Mungkin yang diharapkan dari seorang mahasiswa adalah si dosen akan dibuat merasa tidak enak jika tidak meluluskan mereka. Para dosen akan sering diajak "gaul", "diperhatikan" dan "dikagumi" selama mengajar dan berinteraksi dengan mahasiswa. Potensi itu dirasa kuat terjalin dengan dosen-dosen muda, ketimbang dengan para dosen senior yang telah berumur, bagiku mereka biasa terlihat dengan ciri khas rambut yang putih semua, ya; bisa jadi memang ingin menunjukan level senioritas dan pengalamannya dengan "hair style" seperti itu.
Hmm, dosen muda yang cantik, menjadi bagian dari kelas yang akan favorit dan dipenuhi oleh mahasiswa, terutama mahasiswa-mahasiswa yang sudah lama tidak lulus-lulus. Apa ini sebuah strategi dari universitas untuk menolong para mahasiswa yang sudah patah semangat, sudah mutung dengan mata kuliah yang menjadi suatu momok dalam perjalanan akademiknya?
Karena entah kenapa, tiba-tiba mahasiswa-mahasiswa yang dahulu selalu duduk manis di barisan ujung belakang tersebut, mulai asyik mengikuti pelajaran sambil aktif bertanya, jika si dosen pengajar terlihat "fresh and easy approachable".
Itu lah salah satu kenangan yang masih tersimpan saat masih asyik jadi mahasiswa. Jumlahnya memang sedikit, karena menjadi dosen butuh level akuntabilitas yang tinggi, dan hal ini bisa diraih dengan akumulasi pengalaman dan karier akademik yang rata-rata cukup panjang.Namun tetap saja, dosen muda yang cantik dan rendah hati memang selalu laris manis bagi para mahasiswa yang sudah "jenuh" kuliah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI