Mohon tunggu...
asacintya
asacintya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Telkom University

-

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Lonjakan Harga Beras di Indonesia Pasca Pemilu 2024 Melalui Wawasan Survei Pedagang Sembako

14 April 2024   22:56 Diperbarui: 14 April 2024   23:03 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum dan setelah terlaksananya Pemilu 2024, Indonesia bergulat dengan tantangan ekonomi yang cukup signifikan, yaitu melonjaknya harga beras yang merupakan makanan pokok bagi jutaan masyarakat Indonesia. Lonjakan harga beras ini telah memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pembuat kebijakan, karena secara langsung berdampak pada mata pencaharian dan kesejahteraan sebagian besar penduduk.

Dengan mengkaji penyebab kenaikan harga beras, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai rumitnya sektor pertanian yang ada di Indonesia. 

Salah satu pendorong utama di balik lonjakan harga beras adalah gangguan pada rantai pasokan. Meskipun merupakan salah satu produsen beras terbesar di dunia, Indonesia sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

Gangguan pada proses impor, baik karena  faktor eksternal seperti masalah logistik, kebijakan perdagangan atau cuaca, dapat menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga. Masa transisi pasca pemilu mungkin semakin memperburuk gangguan rantai pasokan, sehingga menciptakan ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan.

Warung Sembako Sukapura (Dekat GATE 1)/Dokpri
Warung Sembako Sukapura (Dekat GATE 1)/Dokpri

Kami Mahasiswa Desain Komunikasi Visual Telkom University, pada hari Rabu, 27 Maret 2024 melakukan survei pada beberapa masyarakat di daerah Sukapura Kota Bandung yang mempunyai usaha warung sembako sebagai salah satu sumber mata pencaharian. Survei ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai dampak lonjakan harga beras.

Para pedagang toko sembako ditanyai tentang persepsi, pengalaman, dan mekanisme penanggulangan mereka dalam menanggapi kenaikan harga. Survei ini mengungkapkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka merasa tertekan dengan kenaikan harga beras, dengan mengutip tekanan keuangan sebagai masalah utama.

Survei mengenai melonjaknya harga Beras/Dokpri
Survei mengenai melonjaknya harga Beras/Dokpri

Survei ini menggarisbawahi dampak yang tidak proporsional dari kenaikan harga beras terhadap rumah tangga berpenghasilan rendah. Ada seorang narasumber yang menyuarakan perjuangannya dalam menghadapi lonjakan harga beras, survei yang kami lakukan dimulai dari tanya jawab mengenai harga beras sebelum dan sesudah pemilu 2024. 

Narasumber menyebutkan bahwa sebelum pemilu harga beras adalah Rp. 250.000,00 -- Rp. 300.000,00 dengan berat 25kg, kemudian setelah terjadinya pemilu mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga menyentuh Rp. 400.000,00 per 25kg. Jika dihitung perkilogram, sebelum pemilu harga beras adalah Rp. 12.000,00 dan sesudah pemilu seharga Rp. 16.000,00.

Hasil dari survei masyarakat ini memberikan wawasan yang berharga mengenai pengalaman hidup masyarakat Indonesia yang bergulat dengan dampak lonjakan harga beras setelah pemilu 2024. Dengan memasukkan wawasan ini ke dalam perumusan dan implementasi kebijakan, para pemangku kepentingan dapat bekerja untuk mencari solusi yang efektif yang memprioritaskan kesejahteraan dan ketahanan pangan semua segmen masyarakat, memastikan masa depan yang lebih tangguh dan inklusif bagi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun