Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Siasat Chika dan Teteh Rika

6 September 2018   09:40 Diperbarui: 6 September 2018   22:08 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi oleh Gatot Tri

Mereka lalu duduk di sofa. Chika berkata-kata menjelaskan semuanya.

"Jaka, begini. Warung Teteh Rika sudah lama buka tapi tak jua ada pembeli ke sana. Chika merasa iba dengan Teteh Rika yang selalu datang ke sini dengan bimbang rasa, anaknya mau diberi makan apa...? Kebetulan Chika punya dana dari orang tua untuk membantunya melengkapi dagangan di warungnya."

"Lalu Chika punya ide membuat pertunjukan boneka. Kebetulan Chika punya banyak boneka. Anak-anak balita kampung Sukanangka pasti suka. Mereka pasti akan datang dengan ayah bunda. Pikir Chika, para bunda menemani sang balita menonton boneka, sang ayah Chika minta menunggu di warung Teteh Rika."

"Supaya menarik mata, Chika ubah penampilan Teteh Rika sedikit menggoda biar para ayah kerasan di sana dan membeli apa saja. Warung Teteh Rika pun jadi makin ramai saja. Tadinya satu dua orang ayah muda lalu semua ayah muda menunggu di sana. Bahkan para pemuda kampung tetangga pun juga pindah kongkow di sana. Teteh Rika hanya tampil menggoda, tidak sekalipun berbuat asusila karena itu dosa."

"Perjanjiannya, Teteh Rika bagi hasil dengan Chika seperlima saja dari laba. Ini dia bagi hasilnya. Taraaa.." kata Chika seraya merebut sekantong penuh uang dari genggaman Teteh Rika, rupanya komisi dari Teteh Rika.

"Uang ini Chika tabung untuk membeli karakter boneka lainnya. Anak-anak balita jadi makin suka karena ada karakter lain selain Baba, Caca dan Yaya. Sekarang karakter boneka sudah ada tiga puluh tiga, Jaka..." kata Chika bangga seraya tersenyum manja khas Chika.

Teteh Rika pun tersenyum lega. Kali ini tidak menggoda. Jaka pun merasa lega mendengar semuanya. Tanda tanya di hatinya hilang semuanya. Sungguh ia terkesima dengan siasat Chika dan Teteh Rika.

Hari pun telah berganti senja ketika Chika dan Jaka bersiap menuju kota. Pusing kepala Chika sebenarnya tidak ada karena itu adalah bagian dari siasat Chika juga agar Jaka pergi sejenak ke apotek Kang Jaja.

Ketika Jaka ke sana, ada cukup waktu buat Teteh Rika ke rumah Chika untuk memberikan komisinya. Chika mengatakan kepada Teteh Rika tentang rencana bersama Jaka pergi ke kota. Komisi itu hendak dipakainya sebagai tambahan tabungannya untuk membeli beberapa boneka di kota.

Dari jok motor belakang, Chika mengatakan sesuatu pada Jaka,"Itu semua rahasia kita ya, Jaka..."

 Jaka tersenyum seraya mempercepat laju motornya. Lampu-lampu kota sudah mulai nampak di depan sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun