Selain itu banyak juga memikirkan berbagai fenomena dan filosofi kehidupan, melakukan refleksi sosial dan introspeksi diri, wah... kesannya komplit memang
Di Jakarta yang sangat padat, menggunakan sepeda motor memang akan lebih efektif dalam hal waktu. Jika mengendarai kendaraan roda empat atau lebih maka perlu memajukan jadwal dan skedul untuk berangkat, agar bisa hadir tepat waktu.
Menggunakan sepeda motor memang tidak enak saat hujan, tanpa "persenjataan" yang komplit maka akan masuk pada fase-fase menyebalkan dan menjenuhkan, kalau tidak basah-basahan, ya berteduh, menunggu sampai hujan reda. Aku pernah menerobos hujan yang lebat. Waktu itu baru selesai pulang kuliah, perjalanan dengan jarak sekitar 27 kilometer itu aku lalui, menjadi fenomena tersendiri memang, tentu kali ini dengan "persenjataan" lengkap, jas hujan beserta celananya; aku nekat menikmati saat-saat itu. Sampai di rumah, beberapa jam setelah itu, fisikku langsung drop dan beberapa hari kemudian kena DBD.
Bersepeda motor yang paling jauh aku lakukan hanya sejauh Bekasi-Bandung saja, sendirian. Hal itu terjadi saat aku masih duduk di kelas 3 SMU, dengan sebuah Yamaha Jupiter berwarna silver aku berangkat jam 4 petang hari dan sampai sana sekitar jam 10 pagi, karena mesti bermalam di sebuah pos polisi di daerah pedalaman, ternyata aku tersasar di jalan. Sampai di Bandung aku langsung menuju ke rumah nenek, dan MANDI!! wajahku sudah pekat penuh debu, dengan lingkar "eyes shadow" ala rakun. Aku terlihat mirip sekali seperti "garong".
Keuntungan bersepeda motor versiku: 1. Romantis untuk pacaran 2. Praktis, bisa masuk gang-gang sempit, mau muter tinggal muter. Saat macet bisa selap-selip. 3. Lebih menyatu dengan alam Kerugiannya: 1. Kehujanan/Kepanasan 2. Lbih banyak kena debu daripada naik mobil 3. Capek dengan posisi mengendaranya
Di Jakarta yang begitu padat dan sangat aktif penduduknya, sepeda motor memang menjadi kendaraan tercepat yang mampu mendukung berbagai proses bisnis yang berlangsung. Begitu berlimpahnya pengendara motor, rasanya memang bukan karena salah siapa-siapa, namun karena kebutuhan untuk berjuang dan berkompetisi di Jakarta memang tinggi. Konsep mono-rail yang mantap mungkin bisa membantu mengurangi kepadatan pengguna jalan raya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H