Seminggu terakhir ini kita dikejutkan dengan fenomena puluhan ular kobra di kompleks perumahan di Jember, Jawa Timur dan Bogor, Jawa Barat. Tentu saja hal itu membuat cemas warga. Aktivitas warga sehari-hari juga pasti terganggu karena dihinggapi rasa khawatir.
Saya pernah beberapa kali mengalami ular (kebetulan bukan jenis kobra) masuk ke rumah saya. Saya sadar karena tinggal berdekatan dengan sawah, maka bisa saja ada ular kesasar dan masuk ke rumah saya. Itu terjadi di masa awal ketika saya menempati rumah saya.
Selain masuk ke rumah, seekor ular berwarna hijau pernah terjebak di tandon air tanam di bawah carport. Entah bagaimana caranya dia masuk karena tandon air tanam di rumah saya berpenutup pelat besi yang cukup rapat. Mungkin ada celah kecil yang muat dengan tubuhnya.
Membunuh ular sebetulnya bukan tindakan yang bijak. Solusi dengan memberi garam pada tubuh ular juga bukan cara yang tepat. Sebetulnya penanganan yang tepat adalah tindakan preventif. Mengapa ular bisa masuk ke kompleks permukiman, sebaiknya kita berpikir dari cara pandang ular.
Mereka butuh tempat tinggal yang nyaman. Apa yang nyaman bagi mereka sering adalah yang kotor bagi manusia. Misalnya tumpukan material batu bata yang tidak terpakai di pekarangan rumah, tumpukan material bekas bongkaran bangunan, semak2 yang jarang dirawat, rumah kosong yang ditumbuhi banyak tanaman liar, dan lain-lain itu menjadi tempat nyaman bagi reptil seperti ular.
Ular pada dasarnya senang dengan tempat yang lembab. Ular senang dengan area yang teduh dan terlindungi. Tidak hanya ular, tetapi juga hewan reptil pada umumnya.
Pernah suatu kali saya melihat seekor bunglon berukuran cukup besar di sela-sela tumpukan genteng sisa di rumah saya. Pak tukang meletakkannya begitu saja di salah sudut area rumah saya. Saya juga oke saja karena tidak ada tempat lain.
Suatu waktu di pagi hari, saya melihat ekor sesosok makhluk, saya amatii ternyata seekor bunglon nampaknya sedang istirahat manja di sana. Saya biarkan saja karena bunglon tergolong tidak berbahaya.
Di hari lain saya lihat bunglon itu tidak ada, mungkin waktu itu cuma mampir. Mungkin karena sudut rumah itu tidak ternaungi kanopi atau pohon, dimana di siang hari terkena cahaya matahari, maka tempat itu tidak nyaman bagi bunglon tersebut.
Setiap orang pasti ingin lingkungan tepat tinggalnya bebas dari ular, apalagi ular berbahaya. Lewat tulisan ini saya ingin membagikan cara bagaimana mencegah adanya ular di rumah kita maupun lingkungan tempat tinggal kita. Sejak saya melakukan cara-cara di bawah, syukurlah tidak ada lagi gangguan ular di rumah saya.
Pertama, hindari menanam tanaman semak/perdu
Tanaman jenis ini, apalagi jika ditanam di tanah menjadi tempat yang nyaman bagi ular untuk tinggal. Kalau sudah nyaman, ular berpikir untuk beranak pinak dan jumlah mereka pun berkali lipat. Bila sudah berkembang biak, hal itu berbahaya bagi keluarga yang tinggal di rumah tersebut.
Sedapat mungkin tanaman semak atau perdu juga tidak ditanam di taman umum di kompleks perumahan warga. Kecuali ada petugas yang secara khusus merawat taman setiap hari, maka menanam tanaman jenis semak tidak masalah.
Ular pada dasarnya takut dengan kehadiran manusia. Derap langkah manusia pun sebetulnya membuat cemas ular. Petugas taman yang setiap hari bekerja di taman bisa membuat ular ogah tinggal di taman.
Tetapi ada beberapa jenis ular bersifat agresif bila merasa terancam, misalnya ular kobra. Saya ingat di kantor tempat saya bekerja sebelumnya punya taman yang cukup luas. Ada sejumlah tanaman di taman kantor yang tergolong tanaman semak.
Area di luar kantor juga masih berupa lahan terbuka yang dipenuhi dengan tanaman-tanaman liar. Hal itu membuka peluang masuknya ular di area kantor. Ada petugas taman yang secara khusus memelihara tanaman-tanaman, memupuk, menyiram, memangkas rumput, memangkas dahan ranting dan sebagainya.
Sang petugas taman pernah bercerita beberapa kali mengalami konflik dengan ular khususnya ular kobra. Bila ular kobra yang ia jumpai agresif, dengan terpaksa ia membunuhnya. Tetapi bukankah membunuh ular kobra itu sangat riskan?
Saya pernah membaca kalau satu ular kobra dilukai, maka ia akan "memanggil bala bantuan" dan menyerang orang yang melukainya bersama-sama. Oleh karena itu ketika terpaksa harus membunuh, ular kobra harus dipastikan mati. Itulah yang ia lakukan, ketika terpaksa harus membunuhnya, ia memastikan ular kobra tersebut mati.
Ular kobra di kantor tersebut juga agak "genit". Pernah tiba-tiba muncul di depan pintu masuk kantor. Salah satu teman saya yang melihatnya. Ketika membuka pintu, sontak ia terkejut dengan ular kobra dewasa yang cukup panjang sudah berada di depannya.
Salah seorang teman kerja juga pernah melihat ular kobra dewasa yang cukup besar, menyelinap di antara tumpukan kayu-kayu palet yang ditumpuk begitu saja di area belakang gudang. Nah, sepertinya ini berkaitan dengan cara kedua berikut ini.
Kedua, hindari menumpuk material atau barang-barang yang tidak dipakai
Kayu palet yang ditumpuk begitu saja di belakang area gudang misalnya, bisa jadi menjadi tempat nyaman bagi ular, khususnya kobra. Apalagi lokasinya cukup lembab, tidak terpapar sinar matahari dan juga tidak terkena terpaan atau tampias air hujan.
Saya pribadi kebetulan tidak suka menumpuk barang-barang atau material di area rumah saya. Di ruang gudang, barang-barang tertata di rak. Tidak ada yang ditumpuk atau tercecer di lantai. Gudang juga dalam keadaan kering. Bila sudah penuh, saatnya buka warung, alias memanggil tukang loak datang untuk mengambil sejumlah barang yang benar-benar tidak terpakai.
Amati sudut rumah, bila ada tumpukan barang, segera dipindahkan dari sana dan diletakkan di suatu tempat. Jika Anda memiliki gudang akan lebih baik lagi. Tetapi bila tidak memilikinya, usahakan tidak meletakkannya begitu saja. Siapa tahu kondisi area itu pas dengan kondisi yang diidamkan ular. Bila barang-barang itu sudah tidak diperlukan lagi, sebaiknya dibuang saja.
Sampah yang menumpuk di area permukiman warga juga bisa menjadi tempat yang nyaman bagi ular. Area permukiman harus bersih dari tumpukan sampah atau barang-barang yang tidak diperlukan untuk menghindari binatang apa pun termasuk ular berdiam di sana.
Ketiga, gunakan wewangian yang berbau tajam
Saya pernah membaca bahwa Indera penciuman ular itu ternyata benci dengan bau-bau wangi, apalagi bila baunya tajam. Ular akan memilih pergi dan mencari tempat lain yang bebas dari wewangian yang mengganggu indera penciumannya.
Saya beberapa kali menaburkan bubuk deterjen di area rumah yang kering. Misalnya di teras rumah. Menaburkannya sedikit saja. Waktu itu tujuan saya menaburkannya untuk mencegah kucing buang hajat di sana. Sebelumnya saya beberapa kali menemukan feses kucing di sana. Ada tips yang saya baca di internet bahwa cara itu bisa mencegah kucing buang hajat di tempat itu.
Saran itu manjur. Kucing tidak pernah buang hajat lagi di tempat tersebut. Nah ternyata bau bubuk deterjen yang wangi juga bermanfaat untuk mencegah ular masuk ke area rumah. Baunya yang wangi ternyata mengganggu indera penciuman ular. Ular pun enggan masuk ke rumah.
Ketika menaburkan bubuk deterjen, taburkan hanya sedikit saja dan di tempat yang kering. Karena bila area tersebut terkena air, bisa menjadi licin. Hal ini membahayakan apalagi bila area tersebut kerap dilalui anggota keluarga atau orang lain. Taburkan bubuk deterjen di tempat yang bebas tanaman. Hindari menaburkan deterjen di tanah karena bisa mencemari tanah.
Cara lain selain menggunakan bubuk deterjen adalah menggunakan kapur barus atau naphtalene. Kapur barus lemari yang berukuran kecil bisa disebar di beberapa tempat. Menggunakan kapur barus menurut saya lebih aman dari pada bubuk deterjen karena kapur barus menyublim. Terkena air pun tidak masalah.
Teras rumah sebaiknya juga rutin dibersihkan, disapu dan dipel. Menggunakan cairan karbol atau cairan pembersih lantai yang wangi bisa mencegah masuknya ular ke area rumah kita. Ikuti aturan penggunaan yang tertera di label produk. Setelah dipel, selain lantai bebas kuman juga bebas dari kunjungan binatang baik kucing liar, tikus dan ular.
Keempat, rajin membersihkan lingkungan permukiman termasuk membersihkan saluran air / parit / selokan
Apalagi di musim hujan sekarang ini. Saya beberapa kali mendengar kabar ular sanca berada di selokan. Apalagi jika terjadi banjir, salah satu ancaman adalah ular. Mendengar kabar seperti itu jadi ikut ngeri.
Sebagian warga kompleks perumahan biasanya ada yang menutup selokan di depan rumahnya agar bisa dimanfaatkan untuk, misalnya parkir kendaraan, pot tanaman dan lain-lain. Tetapi sering warga alpa dalam membersihkannya, tidak disangka selokan itu bisa saja menjadi sarang ular.
Di permukiman di Jember, warga menemukan telur-telur ular kobra yang pecah dan kulit ular di dalam selokan. Bisa jadi selokan itu sehari-hari tidak terkontrol sehingga ular merasa nyaman dan menetap di sana.
Belum bila masuk rumah lewat kamar mandi, bisa berbahaya. Selokan di tempat tinggal saya saya biarkan terekspos agar bisa dibersihkan setiap waktu. Ujung pipa pembuangan dari kamar mandi yang mengarah ke parit saya tutup dengan kawat besi atau kasa dengan ukuran yang sempit.
Kawat itu berfungsi menghalangi masuknya hewan liar dari parit seperti tikus, ular berukuran besar dan biawak. Saya pernah menjumpai seekor biawak di selokan. Ular kecil mungkin bisa menembus kawat kasa itu, tetapi jarak antara dasar pipa dan permukaan parit cukup tinggi bagi ular kecil untuk menjangkaunya. Jadi saya rasa masih aman.
Tambahan, (mungkin) kucing bisa membantu
Sudah diketahui banyak ornag bahwa kucing adalah hewan yang berani dengan ular. Mungkin kucing-kucing modern saat ini sudah jarang yang memakan tikus. Tetapi kucing masih jadi salah satu hewan yang berani dengan ular, bahkan ular kobra sekalipun.
Saya pernah melihat beberapa tayangan video di YouTube tentang keberanian kucing melawan ular. Daya refleks kucing yang baik membuat kucing mampu melawan serangan ular. Sebagai hewan karnivora dan pemburu ulung, kucing bisa melumpuhkan ular di saat yang tepat. Insting kucing yang kuat membuat spesies ini mampu melumpuhkan ular.
Tetapi tidak semua orang atau keluarga senang dengan kucing. Ada orang yang alergi terhadap bulu kucing. Kadang kucing juga dianggap membawa penyakit toksoplasma yang berbahaya, khususnya bagi ibu-ibu yang sedang mengandung.
Di bawah ini ada sejumlah informasi tambahan yang bermanfaat untuk mencegah ular masuk ke area permukiman atau rumah kita. Mudah-mudahan cara-cara yang ditawarkan dalam tulisan ini maupun yang tercantum dalam bacaan di bawah efektif mencegah datangnya ular ke permukiman atau rumah kita.
Bacaan:
Cara Sederhana Mencegah Ular Masuk Rumah -- Kompas.com
Cegah Ular Masuk ke Dalam Rumah, Berikut Ada Sejumlah Langkah yang Disarankan Pakar -- TribunNews.comÂ
Infografik: Tips Mencegah Ular Masuk Rumah -- Kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H