Salah satunya adalah, "Tanggung jawab terbesar kamu adalah belajar menerima dan mencintai diri kamu sendiri." Melalui kutipan ini, saya belajar untuk merasa cukup dengan apa yang saya miliki, baik itu kelebihan maupun kekurangan.
Menurut saya, buku ini sangat menarik dengan desain yang menyenangkan, termasuk animasi yang membuat pembaca betah membaca tanpa merasa bosan. Buku ini terdiri dari 28 bab yang membahas berbagai masalah remaja, disampaikan dengan cara yang mudah dipahami, dan memberikan wawasan yang sangat berguna dalam upaya berdamai dengan diri sendiri.
KEKURANGAN BUKU KAMU TAK HARUS SEMPURNAÂ
Menurut saya, buku ini belum sepenuhnya efektif dalam mengajak pembaca untuk mengatasi permasalahan remaja saat ini. Hal ini karena seseorang yang sedang mengalami depresi, rasa tidak percaya diri (insecure), atau masalah emosional sering kali sulit untuk memahami isi buku tersebut.Â
Pada dasarnya, mereka yang sedang menghadapi masalah tersebut cenderung lebih membutuhkan perhatian dan empati, serta ingin didengar. Membaca buku mungkin belum cukup efektif untuk membangkitkan motivasi bagi mereka yang sedang berjuang dengan masalah dalam diri mereka.
Solusinya, mereka yang sedang menghadapi masalah ini memerlukan dukungan langsung dari seseorang yang objektif dan profesional, seperti seorang psikiater yang benar-benar memahami permasalahan hidup yang mereka alami. Meskipun demikian, buku ini tetap sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama sebagai sumber motivasi, pengetahuan tentang jati diri, serta wawasan mengenai pengendalian diri (self-control) dan membangun rasa percaya diri (self-confidence).
KESIMPULAN BUKU KAMU TAK HARUS SEMPURNAÂ
Cerita dalam buku ini ditujukan untuk pembaca usia 13 tahun ke atas. Anak-anak di bawah usia 13 tahun tidak disarankan untuk membacanya, karena ada materi yang mungkin kurang sesuai untuk mereka.Â
Buku Kamu Tak Harus Sempurna karya Anastasia Satriyo, M.Psi., Psi ini termasuk dalam kategori self-improvement dan ditulis dengan bahasa yang ringan, sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Melalui buku ini, diharapkan pembaca bisa belajar menerima diri sendiri dan mengurangi perasaan insecure terhadap apa yang dimiliki.Â
Isu yang dibahas dalam buku ini menguatkan pemikiran Psikoanalis Erich Fromm dalam bukunya Man For Himself, yang menyatakan bahwa "Masalah moral kita adalah ketidakpedulian kita pada diri sendiri." Buku ini juga menjadi seruan di era modern untuk lebih memperhatikan diri sendiri, keluar dari bayang-bayang orang lain, dan menemukan otentisitas diri sebagai hal yang positif.
Bukankah kita lelah jika terus-menerus berusaha menjadi seseorang yang bukan diri kita sendiri? Saya percaya bahwa kita tidak sepenuhnya buruk; kita hanya perlu menggali dan melihat lebih dalam hal-hal baik yang ada dalam diri kita. Oleh karena itu, sudah tepat jika buku ini mengusung judul Kamu Tak Harus Sempurna