Pandemi Covid-19 telah menjadi wabah yang harus diwaspadai oleh setiap sektor formal dan informal di Indonesia, bahkan di dunia. Virus yang diduga berasal dari Cina ini sudah tersebar ke banyak negara di dunia dan nyaris melumpuhkan sebagian besar kehidupannya.
Prediksi pun sudah ditengarai, beberapa sektor hampir mengalami kelumpuhan yang akhirnya mempengaruhi perekonomian negara dan menyebabkan penurunan produktivitas ekonomi secara global. Sebut saja kami, Garut Kulit yang terhitung sebagai UKM menengah yang proses produksinya melibatkan banyak orang. Dari mulai tim manajerial hingga tim produksi, semuanya terkena imbas Pandemi Covid-19 ini. Sedikit berbagi mengenai 'tim dapur' GK, kami berharap dengan info ini akan memberikan gambaran singkat bagaimana antisipasi GK menghadapi wabah COvid-19Â ini yang berdampak langsung ke industri UKM Indonesia pada umumnya.
Tim GK terbagi menjadi dua, tim manajerial dan tim produksi. Berbeda dengan tim manajerial, tim produksi di Garut Kulit sebagian besar dikontrak berdasarkan performance based. Mereka diberikan honor berdasarkan jumlah produksi yang telah mereka kerjakan. Jadi, karyawan mahir dan pemula akan berbeda secara skill/kemampuan diri. Karyawan yang melakukan lembur dan yang tidak akan berbeda jumlah honornya. Mengapa kami menerapkan sistem ini?
GK melihat adanya keuntungan produksi dengan performance based, yaitu:
-- Produktivitas tinggi
-- Membuat karyawan komitmen untuk produktif
-- Project mudah dikontrol untuk sesuai deadline
-- Keuntungan untuk karyawan
-- Penghasilan relatif sangat besar dibandingkan dengan kerja dengan basic salary
-- Tidak ada batas maksimal gaji
-- Bisa mengajukan Off secara fleksibel
-- Lembur bersifat flexible
Melihat situasi seperti sekarang ini, sudah banyak workshop retail dan fesyen yang menutup aktivitas produksinya akibat Covid-19.
Bagi GK, menutup workshop akan menjadi keputusan yang berat, karena tim produksi tidak memiliki basic salary dan secara tidak langsung merumahkan mereka tanpa membawa penghasilan apa-apa. Lalu, apa yang GK lakukan?
Sampai saat ini GK mengupayakan cara untuk mengatur operasional selama pandemi Covid-19 ini. Yaitu:
1. Memberlakukan WFH bagi tim manajerial. Tim manajerial masih bisa produktif di rumah masing-masing.
2. Memberlakukan in-house lock down bagi karyawan produksi. GK memberikan pilihan kepada karyawan untuk memilih tetap bekerja atau pulang. Bagi karyawan yang memilih pulang, maka karyawan tidak diperbolehkan untuk masuk kerja hingga kasus korona ini berakhir. Atau karyawan boleh bergabung dengan tim jika sudah mengkarantina dini selama 14 hari setelah pulang. Bagi karyawan yang memilih melanjutkan bekerja, kami fasilitasi untuk menginap di workshop. Sehingga kami bisa memastikan mereka tidak berinteraksi dengan orang lain selain tim produksi itu sendiri.
Adapun upaya GK dalam meminimalisir risiko terpapar Covid-19 adalah dengan mengedukasi kesehatan sesuai Anjuran pemerintah:
-- Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan apa pun
-- Menyediakan sabun antiseptik
-- Menyediakan masker dan sarung tangan plastik
-- Dilarang bekerja saat sakit
-- Jaga jarak antar pekerja
Upaya lainnya seperti Jaminan Pemeriksaan Kesehatan serta Lingkungan kerja yang sesuai juga diterapkan:
-- Memberikan fasilitas menginap di workshop
-- Menjamin biaya kesehatan jika ada karyawan yang sakit atau melakukan pemeriksaan terkait
-- Menyediakan kebutuhan makanan dan sarana olahraga
-- Memberikan vitamin C untuk kebutuhan stamina tubuh
Semoga, dengan adanya info ini, GK sebagai UKM sekaligus pelaku ekonomi bisa berbagi ilmu untuk bersama-sama menghadapi wabah Covid-19 ini dengan bijak. Terus berfikiran positif, optimis bahwa wabah ini akan segera berlalu. Dan yang terpenting, waspada namun tetap tenang. Indonesia pasti bisa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H