Bayangkan, kita sedang melihat desa yang begitu asri dengan mayoritas pertanian yang produktif dan subur, sekaligus tata kehidupan yang begitu modern serba-digital.Â
Pemasaran produk unggulan desa sudah mencapai jangkauan daerah perkotaan melalui jaringan pemasaran digital. Tak kalah viral, pariwisata, dan pertunjukan seni juga sudah terpublikasi dengan baik sehingga meningkatkan kunjungan wisata ke desa.Â
Belum lagi, masyarakat yang memang sudah melek teknologi digital telah mendapatkan kemudahan maksimal berkaitan dengan pelayanan dan informasi publik berbasis web atau android dari pemerintah desa setempat.
Pada tahun 2021 lalu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar atau yang karib disapa Gus Menteri membeberkan program prioritas pembangunan desa.Â
Salah satu program prioritas 2021 itu adalah Bidang Pembangunan Desa dan Perdesaan, yang meliputi pendampingan desa, desa wisata di destinasi wisata super prioritas, konvergensi pencegahan stunting, dan peningkatan kapasitas pendamping Desa Digital.Â
Harapannya, mulai 2021, digitalisasi desa sudah bisa berjalan baik dan itu mampu menjadi upaya dalam memaksimalkan e comerce masuk desa, meningkatkan dan mempermudah pelayanan publik berbasis digital serta untuk peningkatan transparansi keuangan dan kegiatan pembangunan desa. Arah pengelolaan keuangan menuju ke cashless.
Gaung dari seruan penggunaan teknologi digital dalam gerak pembangunan pedesaan beberapa di antaranya memang sampai ke desa. Beberapa di antaranya adalah Sitem Informasi Desa (SID) berbasis web dan Sistem keuangan desa (siskeudes) online.
Beberapa daerah atau desa tertentu juga mungkin sudah memanfaatkan beberapa aplikasi online hasil dari inovasi di bidang pelayanan masyarakat seperti pelayanan catatan kependudukan online, posyandu dan pencegahan stunting yang mampu menyajikan data informasi terkini tentang perkembangan kesehatan balita di suatu desa, dan lain sebagainya.
Semua tampak inovatif, transformatif, dan terkesan sangat modern. Namun, apakah teknologi digital dengan munculnya aplikasi-aplikasi itu sudah benar-benar berdampak signifikan bagi perkembangan desa?
Jika melihat realita dan dinamika yang terjadi pada kehidupan masyarakat desa saat ini, tampaknya cita-cita itu masih jauh panggang dari api. Selain masih perlu adaptasi teknologi, infrastruktur jaringan masih kurang memadai.