Baru-baru ini ketika sedang surfing di internet, saya mendapatkan informasi tentang seorang pembuat miniatur asal Syria yang kini bermukim di Saudi Arabia. Abdulrahman Eid namanya. Ia pembuat miniatur yang berkaitan dengan kota Jeddah di zaman old. Karya-karyanya membuat takjub meski berukuran super mini.
Melihat karya-karya Eid di akun Instagram-nya membuat pikiran saya terlintas dengan karakter Annie Graham dalam film "Hereditary" (2018) yang diperankan dengan apik oleh Toni Collette. Annie berprofesi sebagai miniaturist atau pembuat miniatur. Ia secara khusus mengerjakan miniatur bangunan rumah.
Selain maket, saya juga mengenal diorama yang memvisualisasikan suatu obyek secara tiga dimensi. Bila Anda pernah mengunjungi Museum Sejarah Nasional di dalam Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, atau Monumen Jogja Kembali dan Museum Benteng Vredeburg di Jogjakarta, Anda akan melihat sejumlah diorama yang menjelaskan tentang sejarah Indonesia.
Sekilas ada kemiripan dengan pembuat maket atau diorama, namun para pembuat miniatur ini berbeda. Apa yang mereka kerjakan cenderung ke sisi art atau seni. Karena setiap obyek yang mereka buat mengandung daya imajinasi yang tinggi. Menurut saya, mereka layak disebut sebagai seniman.
Bila berbicara tentang inspirasi dalam berkarya, para pembuat miniatur ini mendapatkan inspirasi dari banyak sumber. Dua sosok yang diulas pada tulisan ini mengatakan bahwa membaca buku adalah sumber inspirasi utama. Mereka juga mengamati foto-foto dan terjun lapangan untuk menyerap atmosfer suasana di tempat tertentu yang mereka angkat menjadi tema. Itulah mengapa beberapa karya miniatur mereka tampak realistis.
Dalam tulisan ini, kita akan mengenal seniman miniatur Eid, lalu Lim Pui Wan dari Malaysia, Tatsuya Tanaka dari Jepang dan dari tanah air kita akan mengenal M. Rizal dan Fajar Nugros. Mereka adalah orang-orang yang secara khusus berkecimpung dalam pembuatan miniatur dan sebagian dari mereka bahkan sudah dikenal secara internasional.
Menurut pengamatan saya, membuat miniatur tidak bisa dilakukan sembarang orang. Pekerjaan ini hanya untuk orang yang super sabar, super telaten dan super ulet.
Dalam satu tema atau proyek, mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam hingga berhari-hari lamanya tergantung dari skala proyeknya. Mereka juga harus memiliki rasa seni yang tinggi. Selain itu, pembuat miniatur juga harus memiliki sifat perfeksionis karena targetnya adalah hasil yang sempurna.
Abdulrahman Eid, membawa masa lalu jalanan kota Jeddah
Eid, perancang perhiasan kelahiran tahun 1997 silam, secara khusus membuat miniatur bangunan di Syria lengkap dengan barang-barang di dalam rumah seperti furniture lemari kaca lengkap dengan barang-barang seperti teko, cawan, karpet dan sebagainya.
Karya miniatur bangunan yang dibuat Eid tidak berdasarkan pada bangunan rumah yang pernah atau masih eksis. Jadi karyanya bukan replika suatu bangunan.
Meski demikian, karyanya sangat bagus dan sangat memperhatikan detail. Pewarnaannya juga tepat sehingga karya miniaturnya nampak nyata. Bahkan karya bangunan rumah misalnya, terdapat kabel-kabel listrik yang melintang.
Tidak hanya membuat bangunan rumah, tetapi juga toko karpet dan seisinya, toko kerajinan perak dan tembaga beserta barang-barang didalamnya, gerabah, mobil, lampu teplok dan lain-lain. Semuanya dibuat serba detail dan nampak mirip dengan aslinya.
Lim Pui Wan, menjadi miniaturist adalah panggilan hidupnya
Di Singapura, ada Lim Pui Wan. Gadis 24 tahun lulusan teknik mesin Tunku Abdul Rahman University College itu sudah mantap memilih pembuatan miniatur sebagai mata pencahariannya. Ia menjual karyanya lewat media sosial dengan nama Picoworm.
Menjadi miniaturist merupakan pekerjaan yang ia cintai. Pada dasarnya ia sangat senang mengerjakan sesuatu yang ia sukai. Padahal sebelumnya ia tidak pernah membayangkan akan menekuni pekerjaan itu.
Semuanya berawal di tahun 2007 ketika masih duduk di bangku SMP. Sang kakak memberinya hadiah sebuah buku tentang miniatur yang ia beli di Taiwan. Pui Wan remaja merasa heran dengan pilihan buku yang diberikan kepadanya.
Tetapi mungkin karena sang kakak memang gemar mengoleksi barang-barang miniatur, sang kakak merasa ingin membagikan sesuatu yang ia suka kepadanya lewat buku.Setiap pulang sekolah, Pui Wan juga kerap bermain koleksi miniatur bersama sang kakak.
Sejak itu Pui Wan seakan merasa jalan hidupnya terbentang di depan matanya. Ia pun rajin mencari informasi di internet tentang miniatur. Ia mempelajari berbagai hal tentang pembuatan miniatur. Ia juga bergabung ke forum-forum serta membeli banyak buku untuk memperkaya wawasan dan mengasah keterampilannya.
Karya-karyanya sangat menakjubkan, kebanyakan terinspirasi dari kebudayaan Malaysia. Pada umumnya, ia membuat miniatur dengan skala 1:12. Tetapi ia juga membuat miniatur dengan skala yang lebih kecil lagi, yaitu 1:35. Mulai dari rumah tiruan, perkakasa rumah hingga super hero, misalnya Ant Man.
Karya-karya miniatur Pui Wan mengudang decak kagum. Sebagaimana karya Eid, ia memperhatikan betul aspek detail. Misalnya, ia membuat sebuah toko camilan curah lengkap dengan kotak-kotak camilan yang berisi beraneka macam camilan palsu berukuran sangat kecil. Bahkan miniatur butiran nasi di atas piring atau di dalam kotak bento pun dibuat begitu detail dan nampak realistis.
Tatsuya Tanaka, miniaturist dengan konsep unik
Tatsuya Tanaka adalah seorang pengarah seni dan fotografer dari Jepang. Namun ia berhasil mengeksplorasi bakatnya yang lain yaitu membuat karya miniatur. Kini ia bisa memasukkan keahlian pembuatan miniatur dalam daftar portofolio karyanya.
Sebuah tomat pun ia kreasikan menjadi sebuah pulau. Sejumlah bola tenis digabungkan menjadi satu sehingga membentuk lansekap daratan yang tidak rata dengan pepohonan palsu. Bahkan ia juga membuat jalur kereta api dimana gerbong kereta apinya adalah onigiri atau roti baguette. Semua karyanya kreatif dan menarik.
Karena ia juga seorang fotografer, dengan menggabungkan keahliannya sebagai pengarah seni dan pembuatan miniatur, ia membuat proyek Miniature Calendar dimana ia mengunggah karyanya setiap hari di akun Instagram-nya. Sejauh ini Ia sudah mengunggah ribuan karya di sana dan menuai decak kagum para followers-nya.
Karya-karya apiknya tertuang dalam buku berjudul "Small Wonders -- Life Portrait in Miniature" yang diterbitkan oleh Nippan IPS di tahun 2017. Bukunya lumayan best seller, saat ini masih nangkring di posisi 13 di Amazon.com untuk kategori Miniature.
M. Rizal, spesialis pembuat miniatur truk profesional
Pria asal Sidoarjo, Jawa Timur ini memiliki pekerjaan utama sebagai pembuatan miniatur truk. Mantan pegawai sebuah lembaga ini memang hobi membuat diorama kereta api dan relnya, jembatan, tower dan lain-lain. Setelah lepas dari pekerjaan formal, ia memutuskan menjadi pembuat miniatur truk profesional.
Rizal yang lulusan Teknik Arsitektur ini mempelajari pembuatan miniatur sejak tahun 2008 lalu. Karena memang senang dengan aktivtas membuat miniatur, ia nampak menikmati pekerjaannya. Sejak tahun 2013 ia fokus pada pembuatan miniatur untuk souvenir karena demand-nya cukup tinggi.
Pasar produknya cukup luas. Ia menerima banyak pesanan tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga luar negeri, misalnya Jerman dan Brunei. Bahkan ada pihak Untuk harganya, ia mematok mulai dari 200ribuan rupiah hingga jutaan rupiah per karya. Semakin detail makan harga akan semakin tinggi.
Fajar Nugros, penggemar kereta api yang membuat dunia liliput penuh dengan kereta api
Siapa yang tidak kenal dengan Fajar Nugros? Yup, sutradara kenamaan asal Jogjakarta ini ternyata punya hobi membuat miniatur. Sebagai sutradara film, ia sukses membuat film-film blockbuster antara lain Moammar Emka's Jakarta Undercover, Refrain, Gangster dan Yowis Ben 1 dan 2.
Karya miniaturnya juga tidak melulu kereta dan bangunan-bangunan. Ia juga memasukkan potret kehidupan masyarakat. Misalnya ada orang-orangan seorang ibu rumah tangga yang sedang menjemur pakaian, pak tani yang sedang bekerja di sawah, hingga seorang polisi yang nampaknya sedang menindak sebuah truk yang melanggar peraturan.
Referensi Bacaan:
- 10 Potret miniatur karya anak bangsa detailnya bikin takjub, keren pol - Brilio.netÂ
- City on Palm: Incredible Miniature by Abdulrahman Eid - LivemasterÂ
- Meet Abdulrahman Eid: The Syrian artist inspired by Hijazi heritage - ArabNews
- Menengok Usaha Pembuatan Miniatur Truk di Sidoarjo, Paling Mahal Dijual Rp 30 Juta - TribunNews
- Miniature Calendar
- Outstanding Malaysians: No Art Is Too Small For This Young Malaysian Woman - RojakDailyÂ
- Small Daily Pleasures: Tanaka Tatsuya's Miniature Calendar - Nippon.comÂ
- Tatsuya Tanaka Continues Building Tiny Worlds in his Daily Miniature Calendar Photo Project - ColossalÂ
- Truk Miniatur Karya Pria Sidoarjo Ini Sudah Sampai Jerman - detikNewsÂ