Turnamen grand slam akhir tahun 2019, US Open 2019, akan memulai babak utama hari ini. Seluruh pertandingan berlangsung di USTA Billie Jean King National Tennis Center di Flushing Meadows-Corona Park, New York City, Amerika Serikat.
Babak utama berlangsung pada 26 Agustus 2019 hingga berakhir 8 September 2019 nanti. Sebelum babak utama dimulai, sebanyak 128 petenis harus merunut dari babak kualifikasi yang berakhir pada 23 Agustus 2019 lalu. Sebanyak 32 petenis dinyatakan lolos di tunggal putra dan tunggal putri.
Turnamen tenis paling akbar ini menyediakan hadiah total paling tinggi yakni USD 57,238,700 atau sekira Rp 806,5 milyar rupiah. Total hadiah tersebut masih lebih tinggi dari pada grand slam Australian Open 2019, French Open 2019 dan Wimbledon 2019.
Juara turnamen baik tunggal putra dan putri masing-masing akan mendapatkan USD 3,850,000 atau sekira Rp 54,2 milyar rupiah. Hadiah untuk masing-masing nomor tunggal itu juga yang paling tinggi dibandingkan dengan tiga grand slam lainnya.
Jawara turnamen juga berhak mengantungi poin sebanyak 2.000 poin, baik untuk tunggal putra dan putri. Jumlah poin yang sangat besar untuk melonjakkan ranking seorang petenis papan bawah jika dapat membuat kejutan.
Bagi petenis papan atas, poin tersebut lumayan besar mengamankan peringkat menjelang turnamen tenis ATP Finals di London, Inggris November 2019 nanti, dan WTA Finals di Shenzhen, China akhir Oktober 2019. Kedua turnamen tersebut hanya diikuti delapan petenis terbaik dunia putra (ATP Finals) dan putri (WTA Finals). Delapan ganda terbaik dunia putra dan putri juga akan berlaga di turnamen yang sama.
Juara bertahan US Open di tunggal putra adalah Novak Djokovic (Ceko), lalu tunggal putri Naomi Osaka (Jepang), ganda putra Mke Bryan / Jack Sock (AS), ganda putri Ashleigh Barty (Australia) / CoCo Vandeweghe (AS), dan ganda campuran Bethanie Mattek-Sands (AS) / Jamie Murray (Inggris).
Melihat data jawara grand slam sepanjang tahun 2019 ini, nampaknya dominasi "The Big Three" bakal terjadi pula di US Open 2019 ini. Novak Djokovic (Ceko) menjadi kampiun di Australian Open 2019 Januari lalu. Kemudian di bulan Juni, Rafael Nadal (Spanyol) merebut gelar Franch Open 2019. Juli 2019 lalu, kembali Djokovic menjadi juara di Wimbledon 2019.
Nah, bisa saja di US Open 2019 kali ini, giliran Roger Federer (Swiss) yang akan berbicara. Di Wimbledon 2019 lalu, ia mencapai babak final namun gagal menjadi juara, kalah dari Djokovic. Sepertinya langkah ketiga petenis pria top dunia itu belum bisa dihadang oleh petenis putra lainnya.
Sementara di tunggal putri justru berkebalikan dari tunggal putra. Banyak terjadi kejutan di turnamen manapun baik di level International, Premier 5, Premier Mandatory hingga Grand Slam. Di level grand slam 2019, dari Australian Open hingga Wimbledon selalu ada partai final baru dan juara baru.
Naomi Osaka (Jepang) masih kerap difavoritkan menjadi juara di turnamen yang ia ikuti namun langkahnya sering kandas di babak awal. Walau diliputi keraguan karena cedera lutut yang ia alami sejak Cincinnati Masters pertengahan Agustus 2019 lalu, Osaka akan berupaya semaksimal mungkin mempertahankannya.
Nah, siapa saja petenis nomor tunggal putra dan putri yang memiliki peluang besar untuk menjuarai US Open 2019? Tulisan berikut akan mengulas kans sejumlah nama petenis berdasarkan data-data valid yang diperoleh dari ATP.com dan WTATennis.com. Beberapa data / informasi lainnya didapatkan lewat sumber lain seperti Tennis.com dan sejumlah sumber informasi valid lainnya.
Tulisan ini akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama akan fokus mengulas peluang di tunggal putra, sedangkan bagian kedua akan khusus mengulas nomor tunggal putri. Tulisan yang mengulas nomor tunggal putri berjudul "US Open 2019 Dimulai, Apakah Osaka Bisa Juara Lagi atau Ada Kejutan Baru?"
US Open 2019 akan menggelar 17 nomor yaitu lima nomor babak utama yang terdiri dari tunggal dan ganda putra, tunggal dan ganda putri serta ganda campuran. Untuk kategori junior, akan digelar empat nomor yaitu tunggal dan ganda putra dan putri. Kemudian kategori senior hanya akan mempertandingkan nomor ganda jawara putra dan putri.
Sebagaimana di turnamen grand slam lainnya, US Open 2019 juga akan menggelar nomor kursi roda atau wheelchair tennis. Ada enam nomor yang digelar yaitu nomor tunggal dan ganda putra-putri serta nomor tunggal dan ganda quad.
Tunggal putra, (sepertinya) The Big Three belum dapat dibendung
Sebanyak 128 petenis sudah terdaftar di babak utama tunggal putra dan siap bertempur di 15 lapangan yang dipakai selama turnamen berlangsung. Dari jumlah tersebut, sebanyak 96 petenis otomatis masuk ke babak pertama berdasarkan peringkat terakhir mereka. Sebanyak 16 petenis lolos ke babak utama lewat babak kualifikasi.
Selain itu, delapan petenis mendapatkan wild card, dimana enam diantaranya adalah petenis tuan rumah AS. Dua petenis lain yang medapat wild card berasal dari Perancis dan Australia. Sebanyak enam petenis menggunakan fasilitas protected ranking sehingga bisa langsung masuk babak utama. Serta dua petenis lucky loser yang terpilih untuk menggantikan petenis yang mengundurkan diri dari turnamen.
Juara US Open 2009 dan finalis tahun 2018 lalu, Juan Martin del Potro (Argentina) menyatakan absen dari turnamen karena masih dalam tahap pemulihan dari cedera lutut kanannya. Denis Kudla dari AS (peringkat 111 ATP) yang menggantikan tempatnya.
Sementara itu, tiga petenis menarik diri beberapa saat sebelum turnamen dimulai. Kevin Anderson, unggulan ke-16, menarik diri dari US Open 2019 karena cedera lutut. Anderson, 33 tahun, adalah finalis US Open 2017. Dalam draw yang telah disusun oleh International Tennis Federation (ITF), tempat Anderson digantikan oleh petenis peringkat 135 ATP, Paolo Lorenzi dari Italia.
Petenis lainnya yang mundur adalah Milos Raonic, unggulan ke-21. Perempat finalis Australian Open 2019 ini memutuskan mundur Minggu kemarin karena masih mengalami cedera otot gluteal. Tempat Raonic digantikan oleh petenis peringkat 94, Kamil Majchrzak dari Polandia.
Petenis AS, Mackenzie McDonald, juga mundur dari babak utama US Open 2019. Sepertinya ia belum pulih dari cedera hamstring yang ia alami di French Open 2019. Tempatnya digantikan oleh peringkat 51 dunia, Albert Ramos Vinolas dari Spanyol.
Dari daftar petenis yang masuk ke babak utama US Open 2019, siapakah kira-kira yang punya kans kuat menjuarai US Open 2019 ini? The Big Three nampaknya masih cukup kuat dan kemungkinan bakal menguasai arena Flushing Meadows tahun ini.
Apabila kita mengikuti tiga turnamen grand slam sebelumnya di tahun 2019 ini, The Big Three masih mendominasi partai final. Melihat hasil tersebut, bukan tidak mungkin salah satu dari mereka akan menjadi juara di US Open 2019 kali ini.
Pertama kita akan membahas Djokovic terlebih dahulu. Ia menjadi unggulan teratas dalam daftar unggulan US Open 2019. Tentang kiprahnya di arena grand slam tenis, tahun ini saja Djokovic sudah mengoleksi dua gelar grand slam, sedangkan Nadal mendapatkan satu gelar. Djokovic sudah pasti akan bertekad mempertahankan gelarnya sekaligus membidik gelar keempat US Open.
Bila melihat data US Open sejak tahun 2005, nampaknya ia yang paling konsisten diantara "The Big Three". Selain pernah tiga kali juara, ia juga pernah lima kali menjadi runner-up dan tiga kali menjadi semifinalis, sehingga penampilannya di US Open cukup konsisten. Catatan "paling buruk" adalah tersingkir di babak ketiga, tetapi itu dulu di awal karirnya yaitu tahun 2005 dan 2006.
Dalam daftar draw, Djokovic akan menghadapi petenis peringkat 76 ATP, Roberto Caballes Baena dari Spanyol. Sebelumnya, kedua petenis tersebut belum pernah saling berhadapan. Partai Djokovic versus Baena akan berlangsung di lapangan utama yaitu Arthur Ashe Stadium. Meskipun belum pernah menang atas petenis Top 10 ATP, Baena akan berusaha sebaik-baiknya menghadapi Djokovic.
Tahun ini Baena mencatat prestasi lumayan bagus. April lalu, ia menjuarai turnamen Murcia Open dan Lisboa Belem Open. Ia juga mencatat hasil apik di Barcelona Open Banc Sabaddel dimana ia mencapai babak perempat final sebelum kalah atas Kei Nishikori (Jepang). Padahal ia merunut dari babak kualifikasi.
***
Bagaimana dengan Nadal? Petenis 33 tahun ini memang raja di lapangan tanah liat, tetapi ia juga terbilang tangguh di lapangan rumput dan lapangan keras atau hard court. Nadal pernah tiga kali juara US Open yaitu tahun 2010, 2013 dan 2017.
Petenis punya sapaan akrab Rafa itu membuka peluang juara di US Open 2019 setelah menjadi juara di salah satu turnamen pemanasan menjelang US Open 2019, Rogers Cup atau Canadian Open. Di turnamen level Masters 1000 yang diadakan di Montreal itu, Nadal merebut gelar juara setelah menang atas Dannil Medvedev dengan straight set 6-3, 6-0.
Di babak pertama, Nadal akan menghadapi John Millman (Australia), penghuni peringkat 60 ATP. Keduanya baru sekali bertemu, yakni babak pertama Wimbledon 2017. Nadal unggul 1-0 atas Millman.
Meski pertandingan babak pertama, Millman termasuk salah satu lawan yang tidak boleh dianggap remeh oleh Nadal. Dari data US Open 2018 lalu, ia mampu melangkah ke babak perempat final. Sebagai petenis bukan unggulan, ia membuat kejutan menyingkirkan unggulan ke-2 sekaligus salah satu favorit juara, Federer, melalui pertarungan empat set yang cukup alot.
Dalam draw, Nadal tercantum di grup paruh bawah yang nampaknya lumayan menantang. Ada John Isner, perempat finalis tahun 2018 lalu yang menjadi unggulan ke-14. Juga ada juara US Open 2014, Marin Cilic yang kali ini menjadi unggulan ke-22. Salah satu dari mereka mungkin akan menantang Nadal di babak keempat atau 16 besar.
***
Federer juga masih punya kans untuk juara lagi. Meskipun mencatat hasil kurang bagus di turnamen pemanasan US Open, Cincinnati Masters (tersingkir di babak ketiga oleh petenis muda Andrey Rublev dari Rusia), Federer punya peluang untuk menjadi juara tunggal putra US Open 2019.
Ia juga mengatakan bahwa "We were talking on the practice court yesterday or two days ago, this is probably the best I've felt in years coming into the US Open again, which is encouraging." (Kami berbicara di lapangan latihan kemarin atau dua hari yang lalu, kali ini mungkin yang terbaik yang pernah saya rasakan setelah sekian tahun datang ke US Open lagi, hal yang menggembirakan.)
Nampaknya Federer telah siap lahir batin menghadapi US Open 2019 dan akan berupaya mengulang kesuksesannya di tahun-tahun sebelumnya Apakah Federer yang akan berjaya di US Open 2019? Bisa jadi.
Di babak pertama, Federer akan menghadapi petenis kualifikasi dari India, Sumit Nagal. Keduanya belum pernah saling bertemu. Nagal, peringkat 190 dunia, baru pertama kali ini masuk ke babak utama grand slam. Sebagai informasi, Nagal adalah juara ganda putra junior di Wimbledon 2015, berpasangan dengan petenis Vietnam, Ly Hoang Nam.
Nagal punya catatan lumayan bagus di tahun 2019 ini yaitu mencapai babak semifinal di lima turnamen ATP Challenger yaitu di Savannah, AS; lalu Samarkand, Uzbekistan; Lyon, Perancis; Bratislava, Slovakia; dan Milan, Italia.
Bila melihat draw, Federer berada satu grup dengan Djokovic di paruh atas draw. Apabila langkahnya mulus, maka ia akan menghadapi Djokovic di babak semifinal. Tetapi, sebelumnya ia harus berhati-hati dengan salah satu petenis yang cukup menantang, mungkin David Goffin (Belgia).
Apabila langkah mereka berjalan sesuai skenario, mereka akan saling berhadapan di babak keempat. Bila itu terjadi, maka akan menjadi partai ulangan setelah di Halle Open 2019 pada Juni lalu mereka berhadapan di babak final. Federer menjadi juara setelah menang dua set 7-6(7-2) dan 6-1.
Beberapa catatan apik dari Goffin ialah menjadi finalis Western & Southern Open atau Cincinnati Masters belum lama ini. Di WImbledon 2019 lalu, ia mencapai babak perempat final sebelum kalah atas Djokovic. Di US Open 2018 lalu, Goffin mencapai babak keempat sebelum kalah atas Cilic.
Federer mungkin akan menemui lawan paling tangguh di babak perempat final, yaitu Nishikori. Tahun 2018 lalu, Nishikori mencapai babak semifinal sebelum kalah atas Djokovic. Sebelumnya, di tahun 2014, ia menjadi runner-up.
Sebagai salah satu petenis terbaik di dunia saat ini, Nishikori pernah mengakui betapa susahnya mengatasi "The Big Three". Namun ia akan bertekad mencari strategi untuk mendobrak dominasi "The Big Three".
Nishikori kerap bermain ulet dengan set panjang. Meski kerap menang, di satu sisi, bermain dengan set panjang hingga lima set akan menguras energinya di babak-babak selanjutnya.
Bila melihat susunan draw, sepertinya Nishikori bakal menang atas lawan-lawannya dan melenggang hingga perempat final dan bertemu dengan Federer. Bila melihat data head to head antara Federer versus Nishikori saat ini adalah 8-3 untuk kemenangan Federer. Terakhir Federer mengalahkan Nishikori di perempat final Wimbledon 2019 lalu.
***
Sejumlah petenis ingin mendobrak dominasi "The Big Three" di arena Flushing Meadows tahun ini. Salah satunya Daniil Medvedev yang bakal menjadi kuda hitam dan bisa saja ia mampu mendobrak dominasi.
Petenis Rusia yang diunggulkan di tempat ke-5 itu punya catatan gemilang di bulan Agustus lalu, secara berturut-turut menjadi finalis Citi Open / Washington Open (level ATP World Tour 500), lalu finalis Rogers Cup / Canadian Open dan terakhir juara Western & Southern Open / Cincinnati Masters. Kedua turnamen tersebut adalah turnamen level ATP Tour Masters 1000.
Bulan Agustus lalu memang menjadi bulan yang sangat melelahkan bagi Medvedev, tetapi sekaligus membuatnya tersenyum. Dengan modal tiga pencapaiannya di lapangan keras itu, ia merasa optimis dapat melangkah lebih jauh di US Open 2019. Tahun 2018 lalu, ia hanya mencapai babak ketiga, kalah atas Borna Coric (Kroasia)
Dalam draw, Medvedev berada satu grup dengan Djokovic. Bila langkahnya mulus, ia akan berhadapan dengan Djokovic di babak perempat final. Tetapi ia harus lolos dulu dari hadangan di babak pertama hingga keempat (16 besar).
Di babak pertama nanti, Medvedev akan terlebih dahulu menghadapi petenis India lainnya Prajnesh Gunneswaran, peringkat 88 ATP. Bila ia mampu mencapai babak ketiga, kemungkinan ia akan bertemu dengan Taylor Fritz dari AS (unggulan ke-26), Feliciano Lopez (Spanyol) atau Yoshihito Nishioka (Jepang).
Fritz adalah salah satu petenis muda berbakat AS. Ia pernah menggondol trofi juara US Open 2015 di nomor tunggal putra junior. Tahun 2018 lalu, Fritz mampu melangkah hingga babak ketiga. Lopez, 37 tahun, pernah menjadi perempat finalis US Open 2015.
Sementara itu Nishioka baru-baru ini menjadi buah bibir publik tenis khususnya Jepang, lantaran berhasil menyingkirkan petenis nomor satu Jepang, Nishikori, di babak kedua Cincinnati Masters dua set langsung. Sayang langkahnya terhenti di babak perempat final. Tapi pencapaiannya itu bisa dibilang hebat, karena ia mengikuti turnamen tersebut sejak dari babak kualifikasi.
***
Bagaimana dengan peluang unggulan ke-4, Dominic Thiem dari Austria? Sepertinya finalis French Open 2019 itu juga punya peluang menjuarai US Open. Tahun lalu, petenis spesialis tanah liat ini mencatat hasil terbaiknya selama mengikuti US Open, yaitu babak perempat final. Bukan tidak mungkin ia akan menyamai pencapaiannya atau mungkin melangkah hingga babak berikutnya dan menjadi juara.
Di babak pertama, Thiem akan menghadapi Thomas Fabbiano (Italia). Bila melihat data head-to head mereka, nampaknya Thiem bakal menang mudah. Dari empat kali pertemuan, Thiem unggul 4-0.
Bila ia berhasil mencapai babak ketiga, kemungkinan ia akan bertemu dengan unggulan ke-30 Kyle Edmund (Inggris). Keduanya baru sekali bertemu dimana Thiem unggul 1-0. Sepertinya Thiem bakal mampu mengatasi permainan Edmund.
Begitu juga bila Thiem mampu mencapai babak keempat, yang bila berjalan sesuai skenario kemungkinan ia akan bertemu dengan Gael Monfils dari Perancis. Dari delapan kali pertemuan mereka, Thiem menang lima kali dan tiga kali menang walk over. Kemenangan W/O ini tidak dihitung dalam data head to head. Lima kemenangan Thiem atas Monfils terjadi di lapangan keras. Nampaknya Thiem bakal mampu menang melawan Monfils.
Thiem akan menemui lawan cukup berat bila ia mencapai babak perempat final. Bisa jadi ia bertemu unggulan ke-8 Stefano Tsisipas (Yunani), unggulan ke-28 Nick Kyrgios (Australia) atau unggulan ke-10 Roberto Bautista Agut (Spanyol).
Tsitsipas mengawali tahun 2019 dengan hasil apik, lolos ke babak semifinal Australian Open. Data head to head Thiem versus Tsitsipas adalah 3-2. Pertemuan mereka terjadi di tahun 2018 lalu. Thiem unggul 2-1 di turnamen lapangan keras.
Tetapi, dari ketiga petenis tersebut, Agut harus diwaspadai oleh Thiem. Bisa jadi mereka akan bertemu di babak perempat final. Dari empat kali pertemuan mereka, Thiem baru menang sekali yakni di tahun 2018. Tiga kekalahan Thiem terjadi di tahun 2015. Tahun tersebut bisa dibilang masa awal Thiem meniti karir tenis profesional.
Pada Juli hingga Agustus 2019, Agut mencapai babak perempat final di tiga turnamen, yaitu Gstaad (lapangan tanah liat), Rogers Cup dan Cincinnati Masters (keduanya lapangan keras). Juli lalu, Agut juga mencapai babak semifinal Wimbledon 2019.
Tahun ini entah bagaimana pencapaian Agut lumayan apik. Ia tiga kali mencapai perempat final turnamen level ATP Masters 1000, satu kali mencapai perempat final turnamen grand slam yakni Australian Open dan satu kali mencapai semifinal grand slam yakni Wimbledon.
Sejauh ini pencapaian terbaiknya di US Open ialah babak keempat di tahun 2014-2015. Tetapi dari data turnamen yang diikuti Agut selama tahun 2019 ini, khususnya di lapangan hard court, bisa jadi Agut akan mampu melangkah ke babak yang lebih tinggi.
***
Dari ulasan di atas, maka petenis putra yang punya peluang terbesar menjadi juara US Open 2019 adalah secara berturut-turut: Novak Djokovic, Rafael Nadal, Roger Federer, Daniil Medvedev dan Dominic Thiem.
Sumber: ATP Tour, WTA Tour, USOpen, Tennis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H