

Menjalankan program 3M sudah, menyebarkan bubuk Abate juga sudah. Begitu pula fogging sudah dilakukan begitu musim hujan dimulai. Tetapi semua itu tidak berarti bila tubuh kita tidak fit.

Virus DBD selalu menyerang anak-anak atau manusia dewasa yang lemah. Kasus yang dialami keponakan saya, ia anak yang aktif tetapi sayangnya sering melewatkan waktu makan. Sehingga virus DBD itu pun mudah saja berkembang di tubuh keponakan saya.

Kasus yang menimpa adik ipar saya juga demikian. Karena bekerja sampai larut malam, ia pun kurang menjaga asupan, alhasil tubuhnya menjadi sasaran empuk virus DBD. Saya sendiri pernah terkapar terkena infeksi pencernaan sehingga harus bed rest selama beberapa hari usai bekerja lembur yang luar biasa. Bekerja lembur hingga larut malam itu ternyata tidak baik bagi kesehatan, sekuat apapun fisik kita.

Banyak beredar informasi mengenai makanan atau minuman yang bisa meningkatkan jumlah trombosit dalam darah. Informasi itu bisa diikuti tetapi lebih baik lagi kalau mengikuti saran dari nutritionist atau ahli gizi. Biasanya mereka berpraktik di rumah sakit. Simak baik-baik saran mereka agar mendapatkan saran tentang nutrisi yang tepat agar terhindar dari DBD.

Menurut saya, menjaga kesehatan tubuh itu dengan menjaga pola makan dan asupan makanan. Makan rutin tetapi tidak lantas asal kenyang. Harus memperhatikan nilai gizi masing-masing menu makanan. Misalnya, satu porsi nasi goreng dengan telur dan sayuran sebagai menu sarapan memiliki kandungan gizi yang cukup buat pelajar atau pekerja kantoran hingga siang menjelang. Bahkan satelur ceplok untuk sarapan dengan nasi punel hangat masih lebih kaya gizi dibandingkan sarapan seporsi cilok.  

Omong-omong tentang cilok, saya jadi ingat salah satu dosen saya dulu pernah dirawat di rumah sakit gegara hanya makan cilok atau pentol. Karena kesibukannya mengajar, ia memilih menu makanan yang praktis, enak dan gampang diperoleh yaitu cilok. 

Penjual cilok biasanya mangkal di depan sekolah atau kampus. Padahal cilok itu makanan selingan alias camilan atau snack. Alhasil, karena gizi dari cilok tidak sebanding dengan aktivitasnya yang padat, fisik beliau pun lemas sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Mencegah lebih baik dari pada mengobati, bukan? Jadi, perhatikan asupan gizi dalam menu yang kita santap sehari-hari agar tubuh kita selalu fit dan terhindar dari berbagai macam penyakit termasuk DBD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun