"Big Three" masih lebih unggul, entah sampai kapan
Nampaknya dominasi "Big Three" di tenis ATP masih belum dapat diruntuhkan oleh petenis lainnya. Walaupun dua petenis masa depan berhasil mencuri dua tempat di babak semifinal, mengisyaratkan bahwa generasi baru sudah di depan pintu, petenis "Big Three" belum terkalahkan.
Dua petenis masa depan itu adalah Thiem dan Alexander Zverev, unggulan ke-7 dari Jerman. Untuk pertama kalinya Zverev mencicipi babak semifinal turnamen grand slam di AO 2020 ini. Sayangnya keduanya harus saling berhadapan di babak tersebut. Di partai semifinal lainnya, dua petenis "Big Three" juga harus berhadapan di babak tersebut. Djokovic unggul atas Roger Federer (Swiss) dengan tiga set.
Langkah dua petenis muda itu dalam membidik gelar grand slam pertama terpaksa tertunda. Thiem boleh menang atas Rafael Nadal (Spanyol), unggulan teratas, di babak perempat final. Tetapi ia belum mampu unggul atas Djokovic dan mau tidak mau harus bersabar menunggu turnamen grand slam berikutnya.
Thiem adalah petenis bermental tangguh. Lawan-lawannya di babak sebelumnya bukan kaleng-kaleng. Menang atas Nadal di lapangan keras adalah sebuah kejutan yang ia torehkan di AO 2020. Grafik Thiem sendiri di AO cenderung naik turun dengan pencapaian terbaik adalah babak keempat yaitu di AO 2017 dan 2018. Pada dasarnya Thiem lebih jago di lapangan tanah liat.
Di babak kedua AO 2020, sebetulnya Thiem hampir kandas ketika menghadapi Alex Bolt (Australia) yang mendapatkan fasilitas wild card. Sudah tertinggal 1-2 dari Bolt, Thiem bangkit di set keempat dan mengubah strategi. Kali ini ia mampu menguras energi lawannya hingga akhirnya Bolt menyerah dengan mudah di set keempat dan kelima.
Sejumlah petenis masa depan ATP lainnya juga tidak dapat melangkah lebih jauh. Daniil Medvedev (Rusia) yang menempati unggulan ke-4 juga kandas di babak keempat. Salah satu favorit juara itu justru menyerah di tangan unggulan ke-15 Stanislas Wawrinka (Swiss) dengan lima set. Sebagai informasi, Wawrinka adalah jawara AO 2014.
Stefanos Tsitispas (Yunani) di AO 2019 lalu membuat kejutan dengan lolos ke babak semifinal. Namun di AO 2020 ini terpaksa harus pulang lebih awal. Unggulan ke-6 tersebut tersingkir di babak ketiga setelah kalah atas unggulan ke-32 Milos Raonic (Kanada) dengan straight set.
Entah sampai kapan "Big Three" akan menjadi petenis terkuat. Dalam sepuluh tahun terakhir, dari 40 turnamen grand slam (AO, FO, Wimbledon dan US Open), 33 gelar juara direbut secara bergantian oleh Djokovic, Nadal dan Federer. Bahkan sejak tahun 2017, tidak ada satu pun petenis di luar "Big Three" yang bisa mencuri gelar grand slam.
Dengan hasil di AO 2020 ini, sepertinya di sepanjang tahun 2020 ini ketiga petenis tersebut masih akan mendominasi. Djokovic masih terlalu tangguh buat petenis lainnya. Begitu juga dan Federer. Tetapi, kita lihat saja nanti.
Djokovic juara AO terbanyak sepanjang masa
Pertandingan melawan Thiem di babak final AO 2020 menjadi salah satu pertandingan paling menantang bagi Djokovic. Pada akhirnya ia pun berhasil menjadi jawaranya.
AO 2020 adalah gelar juara kedelapan sekaligus menasbihkan Djokovic menjadi juara terbanyak sejak turnamen AO pertama kali digelar di tahun 1905.