Keraton Kanoman, Dekatnya Kesultanan Cirebon dengan Tiongkok Saat itu
Ya, tak jauh dari Pasar Kanoman, kita bisa menemui Keraton Kanoman. Berbeda dengan Keraton Kasepuhan dan Kacirebonan, untuk masuk kita tak perlu membeli tiket; tapi kita wajib menggunakan jasa pemandu. Di sini saya diajak untuk melihat tempat pelantikan sultan, yang nuansa tradisionalnya masih terasa sekali.
Selanjutnya adalah Gua Sunyaragi, yang jaraknya cukup jauh dari keraton, tapi masih bisa dijangkau dengan angkot. Silakan tanya pada warga sekitar. Berasal dari kata "sunya" (sepi) dan "ragi" (raga), tempat ini merupakan tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon beserta keluarga. Tempat yang menarik menurut saya adalah gua peteng, di mana terdapat kolam air di bawahnya. Sayangnya, Gua Sunyaragi sempat dirusak oleh Belanda pada tahun 1787, sehingga pada tahun 1852 diperbaiki kembali oleh seorang arsitek Tiongkok bernama Tan Sam Cay, atas permintaan Sultan Adiwijaya.
Kurang lengkap rasanya bila mengulas destinasi wisata suatu daerah tanpa membicarakan oleh-oleh khasnya. Kalau menurut saya, camilan wajib yang kita beli bila berkunjung ke Cirebon adalah tape ketannya! Sebenarnya tape ketan bukanlah oleh-oleh produksi Cirebon - melainkan Kuningan, sebuah Kabupaten yang berada tak jauh dari Cirebon. Berbeda dengan tape dari daerah lain, tape ketan di sini dibungkus dengan daun jambu. Rasanya legit dan berair. Nikmat sekali.
Oleh-oleh khas Cirebon yang tak kalah "wajib"-nya adalah kerupuk melarat (kerupuk miskin). Kenapa disebut melarat? Sebab kerupuk ini tidak digoreng dengan minyak, melainkan dengan pasir - sehingga terkesan ekonomis. Meski digoreng dengan pasir, tapi renyahnya tak kalah dengan kerupuk yang digoreng dengan minyak, pun harganya murah-meriah. Beli juga sirup tjampolay khas Cirebon yang diproduksi tanpa pemanis buatan, meski sebenarnya di Jakarta pun sudah bisa kita temukan.
Sebagai pecinta teh, saya juga tak melewatkan membeli teh upet yang pabriknya berada di Cirebon. Teh ini berici khas teh Indonesia: teh hijau melati yang justru berwarna coklat (seperti teh hitam) ketika diseduh. Menurut saya, teh upet merupakan salah satu teh melati Indonesia yang wanginya paling harum. Sajikan dalam poci tanah liat agar makin harum. Beli juga gula batu khas Cirebon untuk melengkapi 'ritual' minum teh anda. Selain teh upet, saya juga membeli teh cap peko, yang tak kalah harumnya. Kedua teh tersebut saya beli ketika sedang mengunjungi Pasar Kanoman.