Ternyata saya juga melihat sampah-sampah di selokan salah satu tetangga saya yang juga tidak ditutup. Sampah yang mendominasi adalah kemasan minuman cup plastik, yang mengambang di antara sampah dedaunan, sampah plastik dan sampah lainnya.
Otak saya menyimpan tanda tanya besar, apakah itu perilaku iseng, tidak tahu posisi tempat sampah atau kebiasaan? Untuk menjawabnya, mungkin pengalaman saya lainnya bisa membantu.
Suatu ketika saya mengunjungi sebuah toko oleh-oleh karena saya ingin membeli camilan yang saya suka. Begitu sampai di toko tersebut, saya pun memarkir sepeda motor saya. Saya melihat ada satu sepeda motor lain yang parkir tidak jauh dari kendaraan saya.
Ternyata sepeda motor itu milik salah satu pembeli, sepasang suami istri. Mereka berkomunikasi dalam bahasa daerah yang tidak saya pahami. Sepasang suami istri itu keluar dari toko tersebut dan melewati saya. Tiba-tiba si istri membuang sebuah botol minuman kemasan kosong tepat di depan motor saya.
Saya yang baru hendak turun dari sepeda motor sempat terhenyak dengan hal itu. Saya hanya menghela nafas panjang. Saya pandangi saja wajah ibu itu dengan tatapan nyinyir.Â
Ingin rasanya menegurnya, tetapi bisa-bisa malah jadi ribut. Mengapa? Karena... Ah, sudahlah tidak perlu saya sampaikan di tulisan ini. Tidak baik.
Memang, saya melihat tidak ada tempat sampah di sekitar toko. Tetapi ia toh bisa membawanya sampai menemukan tempat sampah. Eh, tapi masa iya toko oleh-oleh itu tidak memiliki tempat sampah?Â
Pasti ada, sayangnya si ibu malas mencarinya. Malas mencari atau memang kebiasaan membuang sampah sembarangan? Hmm...
Di lain waktu ketika perjalanan menuju sebuah bandara, saya melihat sebuah mobil dengan salah satu kaca jendela yang diturunkan. Saya kira si penumpang hendak mencari udara segar.Â
Ternyata dia membuang sampah, sodara-sodara. Ia melemparkan beberapa plastik kemasan makanan ringan yang segera berhamburan di jalan raya. Woww....
Lain waktu, di suatu senja yang hangat ketika perjalanan pulang ke rumah, saya melihat sebuah mobil parkir di tepi jalan di depan sebuah toko buah. Saya melihat si pengemudi melempar sesuatu dari jendela depan mobil. Sampah lagi? Yak, betul sodara-sodara. Aneka sampah pun berserakan di tanah di tepi jalan.