Mohon tunggu...
Gatot Dj
Gatot Dj Mohon Tunggu... -

together in peace

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Dekat dengan Sosok Maestro Tari Sunda Indrawati Lukman

9 April 2011   08:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:59 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Saya mengenal beliau ketika saya bergabung di BKI (Badan Kesenian Indonesia). Pak Tjetje orangnya sangat low profile, tidak banyak bicara, cuma dia seorang penari yang tahu kondisi si anak, Pak Tjetje intens mengajar agar muridnya bagus, teknik menari Pak Tjetje luar biasa, ini merupakan contoh pengorbanan, dia mengajar tanpa pamrih.”

Rasa ketertarikan terhadap tari ini semakin besar ketika mengenal Tjetje Somantri, beliau kembali melanjutkan ceritanya dengan suara lirih: “Sebenarnya ketika saya mendapat pengajaran dari Pak Tjetje, banyak sekali kemudahan atau rahmat yang saya dapat dari Allah SWT melalui tari, andaikata saya tidak mengenal Pak Tjetje…tidak mungkin saya seperti sekarang ini. Saya menemukan segalanya dari beliau. Beliau suka bilang “hargailah kehidupan”, “hargailah yang kamu dapatkan”…beliau suka bilang begitu.”

Tanpa Tjetje Somantri, Indrawati Lukman bukanlah apa-apa, perjuangannya di dunia tari selama kurun waktu hampir setengah abad tentu banyak sekali suka duka dan pengalaman yang beliau dapatkan. Ketika penulis mengajukan pertanyaan: sudah 50 tahun Ibu menggeluti dunia tari. Selama itu apa yang Ibu dapatkan? nenek yang masih tampak kecantikannya itu menjawab:

“Kalau saya lihat itu, yang saya dapatkan adalah bagaimana kita menyelesaikan masalah dengan kegigihan, pengorbanan dan kerja keras..tanpa itu semua usaha kita tidak akan berhasil…dan jujur, dalam arti kata jujur pada diri sendiri dan jujur pada orang lain…Kalau pengalaman sudah jelas. Demikian juga dengan anak-anak didik dan networking. Tapi ada juga nilai tersendiri, bahwa dengan menjadi penari saya merasa kaya. Merasa kaya bukan dalam pengertian materi, tapi suatu jenis kekayaan yang kelak juga harus bisa bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Ketika saya ingin berhenti, itu tidak bisa karena saya ingin menularkan kebahagiaan saya sebagai penari pada para generasi muda. Besok lusa saya misal sudah tidak ada. Kalau saya berhenti dan saya belum memberikan apa yang saya miliki ini pada orang lain, maka semuanya akan terputus. Keindahan itu dari Allah, tapi persoalannya bagaimana kita bisa merawat dan melanjutkan keindahan itu dengan sebaik-baiknya.”

Mengenai perkembangan tari Sunda di zaman modern ini, beliau menjelaskan bahwa perkembangan tari sunda masih berjalan ditempat dan biasa-biasa saja. “Perkembangannya sih sejak dengan adanya jaipongan, saya pikir tari Sunda biasa-biasa saja yah, hidup segan mati pun tak mau, kemudian itu apresiasi masyarakat terhadap tari Sunda masih kurang..makanya ketika mereka diam, saya tidak diam. Pikiran saya selalu berputar agar bisa terus menerus mengembangkan tari Sunda.” ujarnya.

Tatap muka dan wawancara penulis dengan sang maestro ini ditutup dengan pertanyaan: Adakah pesan yang ingin ibu sampaikan untuk para penari generasi sekarang? beliau menjawab: “Yang penting dia peduli kepada kebudayaan, pesan yang disampaikan terutama kepada lingkungan akademik seperti sekolah, guru. Mereka harus mau menjadikan kesenian suatu keharusan untuk dipelajari oleh generasi muda, diarahkan untuk mencintai kesenian dan juga budi pekerti kalau budayanya ingin maju dan berkembang.”

Di usianya yang semakin senja beliau masih tetap bersemangat dalam menjaga nilai-nilai tradisi Sunda. Berbagai penghargaan dari berbagai pihak telah ia raih, penghargaan terakhir yang ia peroleh adalah Penghargaan Budaya dari Walikota Bandung Drs.H.Dada Rosada,SH,M.Si pada tanggal 25 September 2010 disaat Kota Bandung memperingati hari ulang tahunnya yang ke-200. Saat ini beliau sedang mempersiapkan studionya untuk mengikuti misi kebudayaan ke berbagai negara diantaranya Malaysia, Portugal dan Spanyol.

Sisa-sisa kecantikannya yang masih tampak sampai saat ini menyiratkan bahwa perjuangan beliau di dunia kesenian tidaklah padam. Semangat yang patut kita contoh oleh kita generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun