Mohon tunggu...
Garneta Asmara
Garneta Asmara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Padjadjaran

Saya merupakan seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Populer dalam Persepektif Komunikasi Budaya

31 Maret 2023   13:05 Diperbarui: 31 Maret 2023   13:05 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Perkembangan globalisasi yang dipengaruhi oleh modernisasi terjadi secara luas dan berkelanjutan mengikuti kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat tanpa jangkauan yang terbatas. Rasanya manusia dengan kemajuan teknologi hidup berdampingan mengetahui bahwa kemudahan yang diperoleh dari teknologi digital membuat pekerjaan dan aktivitas masyarakat menjadi lebih efektif dan fleksibel. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya dampak serta perubahan yang diterima suatu negara, khususnya negara Indonesia yang terkenal sebagai negara yang bersifat terbuka dan memiliki budaya luhur ramah yang juga dikenal oleh masyarakat diluar negara. Sementara globalisasi memiliki keterlibatan di bidang ekonomi, politik dan sosial budaya.

Masuknya budaya populer yang mempengaruhi beragam aspek kehidupan di masayarakat, mengubah banyak terapan pola hidup di lingkungan masyarakat. Aspek tersebut meliputi adanya perubahan cara berpakaian, cara berkomunikasi, pola pikir yang lebih liberal dan perilaku konsumtif yang dimiliki oleh masyarakat. Menurut beberapa para ahli seperti, William yang memaknai budaya popular adalah budaya yang banyak disukai, dan karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang. Kita paham bahwa budaya yang diciptakan melalui inovasi terbaru dan memiliki nilai modern akan membawa perubahan dalam nilai estetika sehingga dapat menarik perhatian masyarakat. Masyarakat di dunia modern begitu menyukai adanya pembaharuan suatu gagasan yang memberikan pengaruh dalam kehidupan mereka, maka terbentulah suatu kelompok yang memiliki kegemaran khusus dan dapat dibagi beberapa kelompok jenis yang berbeda.

Sementara para ahli yang lain mengemukakan bahwa industri budaya populer dapat dimengerti sebagai budaya yang sudah mengalami komodifikasi serta indutrialisasi media massa dan untuk memperoleh keuntungan, jelas Adorno dan Horkheimer. Dalam pengertian umumnya bahwa budaya populer memiliki tujuan tertentu salah satunya untuk memberikan keuntungan dalam pemasaran suatu produk, sasarannya adalah masyarakat umum yang didasari oleh sikap konsumtif dan mudah terpengaruh, dan produksi yang dilakukan oleh industri tersebut bersifat masif atau memiliki kuantitas yang tinggi. Karena fokus utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan, maka pemasaran secara luas dan kuantitas produksi yang besar sudah pasti menjadi salah satu aspek yang diperharikan untuk menjangkau pasar internasional.

Untuk memperkuat gagasan pada paragraf sebelumnya, seorang ahli bernama Burke mengatakan bahwa gagasan budaya populer zaman modern ada kaitannya dengan bentuk perkembangan kesadaran nasional pada akhir abad kedelapan belas, dan terletak pada usaha-usaha kaum intelektual untuk mengontruksi budaya populer sebagai budaya nasional. Sebagai pengertian secara umum berarti kaum intelektual ataupun agen pembawa perubahan yang mana kita ketahui adalah generasi yang lahir pada masa kini menyadarkan seluruh masyarakat bahwa tibanya suatu perubahan besar telah terjadi.

Keterkaitan budaya populer dengan suatu media massa memiliki hubungan yang kuat dan berdampingan keberadaan serta perannya. Mengetahui bahwa suatu budaya asing akan menyebar melalui sebuah media teknologi yang sangat mudah memperoleh informasi antar suatu negara dengan negara yang lain ataupun individu antar individu dari beragam budaya. Sehingga terjadinya interaksi atau komunikasi lintas budaya yang menyebabkan pembaruan budaya dan meleburnya asumsi-asumsi suatu budaya yang mempengaruhi budaya yang lain. Hal ini menyebabkan hilangnya budaya luhur yang telah ditanam dan hidup sejak dahulu, yang mana mengurangi nilai kelestarian budaya khas suatu negara.

Dapat dikatakan bahwa televisi dan media massa yang dapat menjangkau dunia hiburan bersifat persuasif merupakan bentuk komunikasi yang memberikan pengaruh budaya populer. Media massa menjadi sumber pengetahuan secara mendunia sehingga masyarakatnya dapat mengetahui informasi internasional atau tren yang sedang terjadi di suatu negara. Maka dari alat perantara tersebut dapat terjadi penyebaran budaya populer secara luas hingga menimbulkan banyak pro kontra masyarakat akan kehadirannya.

Kesimpulan yang dapat dikutip adalah budaya populer berkembang berdasarkan pengaruh globalisasi modern dan menimbulkan beragam asumsi atau ide baru di kalangan masyarakat. Hal tersebut dapat memperoleh suatu kebiasaan atau budaya baru ditengah masyarakat umum yang asing dengan adanya paham baru kemudian menjadi hal yang melebur di dalam kelompok masyarakat. Sementara suatu negara harus tetap mempertahankan suatu ciri khas budaya dari negara itu sendiri sehingga dapat dikenal oleh generasi selanjutnya dan menjadi nilai sejarah yang esensial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun