Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Midsommar", Perayaan Musim Panas Komunitas Jahanam

10 September 2019   14:25 Diperbarui: 11 September 2019   08:45 6738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah adegan dalam film

Hingga pada saatnya, sebuah ritual menari-nari hingga lelah khusus untuk perempuan menjadi ritual untuk memilih Ratu Mei. Peserta yang paling akhir bertahan dinobatkan menjadi Ratu. Ia punya wewenang penuh untuk mengendalikan ritual terakhir yaitu ritual puncak yang mengorbankan sembilan nyawa!

Ritual terakhir itu sekaligus menjadi penghujung film. Happy ending atau sad ending? Hmmm, rasanya dua-duanya, tergantung bagaimana memandangnya. Yang jelas, sangat berkesan. Kesan itu hanya bisa didapat bila menonton film ini sejak awal.

Sinematografi film ini digarap dengan baik oleh Pawel Pogorzleski, teman Aster semasa kuliah di American Film Institute (AFI) Conservatory. Pogorzleski bertanggung jawab pada aspek visual film. Sedangkan tugas film editing dibebankan pada Lucian Johnston. Music score yang memikat dikerjakan oleh Bobby Krlic alias The Haxan Cloak, musisi dari Inggris.

Sejumlah efek visual dalam film ini walau singkat cukup menarik perhatian. Aster memang ingin filmnya tidak banyak mengandung efek visual. Untuk itu ia juga bekerja sama dengan Henrik Svensson yang bertugas sebagai production designer. Ia dibantu Ragnar Persson sebagai conceptual designer dan Nille Svenson sebagai art director.

Mereka berkolaborasi membangun set kota pedesaan komunitas Harga, termasuk bangunan berwarna kuning berbentuk segitiga yang fenomenal. Demikian pula lukisan pada dinding yang mengadopsi hiasan mural di dinding rumah pedesaan di Halsingland, Swedia. Sebagai informasi, budaya tersebut memang telah ada di Swedia sejak tahun 1500an lalu.

Kerja keras kru film di berbagai aspek terbayar dengan karya film yang tak hanya enak ditonton tetapi juga menimbulkan kesan di hati. Beberapa adegan mungkin akan terngiang-ngiang di kepala, kepala sang penyensor film maksudnya. Hehe.  

Secara visual film ini layak dipuji karena banyak menampilkan gambar-gambar indah, berusaha menyinergikan keindahan alam musim panas dengan budaya. tetapi juga sekaligus mempresentasikan ritual pengorbanan, yang dianggap wajar oleh komunitas Harga tetapi dari sisi para "orang asing" itu adalah kebrutalan yang gila dan tidak masuk akal.

Syukurlah komunitas pagan bernama Harga ini tidak eksis di masa sekarang ini. Entah dulu komunitas semacam ini pernah ada atau tidak. Tetapi bukankah manusia masa kini juga hidup dalam kegilaan yang tidak masuk akal?

Perang misalnya, sejak dulu sebelum logika datang dan religi eksis, manusia saling berperang. Ironisnya, perang masih saja ada di masa sekarang walaupun manusia sudah berlogika dan bereligi. Perang jauh lebih banyak mengorbankan nyawa, bisa ratusan, ribuan bahkan jutaan orang. Rasanya, perang jauh lebih buruk dari pada praktik pengorbanan kaum Harga sebagaimana dikisahkan dalam film ini.

"Midsommar" bisa dibilang adalah film horor yang artistik tetapi bukannya bebas dari kritik. Misalnya, keberadaan kaum pagan aneh ini diceritakan sudah sejak dulu kala. Tetapi mengapa pola pikir karakter Pelle dan Ingmar yang hidup di luar negeri, dimana pasti terpapar budaya dan pemikiran modern, justru tidak berganti?

Tetapi "Midsommar" tetaplah sebuah karya film yang tidak perlu didiskusikan lama-lama. Hanya perlu kursi empuk yang nyaman dan tempat yang enak untuk menontonnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun