Pada awalnya, manusia bertukar informasi melalui bahasa, maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Kemudian, zaman berlari dengan cepat, bahasa bukanlah satu-satunya teknologi tetapi gambar dan imoji yang disematkan dalam banyak aplikasi komunikasi juga turut serta meramaikan khasanah informasi sekarang ini.
Saya termasuk orang tua zaman sekarang yang memberikan fasilitas gawai dan akses internet kepada anak. Ada hal baik dan buruk yang timbul dari sana. Hal baiknya adalah ia menjadi melek teknologi informasi, tak hanya menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi tetapi sering mengirimkan gambar dan imoji dalam merespon atau menginformasikan suatu peristiwa.
Suatu hari saya mengirim pesan dan memberikan banyak kata-kata untuknya. Ia hanya merespon dengan imoji acungan jempol. Atau ketika saya sedang menanyakan sedang apa di tempat teman? Ia mengirim gambar selfie sedang makan mie goreng beserta teman. Memang tidak salah. Tetapi rasaya anak perlu dilatih mengembangkan keterampilan bahasa tulis supaya saat ia memposting perasaan, ide dan pemikirannya di sosial media tetap menggunakan bahasa yang sopan dan santun.
Lalu, selaku orang tua apa yang bisa kita lakukan? Salah satu cara adalah dengan mengajak anak menulis karya sastra nonimajinatif. Caranya? Mulailah dari yang sederhana
Catatan Harian
Ajak anak membuat catatan hariannya, menuliskan apa yang dilakukan seharian itu, apa yang dirasakan dan ada ide apa hari itu. Sebagai permulaan bantu anak dengan sejumlah pertanyaan dan pandu dengan memberikan kalimat pembuka. Catatan harian sering dinilai berkadar sastra karena ditulis secara jujur, spontan, sehingga menghasilkan ungkapan-ungkapan pribadi yang asli dan jernih, yakni salah satu kualitas yang dihargai dalam sastra. Berikanlah agenda degan sampul potret dirinya supaya terlihat istimewa dan menariknya untuk menulis.
Esai
Esai merupakan karangan pendek tentang suatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi manusia.
Setelah anak terbiasa membuat catatan harian berdasarkan fakta sehari-hari, ajak anak untuk membuat esai tentang kejadian yang berkesan di catatan harian yang sudah ia tulis. Sebagai permulaan, bantu memilih satu peristiwa di catatan harian dan kita bisa memberikan komentar sebagai acuan supaya ia tidak bingung harus dimulai dari mana.
Memberi tanggapan tulisan orang lain
Teladan terbaik adalah orang tua. Sebelum kita menagajak anak untuk menulis sebaiknya kita juga harus membiasakan diri untuk menulis.
Berikanlah salah satu tulisan kita kepada anak untuk dibacanya, kemudian ajak anak untuk memberi tanggapan dengan bahasa yang sopan dan santun melalui bahasa tulisan. Â Dengan memberi tanggapan terhadap suatu masalah maka melatih logika berbahasa anak.
Dengan mengajak anak untuk terbiasa menulis karya sastra nonimajinatif maka kita sudah mengajarkan anak untuk berbahasa dengan sopan dan santun serta berlogika di dalam kehidupannya sehari-hari. Kita tak perlu khawatir lagi bahasa yang digunakan anak kita khususnya di media sosial.
Selamat mencintai keseharian dengan mengajak anak menulis karya sastra nonimajinatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H