Mohon tunggu...
Gwan Gydeo
Gwan Gydeo Mohon Tunggu... writer -

Belajar terus dengan bersemangat sambil mengoleksi kepingan-kepingan indah kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mati Cepat atau Lambat Sama Saja?

22 Agustus 2010   09:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunuh diri dengan cara lebih cepat dan “enak”, mabok, rokok, jeroan. Nikmati hidup yang hanya sementara. Buat apa sehat kalau hidup sudah nggak asyik lagi. Ini sehat cara gue. Makan yang enak, mabok sampai puas, rokok tanpa batas. Kebetulan uang juga berlimpah. Kira-kira begitu apa yang ada di benak anak-anak muda yang udah lelah menjalani hidup yang penuh dengan karusan ini dan itu.

Hidup ini cuma sebentar, jadi silahkan dinikmati sepuasnya, semampu mungkin. Asal Anda puas dengan kondisi hidup Anda saat ini maka orang lain di sekitar Anda juga akan merasa lebih baik dengan kehidupan Anda. Kalau Anda tidak puas, maka Anda akan melakukan tranfer energi ketidakpuasan Anda. Orang-orang yang kurang punya visi dan prinsip hidup yang jelas bisa terkena limbah emosi Anda dan ikut jadi bete atau uring-uringan. Ini berdasarkan pengalaman sehari-hari, loh.  Siapa Anda adalah lima orang tedekat Anda. Begitu yang biasa disampaikan para motivator kondang. Yang jelas hal itu tidak terlalu terasa sginifikan buat saya.

Hidup memang yang penting hepi aja. "Feel Good" itu yang utama. Silahkan berterimakasih kepada yang menemukan rokok dan alkohol. Walau tak sehat dan bisa mengakibatkan suatu kehebohan jangka panjang. Paling tiak bisa bikin hepi untuk saat ini, hari demi hari terus menemani. Silahkan juga bagi yang hendak mengutuki, karena mereka memanfaat sisi “addicted” manusia untuk dijadikan ladang bisnis yang mendunia. Terserah.

Mata manusia punya batas,daya tahan manusia pun berbeda. Baiknya mengenali diri sendiri, kalau rokok buat Anda sakit, Alkohol membuat Anda pusing.Kolestrol membuat Anda lemas.Ya jangan dikonsmusi, Nikmat? monggo, silahkan saja kalau mau memperpendek usia.

Segala sesuatu toh ada konsekuensinya.Semua orang akan mati, cepat atau lambat. Jadi lebih baik nikmati hari ini, ya silahkan ae. Yang penting ente hepi tak mengusik kedamaian yang lain.

Di dunia ini umumnya sudah tidak ada yang sehat, semua sudah terkontaminasi. Yang membuat manusia bisa tetap eksis adalah kekebalan dirinya. Sistem pertahahan tubuh dan adaptasi yang kuat.

Ada kisah seseorang yang sangat sensitif soal hidup yang higienis, segala sesuatu harus serba bersih dan sehat. Akhirnya malah mati karena tubuhnya tidak imun, saya lupa namanya, kisahnya pun hanya tahu kesimpulannya saja. Bersih dan sehat itu juga harus, namun yang rasional saja, tidak terlalu over sampai jadi depresi. Ya iya, wong di dunia ini penuh dengan kuman dan racun.

Hal tersebut dikemukakan peneliti setelah sebuah studi yang dilakukan Charity Allergy di Inggris menunjukkan bahwa 40 persen kasus alergi yang terjadi saat ini meningkat dua kali lipat dibanding tahun 1990-an, padahal masyarakat saat ini punya kebiasaan yang lebih sehat dan bersih di banding masyarakat zaman dulu.

Akhirnya peneliti di University of California, San Diego menyimpulkan bahwa adanya kotoran, bakteri dan mikroorganisme lainnya bisa menguntungkan untuk kesehatan seseorang. “Bakteri sebenarnya baik untuk kita,” ujar Professor Richard Gallo seperti dikutip dari Dailymail, Senin (23/11/2009).

“Bakteri-bakteri itu bisa mengurangi inflamasi (peradangan) dan meningkatkan daya tahan tubuh jika ada luka sehingga luka itu tidak terlalu membengkak atau terasa perih di kulit,” jelas Gallo. Namun ada juga jenis bakteri merugikan yang bisa mengakibatkan inflamasi pada kulit, seperti bakteri dari spesies staphylococcal.

Kembali lagi, hidup yang penting hepi jangan dibuat tanpa expresi, jangan banyak basa-basi  asal memang “berdikari” dan tak “makan hati”.

NB: Sumber gambar (klik gambar)

*Diunggah dari Guritaberita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun