Beberapa minggu terakhir ini kita dikejutkan dengan maraknya penculikan anak. Di Makassar, Sulawesi Selatan, dua orang anak siswa Sekolah Dasar (SD) diculik oleh seorang pria misterius ketika pulang sekolah pada 21 November 2019 lalu.Â
Kepolisian setempat bergerak cepat dan berhasil menemukan kedua anak malang tersebut. Sayangnya pria misterius itu belum tertangkap. (sumber: Kompas.com)
Di Kartasura, Jawa Tengah, seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun diculik oleh seorang pria tidak dikenal. Kabar terakhir, pria tersebut telah ditangkap oleh kepolisian setempat setelah menerima laporan dari masyarakat. Sang anak ditemukan di kota Sragen, Jawa Tengah ketika sedang diajak mengamen di jalan. (sumber: SoloPos.com)
Di bulan Oktober 2019 lalu, sebuah kasus penculikan anak menggegerkan kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Seorang anak perempuan siswa Taman Kanak-Kanak (TK) diculik oleh seorang pria tidak dikenal ketika berangkat ke sekolah. Syukurlah berkat upaya dari masyarakat setempat, penculikan itu pun gagal. Kepolisian setempat segera menangkap pelaku. Anak itu kembali ke orangtuanya dengan selamat. (sumber: Kompas.com)
Di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, isu tentang tiga kasus percobaan penculikan anak sempat viral di media sosial. Disebutkan bahwa percobaan penculikan anak tersebut terjadi di lokasi yang berdekatan, yaitu di Kecamatan Waru. Isu tersebut sempat meresahkan warga setempat. Belakangan kepolisian setempat mengklarifikasi bahwa informasi tersebut hoax. (sumber: TribunNews.com)
Sebelas dua belas dengan isu di Kabupaten Sidoarjo, di Kabupaten Bogor, sempat beredar isu penculikan seorang anak yang belakangan ternyata tidak benar. Bocah laki-laki yang diduga korban penculikan ternyata hanya kabur dari rumah. (sumber: Kompas.com)
***
Informasi tentang penculikan anak yang beredar di media massa atau media sosial, terlepas dari sebuah kabar yang ternyata hoax, patut ditindaklanjuti oleh kepolisian sesegera mungkin.Â
Orangtua yang mendapatkan informasi tersebut dari media sosial misalnya, meski sang anak bukan korban penculikan, pasti akan merasakan kecemasan yang luar biasa. Respon orangtua pasti segera berusaha mendapatkan kabar tentang anaknya.
Bila sang anak diberi telepon genggam, orangtua tinggal menghubungi anaknya. Lain halnya bila sang anak tidak dibekali telepon genggam, hati orangtua pasti cemas. Tetapi anak yang diberi telepon genggam pun bisa membuat was-was orangtua ketika tidak jua menjawab telepon dari orantua.