Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Australian Open 2020: Djokovic Juara Terbanyak, Kenin Juara Baru dan Whoa, Priska!

3 Februari 2020   19:37 Diperbarui: 9 Februari 2020   09:52 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sofia Kenin (kanan) dan Garbine Muguruza memegang trofi juara dan finalis AO 2020. (sumber: NewsNation.in)

Turnamen tenis grand slam Australian Open (AO) 2020 telah berakhir, ditutup dengan final partai tunggal putra antara unggulan kedua Novak Djokovic (Ceko) dan unggulan kelima Dominic Thiem (Austria).

Pertandingan kedua petenis tersebut berlangsung pada Minggu 2 Februari 2020 di lapangan utama Rod Laver Arena, Melbourne Park, Australia.

Sebagaimana sudah diperkirakan banyak orang, Djokovic menjadi juaranya setelah menang atas Thiem melalui pertarungan ketat lima set yang menegangkan dengan angka 6-4, 4-6, 2-6, 6-3, 6-4. Pertandingan tersebut berlangsung selama hampir empat jam dan sangat melelahkan.

Thiem bermain sangat agresif. Ia sangat berambisi merebut gelar grand slam pertamanya. Beberapa kali ia membuat Djokovic nampak putus asa. Djokovic hampir saja kalah kalau tidak segera bangkit di set keempat.

Pada akhirnya di game kesepuluh atau game penentuan ketika kedudukan 5-4 dan 40-15 untuk keunggulan Djokovic, forehand Thiem keluar dari bidang lawan membuat Djokovic meraih gelar juara AO yang kedelapan kalinya.

Lagi-lagi Thiem terpaksa harus menunda impiannya untuk merebut gelar juara grand slam. Final AO 2020 adalah babak final ketiga bagi Thiem. 

Di French Open (FO) 2018 dan 2019 lalu, ia sudah dua kali begitu dekat dengan gelar juara. Tetapi Rafael Nadal (Spanyol), sebagai raja tanah liat masih terlalu unggul baginya. Di AO 2020, Thiem bertemu dengan raja arena AO yang mulai tahun ini menggunakan lapangan keras GreenSet. 

Dalam pidato kemenangannya, Djokovic memberikan sambutan yang positif dan sportif kepada Thiem yang harus rela mengakui keunggulan lawannya. Djokovic mengatakan: "... It wasn't meant to be tonight but it was a tough match and you were very close  to win it. You definitely have a lot more time in your career I'm sure that you will get one of the slam trophies... More! more than one." (The Guardian).

Dalam sambutannya, Thiem tidak menyesali apapun. Seraya mengakui bahwa ketiga petenis dalam "Big Three" yaitu Djokovic, Nadal dan Federer telah membawa tenis ke level yang baru. Tetapi ketiga petenis itu juga membawanya ke tingkat yang lebih baik lagi. Thiem memang pantas menjadi juara, tetapi Djokovic lebih layak membawa pulang piala kemenangan.

Bagi Thiem, juara grand slam hanya masalah waktu. Ia masih 26 tahun, masih cukup panjang perjalanannya. Jadi nampaknya ia masih harus bersabar.

Di peringkat ATP, Djokovic kembali duduk di posisi puncak menggeser Nadal yang kini turun di peringkat dua. Sementara itu Thiem naik satu tingkat ke posisi 4 ATP. Jumlah poinnya yang 7045 kini membayangi Federer yang berada di posisi 3 ATP dengan poin 7140. 

"Big Three" masih lebih unggul, entah sampai kapan
Nampaknya dominasi "Big Three" di tenis ATP masih belum dapat diruntuhkan oleh petenis lainnya. Walaupun dua petenis masa depan berhasil mencuri dua tempat di babak semifinal, mengisyaratkan bahwa generasi baru sudah di depan pintu, petenis "Big Three" belum terkalahkan.

Dua petenis masa depan itu adalah Thiem dan Alexander Zverev, unggulan ke-7 dari Jerman. Untuk pertama kalinya Zverev mencicipi babak semifinal turnamen grand slam di AO 2020 ini. Sayangnya keduanya harus saling berhadapan di babak tersebut. Di partai semifinal lainnya, dua petenis "Big Three" juga harus berhadapan di babak tersebut. Djokovic unggul atas Roger Federer (Swiss) dengan tiga set.

Langkah dua petenis muda itu dalam membidik gelar grand slam pertama terpaksa tertunda. Thiem boleh menang atas Rafael Nadal (Spanyol), unggulan teratas, di babak perempat final. Tetapi ia belum mampu unggul atas Djokovic dan mau tidak mau harus bersabar menunggu turnamen grand slam berikutnya.

Thiem adalah petenis bermental tangguh. Lawan-lawannya di babak sebelumnya bukan kaleng-kaleng. Menang atas Nadal di lapangan keras adalah sebuah kejutan yang ia torehkan di AO 2020. Grafik Thiem sendiri di AO cenderung naik turun dengan pencapaian terbaik adalah babak keempat yaitu di AO 2017 dan 2018. Pada dasarnya Thiem lebih jago di lapangan tanah liat.

Di babak kedua AO 2020, sebetulnya Thiem hampir kandas ketika menghadapi Alex Bolt (Australia) yang mendapatkan fasilitas wild card. Sudah tertinggal 1-2 dari Bolt, Thiem bangkit di set keempat dan mengubah strategi. Kali ini ia mampu menguras energi lawannya hingga akhirnya Bolt menyerah dengan mudah di set keempat dan kelima.

Sejumlah petenis masa depan ATP lainnya juga tidak dapat melangkah lebih jauh. Daniil Medvedev (Rusia) yang menempati unggulan ke-4 juga kandas di babak keempat. Salah satu favorit juara itu justru menyerah di tangan unggulan ke-15 Stanislas Wawrinka (Swiss) dengan lima set. Sebagai informasi, Wawrinka adalah jawara AO 2014.

Stefanos Tsitispas (Yunani) di AO 2019 lalu membuat kejutan dengan lolos ke babak semifinal. Namun di AO 2020 ini terpaksa harus pulang lebih awal. Unggulan ke-6 tersebut tersingkir di babak ketiga setelah kalah atas unggulan ke-32 Milos Raonic (Kanada) dengan straight set.

Entah sampai kapan "Big Three" akan menjadi petenis terkuat. Dalam sepuluh tahun terakhir, dari 40 turnamen grand slam (AO, FO, Wimbledon dan US Open), 33 gelar juara direbut secara bergantian oleh Djokovic, Nadal dan Federer. Bahkan sejak tahun 2017, tidak ada satu pun petenis di luar "Big Three" yang bisa mencuri gelar grand slam.

Dengan hasil di AO 2020 ini, sepertinya di sepanjang tahun 2020 ini ketiga petenis tersebut masih akan mendominasi. Djokovic masih terlalu tangguh buat petenis lainnya. Begitu juga dan Federer. Tetapi, kita lihat saja nanti.

Djokovic juara AO terbanyak sepanjang masa
Pertandingan melawan Thiem di babak final AO 2020 menjadi salah satu pertandingan paling menantang bagi Djokovic. Pada akhirnya ia pun berhasil menjadi jawaranya.

AO 2020 adalah gelar juara kedelapan sekaligus menasbihkan Djokovic menjadi juara terbanyak sejak turnamen AO pertama kali digelar di tahun 1905.

Di Era Terbuka, Djokovic sudah melampaui pencapaian petenis putra manapun. Bahkan bila digabungkan dengan Era Amatir sepanjang tahun 1905 hingga 1968, Djokovic masih lebih unggul dari pada Roy Emerson (Australia), petenis terbaik AO di Era Amatir yang menjuarai AO sebanyak enam kali.

Tak salah bila Djokovic disebut sebagai raja AO karena ia paling banyak juara di sini selama karir tenis profesionalnya. Selagi karir tenisnya masih berlanjut, Djokovic akan membuat rekor-rekor lainnya di turnamen-turnamen berikutnya.

Hingga hari ini, Djokovic sudah mengoleksi 17 gelar grand slam. Ia menjadi petenis urutan ketiga peraih gelar grand slam terbanyak setelah Federer yang telah mengoleksi 20 gelar grand slam dan Nadal yang memiliki 19 gelar.

Kenin rebut gelar juara tunggal putri
Di tunggal putri, petenis muda 21 tahun Sofia Kenin (AS) tampil sebagai juara AO 2020. Di babak final, petenis unggulan ke-14 itu menang atas petenis bukan unggulan Garbine Muguruza (Spanyol) dengan angka 4-6, 6-2, 6-2. Pertandingan final tunggal putri diadakan pada 1 Februari 2020 di Rod Laver Arena.

Sofia Kenin (kanan) dan Garbine Muguruza memegang trofi juara dan finalis AO 2020. (sumber: NewsNation.in)
Sofia Kenin (kanan) dan Garbine Muguruza memegang trofi juara dan finalis AO 2020. (sumber: NewsNation.in)
Dunia tenis WTA memang penuh dengan kejutan. Sejak masa Venus dan Serena Williams, belum ada petenis putri yang mendominasi. Di tahun 2020 ini misalnya, AO memiliki juara dan finalis baru. Kemenangan Kenin sunguh di luar dugaan.

Bagi Kenin, ini untuk pertama kalinya mampu menjejak babak final turnamen level grand slam dan langsung juara. Sejak tahun 2018 Kenin bermain di babak utama AO tetapi ia belum mampu melewati babak kedua atau 64 besar. Tidak disangka di tahun 2020 ini ia justru menjadi juara.

Sejak ia masih bermain di level junior, Kenin memang diramalkan bakal menjadi the rising star di tenis putri. Di level junior, Kenin pernah menjadi runner-up US Open 2015. Kenin merupakan pemain baseliner yang agresif dengan pukulan forehand dan backhand yang kerap menghasilkan angka.

Sejak masuk Top 100 di tahun 2018, langkahnya di turnamen tenis WTA berjalan setapak demi setapak tapi pasti. Ia bermain di nomor tunggal dan ganda. Namanya mulai bersinar di tahun 2018 ketika ia menjadi juara di empat turnamen WTA yaitu di Mexico City, Mallorca, Guangzhou dan China Open (ganda putri).

Peringkat WTA-nya pun meroket, membuatnya berhak mengikuti turnamen WTA Elite Trophy 2019 di Zhuhai, turnamen terbatas yang levelnya di bawah WTA Finals. Ia juga turun di turnamen penutup musim WTA Finals 2019 di Shenzhen. Turnamen itu hanya diikuti delapan petenis tunggal dan ganda putri terbaik di dunia. Kenin menjadi alternate player kedua menggantikan Bianca Andreescu (Kanada) yang mengalami cedera.

Walau sukses merebut sejumlah gelar, kandas di babak awal pun beberapa kali ia alami. Di turnamen pemanasan AO 2020 misalnya, ia tersingkir di babak kedua turnamen Brisbane International oleh unggulan ke-3 Naomi Osaka (Jepang). Begitu juga di turnamen Adelaide, sebagai unggulan ke-7 ia justru kalah dari rekan senegaranya Danielle Collins.

Sementara itu sang runner-up Muguruza adalah mantan ratu tenis yang pernah menjadi petenis nomor satu dunia di tahun 2017 lalu. Di AO 2020 ini, petenis kelahiran Venezuela itu tidak diunggulkan karena peringkatnya per 20 Januari 2020 adalah 34 WTA. Muguruza adalah juara FO 2016 dan Wimbledon 2017.

Langkah Muguruza hingga ke babak final AO 2020 terbilang tidak mudah tetapi ia bisa mengatasinya. Di babak ketiga ia mampu menang straight set atas unggulan ke-5 Elina Svitolina (Ukraina).

Di babak keempat, ia mampu menggulung unggulan ke-9 Kiki Bertens (Belanda) juga dengan dua set langsung. Di babak semifinal, ia menyingkirkan juara Wimbledon 2019 Simona Halep (Rusia) sebelum akhirnya bertemu Kenin.

Peringkat Kenin kini melejit ke posisi 7 WTA. Sementara itu Muguruza kembali ke Top 20, kini berada di peringkat 16 WTA.

Priska rebut gelar ganda putri junior
Petenis putri Indonesia, Priska Madelyn Nugroho, tampil luar biasa di AO 2020 dengan merebut gelar juara nomor ganda putri junior.

Berpasangan dengan petenis Filipina Alexandra Eala, unggulan ke-4 itu mengalahkan ganda bukan unggulan Matilda Mutavdzic (Inggris) dan Ziva Falkner (Slovenia) di babak final dengan dua set langsung 6-1, 6-2. Pertandingan berlangsung pada 31 Januari 2020 lalu.

Priska Madelyn Nugroho (kanan) mengangkat trofi juara AO 2020 bersama Alexandra Eala. (sumber: Rappler.com)
Priska Madelyn Nugroho (kanan) mengangkat trofi juara AO 2020 bersama Alexandra Eala. (sumber: Rappler.com)
Sebelumnya Priska/Eala membuat kejutan di babak semifinal dengan mengalahkan ganda unggulan pertama Linda Fruhvirtova (Ceko) / Kamilla Bartone (Latvia) dengan angka sangat ketat, 1-6, 7-5 dan 10-8. Pertandingan rubber set yang melelahkan juga mereka jalani ketika bertanding di babak pertama dan kedua. Jadi gelar juara tersebut sangat layak buat mereka.

Sebagai informasi, Priska juga turun di nomor tunggal putri junior sebagai unggulan ke-15. Sayang, langkahnya terhenti babak ketiga (16 besar) setelah kalah atas petenis junior Jerman Alexandra Vecic dengan angka 2-6, 2-6.

Sebagai informasi, Priska adalah petenis Indonesia ketiga yang pernah menyabet gelar nomor junior di turnamen level grand slam. Dulu ada Angelique Widjaja yang juara nomor tunggal putri junior Wimbledon 2001 dan FO 2002. Di nomor ganda, Angelique merebut gelar ganda putri junior AO 2002 berpasangan dengan Gisela Dulko (Argentina).

Petenis putra Christopher Rungkat juga pernah sukses di level junior. Ia pernah menjuarai ganda putra junior FO 2008 berpasangan dengan Henri Kontiner (Finlandia) dan menjadi finalis US Open 2008 dengan petenis yang sama. Kini Christo, demikian ia disapa, aktif di level profesional dan lebih sering turun di nomor ganda putra.

Sayang tahun ini Christo tidak ikut serta di AO 2020 karena sedang fokus di sejumlah turnamen level Challenger. Peringkat ATP-nya saat ini adalah 88, sudah kembali masuk di Top 100 ATP. Sebelumnya peringkatnya sempat anjlok di posisi 105. Ini setelah ia menjadi finalis dan dua kali semifinalis di turnamen Challenger Bangkok dan Newport Beach, AS.

Referensi: AusOpen.com, ATPTour.com, WTATennis.com, OpenEraRankings.com. ITFTennis.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun