Ada dua makna di balik judul artikel ini. Yang pertama, kami ingin memberikan sebuah gambaran seperti apa rupa seorang entrepreneur. Hal kedua, untuk memaparkan seperti apa perjalanan yang akan dihadapi oleh seorang entrepreneur. Karena dalam bahasa Inggris, kata face (kata benda) dapat berarti rupa atau wajah. Tetapi kata yang sama dapat juga sebagai kata kerja yang dapat diterjemahkan sebagai menghadapi sebuah keadaan.
Apa itu Entrepreneur dan bagaimana proses yang dilalui menjadi hal yang paling mendasar. Bukan saja harus diketahui tetapi juga perlu dipersiapkan sejak dini. Ketidaktahuan akan kedua hal mendasar ini dapat jadi masalah besar dalam perjalanan anda menjadi seorang entrepreneur.
Mari kita mulai...
Bila anda diminta membayangan, gambaran apa yang muncul dalam benak bila mendengar kata entrepreneur? Hasil survei kami menunjukan 86% menyebutkan orang yang memiliki kebebasan waktu dan finansial. 9% mengatakan orang yang gigih atau pantang menyerah mengejar impiannya. Sisanya menyebutkan berbagai hal.
Hasil survei kami bukan bertujuan untuk membenarkan sebuah pandangan dan menyalahkan pandangan lainnya. Tidak ada yang keliru dari semua gambaran tersebut. Karena pada umumnya para entrepreneur yang berhasil memang menikmati kedua hal tersebut seperti yang dipersepsikan oleh 86% responden kami. Entrepreneur yang berhasil memiliki kebebasan waktu untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai tanpa perlu khawatir pada masalah finansial yang akan menopang kehidupannya sehari-hari. Sepertinya, hidup punya lebih banyak pilihan.
Saat ini generasi muda sudah mulai memasukan kata entrepreneur sebagai sebuah pilihan yang ingin dicapai dalam daftar profesi masa depan mereka. Situasi kekinian ini telah menjadi pembeda bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang memiliki impian bekerja sebagai PNS atau profesional di perusahaan multinasional.
Ada banyak faktor yang membuat perbedaan situasi di atas. Salah satu faktor terbesar adalah perkembangan teknologi dan kemudahaan akan akses informasi telah membuka banyak kemungkinan-kemungkinan baru. Di bab terakhir kami akan memaparkan lahirnya banyak bisnis baru yang menjadi penganggu untuk bisnis-bisnis yang sudah eksis puluhan tahun.
Tetapi tahukah anda bahwa para entrepreneur yang membangun usahanya dari nol, di awal mereka memulai tidaklah seindah bayangan di atas tadi. Mereka bekerja sangat keras dibandingkan orang pada umumnya. Bila rata-rata orang bekerja 8 jam sehari, mungkin mereka 15 jam sehari. Ketika Sabtu dan Minggu orang-orang bangun siang atau berlibur. Mungkin di kalender mereka tidak ada hari liburnya.
Tidak banyak yang tahu bahwa situasi di atas harus dilalui dalam jangka waktu tahunan. Angka statistik di Amerika menunjukan bahwa hanya 60% usaha baru yang mampu melewati 3 tahun pertamanya, sementara tinggal 35% ketika masuk tahun ke-10.
Mr. Gosh, seorang Venture Capitalist memiliki data yang mencakup lebih dari 2.000 startup yang mendapatkan pendanaan minimal sekitar US$1 juta selama tahun 2004 hingga 2010. Dari data tersebut beliau membuat defenisi tersendiri atas kegagalan sebuah startup. Bila indikator yang dipakai adalah investor kehilangan semua uangnya dan perusahaan yang diinvest melikuidasi semua asetnya maka angkanya adalah 30-40%. Tetapi bila indikator kegagalannya adalah kegagalan memenuhi tingkat pengembalian modal investor maka angkanya adalah 95% lebih.