Dua gelandang bertahan (Defensive Midfielder) adalah gelandang kreatif yang akan menjadi "tembok" pertahanan pertama yang akan menyisir bukan hanya satu sisi saja melainkan dua sisi lapangan bahkan seluruh areal pertahanan di wilayah sendiri. Kedua gelandang bertahan ini bebas menjadi penghadang yang super agresif, sebelum pemain lawan langsung memasuki daerah pertahanan 4 Defender. Porto dengan Costinha-Maniche, Chelsea dengan Makelele-Essien, Inter dengan Cambiasso-Motta.
Kedua gelandang ini akan melakukan sergapan dan duel fisik untuk mencuri bola dari kaki lawan. Setelah itu biasanya langsung melakukan suplai untuk lepas landas melakukan penyerangan.
Tiga Gelandang serang kreatif akan langsung melakukan penetrasi ke jantung pertahanan lawan secepat-cepatnya, sekaligus juga bersiap untuk memberikan umpan-umpan kreatif kepada targetman seperti Drogba dan Milito, striker tersebut punya kualifikasi khusus, kuat duel udara, adu body, serta naluri "finishing touch" yang bagus, striker bertipe "petarung"adalah striker yang disukai.
Mourinho memiliki strategi dan taktik yang cukup familiar. Sejak ia masih menjadi pelatih di Porto sampai melatih Inter masih terlihat kental gayanya, diprediksi di Madrid pun ia akan melakukan hal serupa. Hal ini sempat berubah saat Sheva dan Ballack(Shevchenko) datang, formasi berubah menjadi 4-4-2 Diamond, tidak lama setelah itu Maourinho akhirnya harus terdepak dari Stamford Bridge. Dalam bentuk 4-2-3-1, untuk kedua winger serangnya, Mourinho suka dengan mereka yang tidak hanya bagus menyerang, namun juga mampu bertahan. (Sumber Pic.)
Bisa terlihat dimana Eto'o dan Pandev cukup rajin dalam membantu pertahanan. Sedangkan pada posisi sentral ada seorang pemain yang mampu bertarung sekaligus menjadi playmaker, hal ini bisa terlihat pada Lampard dan juga Sneijder, mungkin hal ini juga mengapa Deco tidak jadi diboyong ke skuad Chelsea pada era Mourinho, bisa jadi karena Deco kurang memiliki karakter bertarung, berbeda dengan Lampard dan Sneijder yang rajin turun membantu pertahanan dan merebut bola.
Setelah menerapkan strategi dan formasi yang tepat dengan karakter pamain yang tepat. Sepakbola dengan fokus pada pertahanan dan serangan balik super cepat dengan hanya 3-4 sentuhan adalah ciri khas tim asuhan Mourinho, maka itu tim-tim dengan karakter menyerang yang kuat seperti Barcelona dan Arsenal bukan menjadi masalah berarti buat Mourinho, namun tim-tim kecil yang cenderung bertahan sekelas Wigan, justru bisa membuat tim Mourinho kelimpungan.
Filosofi Balance dalam fokus pada pertahanan dan counter attack, ditambah dengan mentalitas jawara tak lupa disertai karakter pemain yang memang "DNA-nya" sesuai dengan posisi pada formasi Mourinho, maka Mr.Mou siap bercuap-cuap dengan pedenya, Mourinho PAHAM kekuatan timnya, dengan skema dan taktik ala Mourinho disertai para pemain kelas dunia, timnya sangat sulit ditaklukan; walau mungkin sepak bola yang dimainkan cenderung monoton dan kurang menarik.
Mungkin bisa dikatakan hanya kurangnya konsentrasi dan inkonsistensi permainan tim yang akan membuat tim asuhan Mourinho takluk. Musuh terbesar dari tim asuhan Mourinho adalah diri mereka sendiri.
So, bagaimana jika PSSI mulai mempersiapkan tim "seimbang" ala Mourinho, walau tidak dalam tempo dekat, mungkin untuk proyek masa depan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H