The 5 Love Language atau Lima Bahasa Cinta, merupakan sebuah konsep sekaligus judul buku yang ditulis oleh Gary Chapman, seorang antropolog yang melakukan konseling terhadap pasangan-pasangan menikah dan menemukan bahwa orang-orang mengungkapkan cinta dengan cara yang berbeda-beda, atau bahasa cinta.
Menurut Chapman, ketika sebuah pasangan mulai kehilangan kehangatan atau bahkan kehilangan rasa cinta, masalahnya bisa jadi berasal dari bahasa cinta yang tidak cocok satu sama lain.
Sehingga sebuah hubungan dapat dipertahankan dan bahkan menjadi semakin harmonis bila kedua belah pihak dapat mengungkapkan cinta sesuai dengan bahasa pasangan.
Perlu dicatat bahwa kita semua sebenarnya memiliki kelima bahasa cinta yang akan dijelaskan di bawah ini, tetapi kita memiliki satu atau dua bahasa yang dominan. Analoginya adalah, seseorang mungkin bisa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jawa, dan Bahasa Melayu; tetapi orang itu lebih sering dan lebih kuat dalam menggunakan Bahasa Indonesia ketika berkomunikasi.
Kelima bahasa cinta itu adalah:
1. Words of affirmation atau ungkapan penguatan.
Seseorang yang menggunakan words of affirmation sebagai bahasa yang dominan akan merasa dicintai ketika pasangannya memberikan dukungan, kata-kata penguatan, dan pujian kepadanya.
Orang itu juga akan menggunakan words of affirmation sebagai cara mengungkapkan cintanya, misalnya mengucapkan "Kamu hebat!" setiap pasangannya berhasil mengerjakan sesuatu, memuji penampilannya yang menarik, atau berterima kasih untuk hal-hal yang mungkin tidak terlalu diperhatikan oleh orang lain.
Jika Anda merasa sangat senang diperlakukan seperti itu, besar kemungkinan words of affirmation adalah bahasa utama Anda.
2. Acts of service atau melayani