Mohon tunggu...
Putra Nusantara
Putra Nusantara Mohon Tunggu... -

Hanya manusia yang ingin hidup tentram dengan alam

Selanjutnya

Tutup

Nature

Waspadai Sampah!

6 Juni 2014   00:22 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:08 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1401963236618626775

Tulisan ini saya maksudkan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat kita terhadap sampah. Diakui atau tidak, sebagian besar masyarakat kita masih acuh mengenai pengetahuan tentang sampah. Sampah berbahaya, dalam hal ini, berbahaya yang saya maksud adalah bahaya polusi terhadap tanah dan air yang ditimbulkan sampah tersebut karena proses penguraiannya yang lambat dan kekurangpedulian masyarakat kita dalam menyampah.

Sebagai contoh, bolehlah kita ambil sampel sampah filter puntung rokok. Sampah filter puntung rokok baru akan terurai oleh alam dalam waktu 10 tahun (sumber: dipragha.blogspot.com). Itu baru satu puntung rokok, dari seorang perokok. Coba bayangkan bila seorang perokok tersebut menghabiskan 12 batang rokok/hari. Berapa jumlahnya bila dikalikan seminggu, lalu dikalikan  sebulan, lalu setahun, lalu sepuluh tahun? Well, spektakuler. Penaksiran 483.840 batang rokok dihisap oleh satu orang pada sepuluh tahunnya! Itu baru pada saat-saat biasa, karena pasti ada saat-saat tertentu dimana perokok tersebut menghabiskan rokok lebih banyak dibanding kebiasaan, seperti saat memancing, nongkrong, melekan, dan lain-lain.

Dan itu baru satu orang! Coba kalikan berapa data jumlah perokok di Indonesia sekarang? Data statistik menunjukkan, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 237.641.326 jiwa (sumber: bps.go.id ). Bayangkan saja bila 1/10 dari jumlah tersebut adalah perokok, dan selama mereka merokok itu sebagian besar puntungnya dibuang sembarangan. Begitu dan begitu terus berkelanjutan dari tahun ke tahun, sementara puntung filternya baru bisa terurai setelah 10 tahun.

Ini baru sampah filter puntung rokok. Belum sampah lain yang membutuhkan waktu yang jauh lebih lama terurainya. Bahkan ada sampah yang tidak bisa terurai, yaitu sampah Stereofoam/Styrofoam.

Untuk memudahkan, saya copas artikel dari blog dipragha.blogspot.com, karena hingga saat ini pemerintah kita belum mempunyai badan resmi yyang menangani pengelolaan sampah hingga data akurat sulit saya peroleh, sebagai berikut :

1.  Koran Bekas (terurai + 4 minggu)

2. Kardus (terurai + 2 bulan)

3. Puntung Rokok (terurai + 10 tahun)

4. Botol Plastik (terurai + 450 Tahun)

5. Kaleng Bekas (terurai + 500 Tahun)

6. Plastik Kresek (terurai + 1000 Tahun)

7. Styrofoam (Tidak bisa terurai, harus didaur ulang)

Nah, bagaimana jadinya alam kita bila kita masih saja membuang sampah sembarangan? Apalagi sampah berupa plastik dan styrofoam. Tanah akan gembur namun tanaman sulit tumbuh, labil untuk didirikan bangunan bahkan bangunan yang tanpa fondasi. Laut dan sungai tercemar hingga ikan-ikan klenger dan organisme bahari terhambat populasinya. Itu semua akan terjadi, hanya saja saat ini mungkin tahap efeknya bencananya masih kecil hingga belum banyak orang menyadari. Lalu apakah kita akan menunggu hingga efek bencana berskala internasional baru kita akan menyadari hal ini?

Lalu, masihkah dengan tingkah laku yang demikian kita mengaku sayang anak-cucu kita? Dengan perilaku kita yang mewariskan alam yang rusak tanahnya dan tercemar airnya?
Marilah kita sadari segera. Mari buang sampah pada tempatnya. Untuk sampah filter puntung rokok misalnya; kita sediakan tempat di kantong kita sebelum bertemu asbak/tempat sampah. Untuk sampah jenis karet/plastik mari kita simpan di saku terlebih dahulu.

Bila sudah mulai berbuat demikian maka seyogyanya demikian pula perlakuan kita terhadap sampah organik. Mungkin akan kita temui halaman yang indah, jalan-jalan yang ebrsih dan sungai-sungai yang jernih. Bukan hanya indah dipandang dan menyehatkan, namun juga sebagai bukti kepedulian kita terhadap alam dan wujud kasih-sayang kita kepada anak-cucu. Syukur apabila setelah membaca artikel ini diantara pembaca ada yang mulai membuka usaha daur ulang sampah :)

Semoga semakin hari semakin bertambah orang yang peduli terhadap sampah di sekitarnya. Semoga semakin bertambah kesadaran penghuni bumi untuk memelihara tempat tinggalnya. Semoga masa depan bumi kita menjadi lebih baik.  Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun