Joji, penyanyi dan rapper Jepang, sejak seminggu lalu menjadi pembicaraan hangat di dunia musik khususnya di genre R&B/Hip-hop. Album studionya yang pertama, "BALLADS 1" debut di peringkat ke-3 Billboard 200 Albums minggu ini.
Album tersebut juga memuncaki Billboard Top R&B/Hip Hop Albums dan R&B Albums. Album ber-genre pop, alternative R&B ini diproduksi oleh 88Rising dan 12Tone.
Joji sebenarnya nama panggung artis yang bernama asli George Miller. Ia adalah penyanyi, rapper dan juga pencipta lagu. "BALLADS 1" merupakan album debutnya dengan nama panggung Joji. Tidak banyak informasi mengenai George Miller alias Joji. Pria yang lahir di Osaka, Jepang pada September 1992 ini memang tidak ingin kehidupan pribadinya terekspos media.
Awalnya, Joji adalah seorang YouTuber yang lumayan terkenal. Jumlah subscriber-nya saja 6 juta. Konten videonya sebagian menampilkan dirinya sebagai Pink Guy, pria berkostum merah muda yang tengil. Anda bisa mencarinya sendiri di YouTube.
Sejumlah konten videonya lucu tapi sering membuat kesal. Beberapa kontennya juga terkesan vulgar dan kadang ada yang mengkonfirmasi usia bila ingin melihatnya. Dalam video-video yang ia unggah, kadang ia nge-rap, kadang ngomong ngalor ngidul, kadang berupa tantangan ekstrim. Satu catatan, ketika nge-rap, Miller membuat musiknya sendiri, bukannya meng-cover lagu lain.
Kumpulan lagu-lagu ciptaannya semasa menjadi YouTuber itu dirilis dalam sebuah album berjudul "Pink Season". Album itu dirilis secara mandiri di tahun 2017 lalu. Ia menggunakan moniker atau nama beken Pink Guy. Album itu berisi 35 lagu kompilasi dari penampilannya di YouTube (catatan: seluruh konten lagu album ini tergolong explicit)
Tentang akun YouTube-nya, saya amati kontennya sudah lama tidak diperbarui. Video terakhir ia unggah di salah satu akun tertanggal 27 September 2017.
Sekitar setahun yang lalu. Informasi di Wikipedia menyebutkan kalau ia menghentikan karirnya sebagai YouTuber karena ia memiliki kondisi yang secara berkala membuatnya mengalami kejang akibat stres.
Tetapi bisa saja itu karena ia telah mulai bekerja sama dengan label musik. Ya, kerjasama resminya dengan 88Rising dan Empire nampaknya sejak kuartal keempat tahun 2017. Karena pada 3 November 2017, ia merilis album EP atau mini album "In Tongues" di bawah kedua label tersebut.
Sepertinya ada sejumlah konsekuensi bergabungnya Joji ke label tersebut. Nama panggungnya berganti dari Pink Guy menjadi Joji. Untuk itu segala citra dirinya ketika menjadi Pink Guy pun berubah menjadi Joji yang dicitrakan sebagai pria muda dewasa yang lebih serius. Pink Guy adalah masa lalunya, kini ia sudah berubah sepenuhnya menjadi Joji.
Sekadar informasi, 88Rising adalah label yang itu secara khusus menangani artis-artis Asia. Label ini juga menaungi salah satu artis asal Indonesia bernama Rich Brian (sebelumnya bernama Rich Chigga).
Saat ini, label yang juga punya kantor di Los Angeles, AS dan Shanghai, China ini juga menaungi sejumlah artis antara lain NIKI (alias Nicole Zefanya, artis Indonesia), Higher Brothers (artis China) dan Keith Ape (artis Korea Selatan).Â
Oleh karena di bawah label yang sama, Rich Brian pernah berkolaborasi dengan Joji membawakan lagu "Introvert" yang liriknya juga dibuat oleh mereka berdua. Lagu itu masuk di album debut Rich Brian berjudul "Amen" (rilis Februari 2018).
Sebelum mengulas lebih detail mengenai album "BALLADS 1", saya ingin membagikan informasi mengenai album EP "In Tongues". Album ini meski hanya EP punya dua versi album yaitu versi standard yang berisi enam lagu dan deluxe yang berisi lagu-lagu dalam versi standard ditambah 10 bonus tracks.
Karena ada versi deluxe, album EP itu jadi mirip album studio padahal sebenarnya bukan. Karena bonus tracks hanya menampilkan dua lagu baru, selebihnya adalah versi remix sejumlah lagu dari album EP itu. Album ini lumayan sukses khususnya di Amerika Serikat, Kanada dan Selandia Baru.
Tidak lama, ia segera disibukkan dengan penggarapan album "BALLADS 1" (ditulis dengan huruf capital, termasuk penulisan judul setiap lagu dalam album). Album ini bisa dibilang album musiknya yang paling serius yang didominasi lagu-lagu bertempo sedang dan lambat tanpa rap.
Nampaknya ia sudah benar-benar keluar dari citra Pink Guy yang sableng menjadi pria dewasa dengan segudang dinamika hidup. Ya, tema album ini adalah ungkapan keterpurukan seorang pria. Walau album ini masih mengandung explicit, sejumlah bagian yang explicit dalam lagu tidak terlalu kentara kecuali di beberapa lagu saja.
Tentang karakter vokal Joji, mengingatkan kita dengan vokal mendiang XXXTentacion. Komposisi musiknya juga mirip, begitu juga dengan tema album, walau album Joji ini rasanya lebih variatif. Mungkin saja pergaulannya dengan musisi hip-hop membuatnya sempat berkawan dengannya.
Salah satu lagu dalam album ini ia garap dengan Trippie Red, musisi yang juga pernah berkolaborasi dengan mendiang XXXTentacion. Ditambah label 88Rising yang juga pernah berkolaborasi dengan mendiang.
Cover Album "BALLADS 1" menampilkan foto selfie Joji yang ceria tetapi dibuat buram. Tidak memiliki kesan sebagai album black music tetapi disitulah kekuatannya. Tidak menampilkan embel-embel blink-blink seperti cover "In Tongues" tapi cukup menarik perhatian di daftar music store manapun.
Terdapat 12 lagu dalam album ini dimana seluruh lirik lagunya ditulis sendiri oleh George Miller alias Joji. Kecuali dua lagu berjudul "R.I.P" yang ia tulis bersama Michael White IV atau Trippie Redd dan "XNXX" yang ia tulis bersama John Durham. Dari kursi produser, selain ada namanya juga ada sejumlah nama beken seperti Thundercat, Roget Chahayed dan Patrick Wimberly.
Album dibuka dengan track "ATTENTION", sebuah lagu pendek yang sepertinya mengungkapkan tentang kelakuannya yang mungkin tidak dapat diterima oleh sang gadis, membuatnya berniat untuk putus tetapi ia justru ragu apakah si gadis bisa kuat. Musiknya sederhana, tidak banyak elemen tetapi lumayan kuat menyampaikan pesan.
Track berikutnya adalah "SLOW DANCING IN THE DARK". Lagu ini menurut saya memiliki aura paling kuat dalam album, bercorak synth-pop dengan sentuhan soul. Lagu ini digarap oleh Patrick Wimberly yang menangani production, recording dan mixing sekaligus. Lagu ini bercerita tentang kesendiriannya karena merasa sang gadis tidak bakal bersamanya karena merasa kalah dari pria lain. Lagu ini sungguh keren.
Secara komersial, lagu ini berhasil duduk di posisi puncak US Bubbling Under Hot 100 Singles, selain juga menjadi hits di Kanada dan Selandia Baru. Pertengahan September 2018 lalu, lagu ini menjadi Hottest Record in the World versi DJ Annie Mac di BBC Radio 1.
Oh ya, versi remix akustik lagu ini juga sudah dirilis pada 18 Oktober 2018 lalu dimana Joji membawakan lagu ini dengan diiringi oleh permainan piano yang cantik oleh Carol Kuswanto, pianis asal Indonesia yang bermukim di AS. Baik versi album maupun versi remix akustik sama-sama keren. Tapi untuk versi remix akustik ini menurut saya emosinya lebih terasa. Mungkin karena hanya diiringi satu instrumen.
Tentang video musik lagu ini, menurut saya digarap lumayan artistik oleh sang sutradara, Jared Hogan. Bakat akting Joji juga oke. Tidak percuma ia kerap membuat video YouTube. Dalam video itu ia benar-benar tampil sebagaimana yang ia gambarkan dalam lagu tersebut: seorang pria yang putus asa dalam cinta, depresi, frustrasi, babak belur. Juga kesakitan lantaran panah yang menusuk punggungnya -- yang mungkin menggambarkan ia terkhianati oleh cinta.
Beberapa adegan dalam video musik itu nampak gore tetapi menurut saya masih dalam taraf aman. Yang menarik, ia berperan sebagai manusia setengah binatang yang berbadan manusia di bagian atas dan berbadan binatang di bagian bawah, sepertinya domba. Video musiknya lumayan trending, sampai saat ini sudah punya 25 juta views.
Lagu berikutnya adalah "TEST DRIVE" yang menjadi tunggalan keempat album, yang secara resmi dirilis pada 16 Oktober 2018 lalu. Lagu ini masih berkisah tentang hubungan dengan seorang wanita yang sepertinya kurang setia.
Video musik lagu digarap oleh James Defina yang juga pernah menggarap video Rich Chigga dan Post Malone. Video musiknya menurut saya biasa saja, kurang bercerita dibandingkan video musik "SLOW DANCE IN THE DARK". Tapi walau secara pribadi saya kurang dapat menarik makna yang tersirat, penggarapan video musiknya apik dan cukup rapi.
Dalam video musik itu, terdapat lima sequence utama dimana ia digantung, lalu berjalan menyeret rantai yang mengikat tubuhnya, lalu entah bagaimana tiba-tiba ia muncul mengendarai Vespa bersama seorang cast perempuan dimana ia mengenakan gaun pengantin wanita berwarna putih. Tapi kemudian dirangkai dengan sequence lain dimana ia duduk membawa senapan, sepertinya sejenis airsoft Classic Army.
Track berikutnya adalah "WANTED U", salah satu lagu yang ia produksi sendiri secara keseluruhan baik dalam penulisan lirik dan produksi. Belum ada informasi apa pun apakah lagu ini bakal menjadi tunggalan kelima karena video musik resminya sudah diunggah di YouTube oleh 88Rising pada 29 Oktober 2018 lalu, tiga hari setelah albumnya resmi rilis.
Lagu balada ini menceritakan tentang tindakannya yang salah di mata gadis yang ia cintai. Ia menyesalinya, karena ia masih menginginkan kebersamaan dengan sang gadis walau mungkin harus kesekian kalinya ia membuat janji. Joji memasukkan elemen gitar solo menjelang penghujung lagu, hal yang cukup mengejutkan untuk lagu beraliran R&B/soul.
Video musik lagu ini digarap oleh Michael La Burt. Seorang sutradara / creative director yang bermukim di Tokyo dan New York City. Video musik "WANTED YOU" adalah karya video musiknya yang kedua. Biasanya ia membuat gambar-gambar dan video pendek artistik yang bertema futuristik.
Dalam video musik ini, Joji didandani habis seperti anggota band KISS yang terpisah. Entah bagaimana perpaduan "dua alam" yang berbeda ini bisa menciptakan nuansa tersendiri. KISS adalah band hard rock / heavy metal, sedangkan Joji adalah musisi R&B/Hip-hop. Sutradara La Burt memang gemar membuat eksperimen dalam karyanya. Video musik "WANTED YOU" ini lumayan menarik untuk ditonton.
Lagu urutan kelima adalah "CAN'T GET OVER YOU" yang ia bawakan duet dengan Clams Casino yang juga ikut menjadi produser lagu ini. Clams Casino tampil sebagai featured artist yang menggarap komposisi musiknya. Lagu ini menjadi lagu berdurasi paling singkat album ini, hanya 1 menit 47 detik.
Lagu ini secara resmi dirilis sebagai tunggalan ketiga. Video musiknya dirilis bersamaan dengan perilisan tunggalan. Menampilkan ia berjalan menyusuri kota menggunakan roller blade dengan membawa seikat bunga untuk ia berikan kepada kekasihnya.
Tak diduga, ternyata kekasihnya sedang bermesraan dengan orang ketiga. Oh, betapa sakitnya. Jadi, ia pun kembali bergabung dengan teman-teman satu geng-nya, kembali berulah, kembali menggila.
Berikutnya adalah track berjudul "YEAH RIGHT". Lagu ini menjadi lead single album ini dan dirilis pada 8 Mei 2018 lalu. Konten lagunya mengenai sumpah serapah tentang kehidupan cintanya. Nah, untuk lagu ini bolehlah dicap dengan explicit karena memang terdengar jelas. Tapi forget it, soalnya lagu ini menghentak manis dan cocok untuk teman bersantai.
Untuk video musik lagu ini, Joji didapuk menjadi sutradaranya, menjadikan dirinya lumayan serabutan untuk menggarap album studio pertamanya ini. Untuk tunggalan-tunggalan berikutnya, video musiknya digarap secara oleh beberapa sutradara khusus video musik.
Mengenai video musik "YEAH RIGHT", kalau saya amati, sepertinya karena terlalu lama menjadi Pink Guy, sebagian konten mengandung elemen masa lalunya. Video musiknya digarap seperti dokumenter, menceritakan tentang seorang pria yang payah dalam hidupnya, yang gemar bersenang-senang, seakan tak pernah puas dengan itu semua.
"WHY AM I STILL IN LA" adalah lagu ketujuh album ini dimana ia bawakan bersama Shlohmo dan D33J. Kedua musisi itu juga menjadi produser lagu ini. Lirik lagu ini ditulis sendiri oleh Joji, mengungkapkan tentang kekecewaan menjalani hidup di Los Angeles atau LA usai hubungannya dengan sang gadis yang kian memburuk.
Kesan musik elektronik sangat terasa. Shlohmo yang menggarap musik lagu ini memang seorang musisi musik elektronik yang bermain di ranah hiphop. Begitu pula dengan D33J yang sehari-hari berkutat dengan proyek musik elektronik.
Track kedelapan adalah "NO FUN". Lagu ini sangat nge-pop dan terdengar retro. Lagu ini tentang keadaannya yang kini sendiri, tanpa teman tanpa kawan. Ia meninggalkan kawan-kawannya yang menurutnya garing. Lagu ini kurang catchy dengan tone yang datar-datar saja, tetapi tetap layak untuk didengarkan.
"COME THRU" adalah track singkat dengan musik yang sederhana tetapi punya lirik yang cukup menarik. Tentang sebuah hubungan antara dua insan yang dingin, yang membuatnya ingin terhempaskan saja ke dalam air dan rela bila sang kekasih menjelma menjadi Leviathan sekalipun. Lirik yang unik.
Lagu berikutnya adalah "R.I.P." yang ia bawakan duet dengan Trippie Redd. Lagu bertempo lambat ini diawali dengan suara noise yang segera dirangkai dengan vokal Joji di verse pertama. Nampaknya lagu ini memasukkan sampling lagu "GTFO"-nya Mariah Carey. Vokal Trippie Redd yang muncul sejak verse kedua tidak dimungkiri memberi warna tersendiri buat lagu ini. Lagu ini layak menjadi tunggalan berikutnya.
Track kesebelas adalah "XNXX", sebuah lagu mid tempo yang sangat kental R&B. Salah satu lagu ringan yang enak di album ini. Kali ini saya menangkap sampling di bagian reffrain yaitu lagu dari Taylor Swift yang berjudul "We are Never Ever Getting Back Together".
"I'LL SEE YOU IN 40" menjadi lagu pamungkas album ini. Lagu diawali dengan tiupan flute yang cukup panjang yang disusul dengan ukulele yang syahdu. Musik segera dirangkai dengan petikan gitar dan vokal Joji.
Petikan gitar dan ukulele ini nanti muncul lagi di pertengahan lagu membuat lagu ini terasa melodramatis hingga perlahan menghilang. Lagu yang bagus sebagai penutup album. Mengenai liriknya, kisah tentang lagu ini lumayan misterius. Apakah ekspresi duka atas kematian XXXTentacion? Hanya Joji yang tahu.
Jadi, setelah mendengarkan album "BALLADS 1" ini, menurut saya secara keseluruhan sangat menarik, membawa warna baru di belantika musik R&B/ Hip-hop. Untuk proyek Joji berikutnya, apakah disebut dengan "BALLADS 2" atau judul lainnya rasanya ia perlu mengeksplorasi musiknya lebih dalam lagi.
Mungkin lagu berlirik bahasa Jepang membuat albumnya semakin menarik. Hanya berandai-andai. Joji masih muda, masih cukup panjang karir musiknya untuk lebih berkembang lagi. Rating album ini menurut saya adalah 82/100. Salah satu album yang pantas dipilih untuk menemani weekend.Â
Berikut video musik dari Joji berjudul "Slow Dancing in the Dark".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H