Sudah saya singgung di atas, kadang ada supermarket atau hipermarket yang menyediakan tester makanan. Nah, ada tester kue yang segera tandas padahal stok kue yang ditawarkan di sebuah meja display masih belum berkurang. Artinya ada satu atau sejumlah pengunjung yang mengambil tester tanpa membelinya.
Tentang pencicip yang lahap ini, ada cerita lain ketika kami berbelanja di sebuah supermarket di dalam sebuah mal beberapa waktu silam. Waktu itu ada promo buah durian kupas yang dipajang di dekat area kasir. Daging buah durian itu diletakkan ke dalam wadah styrofoam yang rupanya belum sempat ditutup dengan plastic wrapper oleh staf supermarket.
Di salah satu sisi ternyata ada salah seorang pengunjung berpenampilan necis yang mencomot daging buah durian itu untuk ia cicipi. Beberapa waktu kemudian, ia pergi dari situ. Mungkin hendak berbelanja. Tetapi selang tidak lama ia kembali lagi ke tempat itu dan kembali mencomot durian kupas itu. Kali ini ia cukup lama berada di situ dan nampak menikmatinya. Petugas supermarket tidak ada yang memperhatikan perilakunya karena semua sedang sibuk. Padahal harga durian kupas itu tidaklah murah.
Masih tentang buah-buahan, kadang promo buah-buahan menjadi sasaran pencicip lahap ini. Misalnya promo kelengkeng atau anggur dimana konsumen dapat membungkus sendiri buah-buahan itu untuk kemudian ditimbang dan diberi label harga.
Saya pernah melihat banyak sekali kulit buah kelengkeng berceceran di keranjang display dan lantai. Kadang ada anak-anak yang diberi buah oleh orang tuanya yang sedang sibuk memilih buah. Bisa jadi ada sejumlah konsumen yang memang membeli buah tersebut tetapi berat buah yang ia beli lebih ringan daripada yang ia cicipi di tempat. Hehe.
Si Pembongkar Kemasan
Kadang suatu produk tidak terdapat tester. Hal ini membuat sebagian konsumen yang penasaran yang sekaligus berjiwa nakal untuk membuka kemasan. Padahal biasanya terpasang tulisan yang menyatakan bahwa membuka segel atau kemasan berarti membeli.
Nah, pembeli yang berperilaku semacam ini ada lumayan banyak. Jika mereka memutuskan untuk membeli, maka mereka berperilaku curang dengan mengambil stok item yang masih tersegel rapat sementara stok item yang segelnya mereka buka diletakkan begitu saja di rak.
Lepas dari suatu item produk memiliki segel atau tidak, perilaku semacam ini bisa merugikan konsumen lain. Bisa saja ada konsumen yang mengambil suatu produk dimana volumenya telah berkurang setelah beberapa kali dicoba oleh konsumen nakal.
Oleh karena itu, jika tidak ada tester sebaiknya menghubungi petugas swalayan. Kalau saya pribadi, biasanya saya mengambil stok item yang berada agak ke dalam rak display. Biasanya stok item di posisi itu masih belum dipegang oleh konsumen lain.
 Troli belanja merangkap kereta wisata